Muswil Sebagai Alat Kanalisasi Politik Nahdliyin Jateng
Semarang - Pelaksanaan Musyawarah Wilayah (Muswil) DPW PKB Jateng 26 Februari mendatang memiliki arti strategis bagi partai untuk menjadi alat politik kaum Nahdliyin. Selain itu, muswil juga akan mengukuhkan posisi partai tersebut pascakonflik dengan PKB versi (alm) KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Adanya halaqoh (pertemuan) warga Nahdliyin dan PKB yang digelar Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jateng, Kamis (16/2) di Pondok Pesantren Al Islah Mangkang Kulon, Semarang menjadi salah satu indikasinya.
Pengamat politik yang juga dosen Universitas Diponegoro (Undip) Semarang Muhammad Yulianto menyatakan, muswil PKB ini akan menjadi kompetisi regenerasi kepemimpinan Ketua DPW PKB Jateng Abdul Kadir Karding dengan jajarannya. Sebagai incumbent, Karding masih mempunyai peluang untuk menang dalam muswil. Namun, ini sangat tergantung dukungan dari kyai kultural (di luar PKB) dan struktural partai. Sebab, para kyai akar rumput tersebut selama ini memberikan dukungan kuat terhadap kekokohan partai.
Calon lain seperti Bupati Wonosobo Kholiq Arif, Sekretaris DPW PKB Jateng Fuad Hidayat, dan Sekretaris Komisi C DPRD Jateng Sukirman dinilai layak untuk menjadi figur atau calon pimpinan PKB Jateng. Semuanya memiliki kemampuan, kapabilitas, dan pengalaman yang cukup. Sukirman bisa menjadi figur alternatif. "Faktor yang paling menentukan dalam muswil PKB ini adalah dukungan dan restu dari kyai di luar PKB. Kyai inilah yang memberikan arahan terhadap kepengurusan PKB di tingkat kabupaten/ kota," katanya.
Menurut dia, kemungkinan potensi konflik dalam muswil tersebut sangat kecil. Lain halnya bila PKB versi Gus Dur yang masih memiliki basis kuat turut serta berkompetisi dalam musyawarah wilayah tersebut. Kekuatan bisa dipetakan dengan kedekatan wilayah, di mana Karding di pantura utara, Fuad di kawasan Kedu, sedangkan Kholiq di wilayah selatan seperti Wonosobo. Hal ini yang nantinya akan dikompromikan oleh para kyai.
Sementara itu, Ketua PWNU Jateng Muhammad Adnan menyatakan, 57 kyai NU se-Jateng akan hadir pada halaqoh bertema ''NU, PKB dan Bangsa''. Kyai yang hadir itu ada yang berada di posisi struktural NU dan PKB. Kegiatan ini juga diselenggarakan atas usulan para kyai NU se-Jateng dan bertujuan agar terjadi keselarasan hubungan antara keduanya. Beberapa kyai yang direncanakan bakal hadir diantaranya adalah KH Ahmad Sa'id Asrori (Kabupaten Magelang), KH Syu'ada Adzikya (Cilacap), KH Wahib Mahfid (Kebumen) dan KH Ubaidillah Sodaqoh (Semarang).
Sumber: SuaraMerdeka