
TEMPO Interaktif, Jakarta - Ketua Umum PB Nahdatul Ulama (NU) Said Aqil Siradj meminta kader Partai Kebangkitan Bangsa di DPR, menghindari cara-cara tak berakhlak dalam mengkritisi pemerintah.
Menurutnya, NU dan PKB pernah mengalami trauma pada masa lalu Ketika KH Abdurrahman Wahid (alm) menjadi presiden, dia dilengserkan dengan cara tidak baik. Wahid adalah eks Ketua PBNU dan juga pendiri PKB.
"Kita pernah punya presiden, setelah 22 bulan memimpin dilengserkan dengan cara amoral," kata Said, saat memberi sambutan pada acara pembukaan rapat kerja Fraksi PKB di Hotel Kartika Candra, Jakarta, Senin (31/1). "Makanya saya tidak mau cara-cara tidak berakhlak itu dilakukan PKB."
Dia meminta PKB tetap solid. Meski jumlahnya 'hanya' 28 orang, namun PKB harus bisa mewakili konstituennya, yaitu, warga nahdiyin. "Bekerja, benar-benar untuk rakyat," katanya.
Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar, meminta politisi PKB di Senayan, segera melakukan konsolidasi dan peningkatan kapasitas individu. Salah satu agenda penting yang harus direalisisasikan wakil PKB di DPR adalah membuka akses informasi seluas-luasnya kepada masyarakat. "Seperti informasi soal anggaran tahunan, harus dibuka," katanya. Sumber:
TempoInteraktif