Gerakan Negara Islam Indonesia (NII) yang merebak di Malang Jawa Timur dengan aksi penculikan maupun pencucian otak kepada sejumlah mahasiswa mendapatkan komentar dari Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jepara. Hal itu dikemukakan Abdul Khalik, ketua PC PMII Jepara saat ditemui NU Online di sekretariat PMII, Jalan KM Sukri No.139 Potroyudan, Selasa (26/4).
Menurutnya, PMII sebagai basis gerakan kampus akan menjadi lebih ideal jika berpartisipasi dalam memonitoring gerakan-gerakan ekstrim. Sebab, kampus menurutnya merupakan target utama operasi gerakan radikal tersebut.
“Menurut kami PMII akan lebih ideal jika turut serta memonitoring gerakan-gerakan ekstrim tersebut sebab target utama yang mereka serang adalah kampus,” jelasnya.
Hasil dari monitoring tersebut, lanjutnya perlu ditindaklanjuti dengan dua hal. Pertama, mengupayakan dialog bersama, diskursus terbuka sesuai dengan nilai-nilai akademis (sistematis-rasional dan obyektif). Kedua, jika hal tersebut benar-benar masuk wilayah penyimpangan agama maupun hukum negara maka PMII perlu berkoordinasi dengan ulama maupun dengan pihak kepolisian atau yang berwenang.
“Hal tersebut diupayakan untuk membangun sinergitas dan kemitraan dengan ulama/ kiai maupun dengan aparat kepolisian,”tambahnya.