KH Masdar F. Mas'udi: Siapkah NU Ditinggal Kiai Kharismatik?
TEGAL - Rais Syuriyah PBNU KH Masdar F. Mas’udi mengatakan, NU adalah pesantren besar. Jika pesantren maju dan berwibawa, maka NU pun maju berwibawa. Sebaliknya, jika pesantren mengendor, NU pun ikut mengenndor.
Pesanntren, sambung Kiai Masdar, itu tergantung kiai. Jika kiainya kharismatik, pesantren itu akan berjalan dengan baik dan berkharisma. Ini berpengaruh terhadap kharisma NU juga karena organisasi ini didirikan kiai-kiai kharismatik.
“Tapi sayangnya, kharisma kiai tidak bisa dicetak dan diprogram,” katanya di hadapan 200 peserta Rapat Pimpinan Daerah (Rapimda) Lembaga Ta’mir Masjid Nahdlatul Ulama (LTMNU) Kabupaten Tegal yang bertempat di aula Sena Ayu Graha SMKN 2 Slawi, Tegal, pada Sabtu, (30/3).
Menurut kiai kelahiran Purwokerto ini, kalau tidak diwanti-wanti dari sekarang, wibawa NU akan mengendor, sementara tantangan ke depan semakin besar. “Jika tergantung kepada tokoh kharismatik yang susah ditemukan, NU akan labil,” tambahnya.
Contohnya, belum lama ini, NU memiliki tokoh kharismatik seperti KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Ketika ia tiada, tak satu pun tokoh penggantinya. Tak ada satu pun kiai yang menandinginya.
Ia kemudian bercerita, ketika Nabi Muhammad SAW wafat, dia berkata, Sepeninggalku, kalian harus bertumpu kepada aturan Al-Quran dan Hadits.“Oleh karena itu, dalam berorganisasi, kita juga harus belajar bertumpu kepada nidzam atau kepada aturan main organisasi,” tambahnya.
Abad kesatu NU adalah masa publik figur dan kiai kharismatik. Abad kedua, kita harus siap-siap dengan nidzam dan aturan organisasi.
Rapimda bertema “Wujudkan masjid sebagai pusat pemberdayaan umat tersebut”, digelar atas kerjasama LTMNU Kabupaten Tegal, PP LTMNU, dan PT Sinde Budi Sentosa.
Sumber: NU Online