Kelakuan aneh orang-orang zaman now itu tidak ori, dulu pada zaman rasul masih hidup banyak orang-orang yang menjadi musuh islam dan musuh dalam selimut orang-orang islam itu sendiri. Masih menyoal ribut-ribut dimedsos soal Azan yang kemarin menyeret nama Mbah Yai Musthofa Bisri Rembang, ternyata dulu di zaman rasul ada salah satu kisah seorang tokoh yang menistakan azan.
Kisahnya bermula saat rombongan Kanjeng Nabi Muhammad dalam perjalanan pulang dari Hunain dan berpapasan dengan kabilah quraisy waktu itu. Saat rombongan Kanjeng Nabi berhenti untuk salat, rombongan kabilah quraisy itupun lewat. Apa yang mereka lakukan? mereka meniru-niru dan mengejek azan yang dikumandangkan salah satu anggota kabilah kanjeng nabi.
Akhlaq Kanjeng Nabi Terhadap Penista Azan
Kanjeng Nabi yang mendengar ejekan-ejekan kabilah Quraisy yang akan menuju kota Hunain itu pun menghentikan dan memanggil mereka dengan lembut. Dipanggilah siapa saja diantara kabilah tersebut yang suaranya paling keras, lalu kemudian diajari azan dengan lembut oleh kanjeng Nabi.
Bahkan awal mula kisah para penista azan ini kemudian malah menjadi Muazin termasyur dan termerdu di Masjidil Haram pada masanya, namanya Abu Mahdzuroh atau Aus bin Rabiah. Bahkan begitu spesialnya pertemuan dan akhlaq yang ditunjukkan Kanjeng Nabi kepada Abu Mahdzuroh, berkembanglah jadi kisah Muazin Gondrong
Dari semua orang di kabilah menuju Hunain penista azan yang kemudian diajari azan oleh Kanjeng Nabi, ternyata yang paling spesial adalah Abu Mahdzuroh. Suaranya keras namun merdu. Setelah Aus (Abu Mahdzuroh) ini selesai mengumandangkan azan, Kanjeng Nabi menghadiahinya perak, kemudian melepas sorban Abu Mahdzuroh dan mengusap ubun-ubunnya tiga kali seraya mendoakannya اللهم بارك فيه، وأهده إلى الإسلام
Abu Mahdzuroh pun kemudian diperintah oleh Kanjeng Nabi untuk jadi muazin di Makkah dan berjanji tak akan memotong rambut yang telah diusap oleh Kanjeng Nabi.
Duh gusti, paringono pituduh kagem kula lan sedherek-sedherek kula, saget nunut akhlaq kanjeng Nabi kados niku…