Jakarta,
Malam Lailatul Qadar merupakan momen yang paling dinanti seluruh umat Muslim. Sebab, pada malam tersebut Allah menjanjikan ampunan dan keberkahan yang sangat besar bagi hamba-hamba yang menemuinya. Hanya, kedatangannya tidak bisa diprediksi ketepatannya seratus persen.
Umat Muslim hanya bisa memprediksi berdasarkan pendapat para ulama. Di antara sejumlah prediksi yang ada, Imam Al-Ghazali memiliki metode yang lebih matematis. Berikut adalah penjelasan metode Al-Ghazali sebagaimana pernah dipublikasikan dalam tulisan Kaidah Menandai Lailatul Qadar Menurut Al-Ghazali.
1. Jika awal Ramadhan jatuh pada hari Ahad atau Rabu, maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-29
2. Jika awal Ramadhan hari Senin maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-21
3. Jika awal Ramadhan hari Selasa atau Jum`at maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-27
4. Jika awal Ramadhan hari Kamis maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-25
5. Jika awal Ramadhan hari Sabtu maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-23
Perhitungan Al-Ghazali ini dinilai cukup representatif, bahkan Syekh Abu Hasan asy-Syadzili pun menggunakannya. Dalam testimoninya, asy-Syadzili berkomentar, “Semenjak saya menginjak usia dewasa Lailatul Qadar tidak pernah meleset dari jadwal atau kaidah tersebut."
Sebagaimana diketahui, baik Pemerintah melalui Kementerian Agama ataupun Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melalui Lembaga Falakiyah PBNU mengikhbarkan bahwa awal Ramadhan 1443 H jatuh pada hari Ahad, 3 April 2022.
Artinya, jika mengacu prediksi matematis Al-Ghazali di atas, maka malam Lailatul Qadar Ramadhan tahun ini (malam ke-29) jatuh pada tanggal 1 Mei 2022 M. Meski demikian, prediksi tersebut tidak bisa dijadikan sebagai sebuah ketepatan. Lailatul Qadar bisa jatuh di tanggal berapa saja karena prediksi ini tidak tunggal, ada banyak sekali pendapat ulama.
Sebagai saran, umat Muslim dianjurkan untuk memperbanyak membaca doa di bawah ini selama Ramadhan agar bisa meraih malam Lailatul Qadar.
اللَّهُمَّ إنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ العَفْوَ فاعْفُ عَنِّي
Allâhumma innaka ‘afuwwun tuḫibbul ‘afwa fa‘fu ‘anni’
Artinya, “Wahai Tuhan, Engkau Maha Pengampun, menyukai orang yang minta ampunan, ampunilah aku.”
Kontributor: Muhamad Abror Editor: Aiz Luthfi
Artikel ini di kliping dari www.nu.or.id sebagai kliping/arsip saja. Segala perubahan informasi, penyuntingan terbaru dan keterkaitan lain bisa dilihat di sumber.