Raksasa teknologi Amazon, melalui anak perusahaannya Amazon Web Service (AWS), semakin serius dalam menggarap energi nuklir. Mereka telah menanamkan investasi senilai lebih dari Rp 7,7 triliun kepada perusahaan rintisan X-energy. Tujuannya? Menjamin pasokan energi listrik yang melimpah untuk pusat data kecerdasan buatan (AI) mereka yang semakin berkembang.
"Kami melihat kebutuhan akan daya listrik dalam skala gigawatt dalam beberapa tahun mendatang," ungkap CEO AWS, Matthew Garman. "Proyek tenaga angin dan surya tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Oleh karena itu, energi nuklir menjadi peluang yang menjanjikan."
Investasi AWS ini ditujukan untuk pengembangan desain reaktor nuklir modular kecil (SMR) milik X-energy. SMR ini merupakan jenis reaktor nuklir canggih yang ukurannya jauh lebih kecil dibandingkan dengan pembangkit listrik tenaga nuklir tradisional. Ukurannya yang kompak memungkinkan SMR dibangun lebih dekat ke jaringan listrik, sehingga proses pembangunannya lebih cepat.
Keunggulan lain dari SMR adalah waktu konstruksinya yang lebih singkat dibandingkan dengan reaktor nuklir konvensional. Hal ini membuat SMR bisa beroperasi lebih cepat dan efisien dalam memenuhi kebutuhan energi.
Amazon berencana menggunakan desain SMR ini untuk empat proyek SMR bersama Energy Northwest, sebuah konsorsium utilitas publik di negara bagian Washington. Proyek ini direncanakan akan mulai beroperasi pada awal tahun 2030-an.
Keempat reaktor SMR tersebut nantinya akan menghasilkan listrik dengan kapasitas gabungan sebesar 320 megawatt (MW). Amazon sendiri akan membeli listrik dari empat modul pertama tersebut. Tidak hanya itu, Amazon juga memiliki opsi untuk membangun 12 unit SMR tambahan yang menghasilkan hingga 960MW.
Dengan kapasitas tersebut, Amazon memperkirakan SMR ini akan menghasilkan listrik yang cukup untuk menyalakan 770.000 rumah di Amerika Serikat. Listrik tambahan dari lokasi yang diperluas akan tersedia untuk Amazon, serta bisnis dan rumah lainnya di wilayah tersebut.
Langkah Amazon ini menunjukkan bahwa energi nuklir semakin menjadi pilihan yang menarik bagi perusahaan teknologi besar dunia. Selain Amazon, Microsoft dan Google juga telah menunjukkan minat yang sama dalam memanfaatkan energi nuklir untuk memenuhi kebutuhan pusat data AI mereka yang terus meningkat.
Ke depan, kita bisa berharap akan lebih banyak perusahaan teknologi yang melirik energi nuklir sebagai solusi untuk mengatasi tantangan energi yang semakin kompleks.