Skip to content

emka.web.id

menulis pengetahuan – merekam peradaban

Menu
  • Home
  • Tutorial
  • Makalah
  • Ke-NU-an
  • Kabar
  • Search
Menu

Film Jumbo 9,2 Juta Penonton: Faktor Fluke Effect, Apa itu?

Posted on May 12, 2025 by syauqi wiryahasana

Rian Adriandi, seorang komedian yang bertransformasi menjadi sutradara film animasi, berbagi pengalaman inspiratif di balik kesuksesan film “Jumbo”. Film animasi Indonesia ini ternyata mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat Indonesia.

Rian menekankan pentingnya melibatkan orang lain dalam proses kreatif. Dengan mengundang orang lain ke dalam proses pembuatan film, tanpa disadari muncul rasa memiliki terhadap proyek tersebut. Rian juga meyakini bahwa tidak ada ilmu yang sia-sia. Pengalaman sebagai komedian membekalinya dengan kemampuan public speaking dan design thinking yang sangat berguna dalam menyutradarai film animasi.

Rian bercerita tentang pengalamannya melamar kerja di Pixar yang ditolak berkali-kali. Namun, penolakan tersebut justru menjadi motivasi untuk mengembangkan diri. Feedback yang diberikan oleh Pixar sangat berharga untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan diri. Rian juga menyadari bahwa setiap orang memiliki keunikan masing-masing dan tidak perlu terpaku pada idola.

Kesuksesan “Jumbo” tidak lepas dari faktor “fluk” atau keberuntungan. Film ini dirilis pada momen yang tepat, yaitu saat libur Lebaran, di mana banyak keluarga yang belum sempat ke bioskop. Selain itu, word of mouth dari penonton yang puas juga sangat membantu meningkatkan jumlah penonton. Rian dan timnya juga memanfaatkan media sosial untuk berinteraksi dengan penonton dan membangun rasa memiliki terhadap film tersebut.

“Jumbo” ditujukan untuk semua umur. Dengan tagline “film untuk kita, untuk anak-anak kita, dan untuk anak-anak dalam diri kita”, film ini berhasil menjangkau berbagai kalangan usia. Rian sengaja mengambil latar tahun 2000-an untuk membangkitkan nostalgia orang tua dan memperkenalkan kehidupan tanpa gadget kepada anak-anak.

Rian juga menyoroti masalah bullying yang masih marak terjadi di kalangan anak-anak. Ia berharap film “Jumbo” dapat menjadi ruang aman bagi anak-anak untuk berbagi pengalaman dan perasaan mereka.

Rian mengamati bahwa generasi muda saat ini tumbuh di era digital yang serba cepat. Ia mengajak generasi muda untuk belajar mendengarkan, baik mendengarkan orang lain maupun mendengarkan diri sendiri. Rian juga menekankan pentingnya jujur pada diri sendiri dan berani mengungkapkan perasaan.

Proses pembuatan film animasi “Jumbo” memakan waktu yang cukup lama dan biaya yang lebih besar dibandingkan film biasa. Namun, Rian dan timnya tidak menyerah dan terus berusaha memberikan yang terbaik. Rian juga sangat bersyukur dapat bekerja sama dengan Angga Sasongko dan Visinema Studios yang memberikan dukungan penuh dan kebebasan berekspresi.

Rian tidak ingin terbebani dengan kesuksesan “Jumbo” dan tidak ingin memaksakan diri untuk membuat film lanjutan yang harus lebih sukses. Ia ingin tetap berkarya dengan passion dan genuinitas yang sama seperti saat membuat film pertama.

Rian meyakini bahwa kualitas adalah model bisnis terbaik. Produk yang baik akan mengubah konsumen menjadi fans yang loyal. Rian juga belajar banyak dari pengalaman membuat film animasi di Amerika Serikat. Ia mengagumi sistem pengarsipan yang baik dan akses yang mudah terhadap sumber daya.

Rian berpesan kepada anak-anak muda untuk tidak takut pada penolakan. Penolakan dapat menjadi motivasi untuk mengembangkan diri dan menemukan kekuatan diri. Rian juga mengajak anak-anak muda untuk berani membuat kesempatan sendiri dan tidak terpaku pada pola-pola yang sudah ada.

Rian menutup perbincangan dengan menekankan pentingnya passion, konsistensi, dan kesabaran dalam berkarya. Dengan passion, konsistensi dan kesabaran, kita dapat menciptakan masa depan baru yang lebih baik.

Terbaru

  • Apa itu Beasiswa Mutual+ 2025, Syarat, Ketentuan dan Cara Daftarnya
  • Ini Jadwal Resmi Olimpiade Madrasah Indonesia OMI 2025
  • Reportase Kelas: AI dalam Pelayanan Medis Masa Depan
  • IPDN Gelar Seleksi Kompetensi Dasar 2025, Ini Aturannya
  • Ferry Irwandi Bahas Apa itu Friction Shifting Theory?
  • Cara Blokir Game Albion Online Menggunakan Mikrotik
  • EMPAT Cara Mempercepat Loading Website
  • 7 Kesalahan Umum Saat Koding Python bagi Pemula
  • Cara Memanfaatkan Port USB di Router Kalian Biar Tidak Sia-sia
  • Cara Terbaru Membuat Live USB 2025 Anti Gagal
  • Cara Memaksimalkan Penggunan HP Samsung Galaxy Fold 7
  • RUMOR: Google Pixel 10 Bakal Fokus ke eSIM, Bye-Bye Kartu SIM Fisik?
  • Runtuhnya Konstantinopel Bikin Indonesia Terjajah? BENARKAH!?
  • BARU TAHU! Kentang Ternyata Berevolusi dari Tomat Liar
  • Apa itu NISAR, Kolaborasi Pemantau Bumi dari Amerika-India, Indonesia Ngapain?
  • Apple Gelontorkan Rp1.500 Triliun, Perluas Jejak di Amerika Serikat
  • Microsoft Tembus Valuasi USD 4 Triliun, Disokong Moncernya Bisnis AI
  • Pajak Motor Gampang Dibayar di Indomaret, Begini Caranya!
  • Bener Kan! MECO & DR. LANE Dicabut Izin oleh BPOM
  • Contoh Makalah PAI Kelas 7: Hikmah Doa Masuk Pasar
  • Apa Saja Negara-negara Berpenduduk Paling Sedikit di Dunia?
  • Inilah Daftar Provinsi di Indonesia Berdasarkan Tingkat Korupsi
  • Siapa Kim Keon Hee, Ibu Negara Korea, Si Penipu Kripto & Korup?
  • Inilah Kunci Jawaban PAI Kelas 7 Halaman 82 Materi Ayat Sajdah
  • Aturan BARU Komdigi! Starlink Dilarang Di Mobil Bergerak
  • Top 30 Kampus Terbaik di Indonesia Versi Webometrics Juli 2025
  • Universitas Pertamina Masih Buka Pendaftaran, Ini Daftar Jurusannya!
  • Rekrutmen Dosen Tetap UGM 2025 Resmi Dibuka
  • Indonesia Resmi Punya Rudal Balistik KHAN!
  • Gibran Resmi Ditangkap! Mantan CEO eFishery Kasus Penggelapan Dana
  • Apa itu Beasiswa Mutual+ 2025, Syarat, Ketentuan dan Cara Daftarnya
  • Ini Jadwal Resmi Olimpiade Madrasah Indonesia OMI 2025
  • Reportase Kelas: AI dalam Pelayanan Medis Masa Depan

©2025 emka.web.id | Design: Newspaperly WordPress Theme