Skip to content

emka.web.id

menulis pengetahuan – merekam peradaban

Menu
  • Home
  • Tutorial
  • Search
Menu
React2Shell

Apa itu Bug React2Shell? Sudah Serang Lebih dari 30 Organisasi dan 77.000 IP Address

Posted on December 7, 2025

Sebuah celah keamanan yang disebut React2Shell telah dieksploitasi oleh kelompok peretas untuk menargetkan lebih dari 30 organisasi dan 77.000 alamat IP di seluruh dunia. Serangan ini, yang terungkap pada hari Kamis, menunjukkan potensi dampak yang luas dari kerentanan yang belum ditambal ini. BleepingComputer, sebuah situs web yang berfokus pada keamanan komputer, melaporkan bahwa serangan tersebut menggunakan React2Shell, sebuah alat yang dirancang untuk memungkinkan peretas mengontrol sistem yang rentan.

React2Shell adalah sebuah shell yang dirilis oleh pengembang keamanan, tool ini sendiri telah dikritik karena desainnya yang berpotensi berbahaya. Alat ini, jika tidak digunakan dengan sangat hati-hati, dapat memungkinkan peretas untuk mendapatkan akses jarak jauh ke sistem yang terbuka dan tidak terlindungi. Celah dalam React2Shell memungkinkan peretas untuk menginstal backdoor, yang memungkinkan mereka untuk mengontrol sistem yang terkena dampak secara berkelanjutan.

Menurut laporan, para peretas menggunakan React2Shell untuk menginstal backdoor di sistem yang rentan, yang kemudian mereka gunakan untuk mengumpulkan informasi, mengirimkan spam, atau melakukan aktivitas berbahaya lainnya. Para peneliti keamanan telah mengidentifikasi bahwa serangan tersebut menargetkan berbagai industri, termasuk layanan publik, perusahaan teknologi, dan organisasi keuangan.

Tim keamanan BleepingComputer menemukan bahwa beberapa sistem yang terpengaruh tidak memiliki patch keamanan terbaru untuk React2Shell, yang memungkinkan para peretas untuk mengeksploitasi kerentanan tersebut. Hal ini menekankan pentingnya menjaga sistem perangkat lunak tetap mutakhir dengan patch keamanan terbaru untuk melindungi terhadap ancaman.

Para peneliti juga menemukan bahwa para peretas menggunakan alamat IP yang disalahgunakan untuk menyembunyikan identitas mereka dan menghindari deteksi. Mereka juga menggunakan berbagai teknik untuk mengelabui korban agar mengunduh dan menginstal React2Shell.

Sebagai tanggapan terhadap serangan tersebut, para peneliti keamanan telah merekomendasikan kepada organisasi bahwa mereka segera memeriksa sistem mereka untuk melihat apakah mereka telah terpengaruh oleh React2Shell. Jika ditemukan, mereka harus segera menghapus alat tersebut dan menerapkan patch keamanan terbaru. Selain itu, organisasi harus meningkatkan kesadaran keamanan mereka dan melatih karyawan tentang cara mengenali dan menghindari serangan phishing dan malware lainnya.

Insiden ini berfungsi sebagai pengingat yang kuat tentang pentingnya keamanan siber dan perlunya tindakan proaktif untuk melindungi sistem dari ancaman. Keberhasilan serangan ini menyoroti potensi risiko yang terkait dengan alat keamanan yang tidak terlindungi dan pentingnya menjaga sistem tetap mutakhir dengan patch keamanan terbaru. Terusannya, para ahli keamanan memperingatkan organisasi untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melindungi diri mereka sendiri dari serangan yang terus berkembang ini. Keamanan siber tidak hanya menjadi tanggung jawab individu, tetapi juga tanggung jawab kolektif dari organisasi dan pemerintah.

Sumber: bleepingcomputer.com, https://react2shell.com/

Terbaru

  • Apa itu Bug React2Shell? Sudah Serang Lebih dari 30 Organisasi dan 77.000 IP Address
  • Google Store Black Friday 2025: Penawaran Spesial untuk Pixel, Nest, dan Lainnya!
  • Boxville 2 Gratis di Playstore, Plus Diskon Lainnya!
  • Cara Atasi Masalah Pembacaan Suara (Read Aloud) di Windows Copilot Tidak Berfungsi
  • Kementerian Kesehatan Inggris Akui Data Breach, Akibat Zero-day Oracle DB?
  • Google Akan Perkenalkan Autofill Google Wallet di Chrome untuk Pembayaran Lebih Mudah
  • Google Pixel Akan Perkenalkan Launcher Device Search Baru, Lebih Cepat dan Pintar
  • Hacker Serang Bug VPN di ArrayOS AG untuk Menanam Web Shell
  • Cara Menonaktifkan Error “ITS Almost time to restart in Windows”
  • Google Fi Mendukung Panggilan Telepon RCS Melalui Web, Lebih Mudah dan Efisien
  • Data Breach Marquis: Hajar Lebih Dari 74 Bank dan Koperasi AS
  • Google Search Akan Adopsi ‘Continuous Circle’ untuk Hasil Pencarian Terjemahan, Lebih Cerdas dan Kontekstual
  • Rusia Memblokir Roblox Karena Distribusi ‘Propaganda LGBT’
  • Google Gemini Redesain Web Total di Desember 2025, Fokus UX yang Lebih Baik
  • Apa itu Google Workspace Studio? Tool Baru untuk Pembuat Konten?
  • Cara Menggunakan Xbox Full-Screen Experience di Windows
  • Korea Tahan Tersangka Terkait Penjualan Video Intim dari Kamera CCTV yang Diretas
  • Kebocoran Galaxy Buds 4 Mengungkap Desain dan Fitur Baru, Mirip Apple?
  • Sudah Update Windows KB5070311 dan Apa Saja Yang Diperbaiki?
  • Cara Menonaktifkan Fitur AI Actions (Tindakan AI) di Menu Windows Explorer
  • Microsoft Edge AI vs. OpenAI’s Atlas Browser: Perbandingan dan Perbedaan Utama
  • Cara Memasang Folder Sebagai Drive di Windows 11
  • Cara Memperbaiki Error 0xC1900101 0x40021 pada Update Windows 11
  • Malware Glassworm Serang Lagi VSCode, Hati-hati!
  • Walmart dan Google Bermitra untuk Kamera Rumah Google Home: Pengalaman Langsung
  • Gemini Dapat Bisa Atur Perangkat Rumah Melalui Home Assistant Pakai Suara, Desember 2025
  • Asahi, Produsen Bir Jepang, Akui Kebocoran Data 15 Juta Pelanggan
  • Google Messages Ada Fitur Baru: Pesan Grup, Mode Gelap dan Integrasi dengan Google Duo
  • 5 Laptop ASUS Terbaik dengan Tampilan Mewah dan Build Quality Premium
  • Pria di Balik Serangan ‘Twin Wifi’ Mencuri Wifi, Dikenakan Hukuman 7 Tahun Penjara
  • Apa itu Bug React2Shell? Sudah Serang Lebih dari 30 Organisasi dan 77.000 IP Address
  • Google Store Black Friday 2025: Penawaran Spesial untuk Pixel, Nest, dan Lainnya!
  • Boxville 2 Gratis di Playstore, Plus Diskon Lainnya!

©2025 emka.web.id | Design: Newspaperly WordPress Theme