Sumedang – Karakteristik keberislaman Nahdlatul Ulama (NU) adalah representasi Islam asli Indonesia. Ia membawa nilai-nilai kerahmatan bagi semua. NU bukan Islam pendatang yang menghalalkan cara kekerasan.
Pandangan ini disampaikan Ketua Pengurus Wilayah NU (PWNU) Jawa Barat Eman Suryaman dalam acara Halal Bihalal dan Silaturahim Pengurus Cabang NU (PCNU) Sumedang, Jawa Barat, bertema “Persaudaraan ’ala Ahlussunnah Waljama’ah sebagai Pemersatu Bangsa” di kompleks Pondok Pesantren Modern an-Nuur Sumedang, Sabtu (31/8).
“Islam itu ada islamnya pendatang; juga ada Islamnya Indonesia, yaitu Nahdlatul Ulama. Islam adalah agama rahmatan lil’alamin tidak memakai dengan kekerasan,” ujarnya.
Eman mengapresiasi sejumlah pelatihan Lembaga Ta’mir Masjid NU (LTMNU) yang telah digelar beberapa kabupaten dan kota di Jawa Barat. Menurut dia, kegiatan tersebut berguna untuk menjaga masjid-masjid Nahdliyin dari kelompok-kelompok yang sengaja ingin merusak keharmonisan.
“Ini juga penting karena untuk melestarikan Islam Indonesia,” tuturnya.
Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari, sambung Eman, telah membuktikan kecintaannya terhadap Nusantara dengan tetap menghargai kebhinnekaan dan mempersatukan Indonesia. PBNU, katanya, selama ini menghormati empat pilar Indonesia, Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, dan Undang-undang Dasar tahun 1945.
Halal Bihalal PCNU Sumedang ini dimulai sejak Jumat dengan acara Sima’an al-Qur’an 30 Juz oleh Pimpinan Cabang Jam’iyyah Qurra’ wal Huffadz NU (JQHNU) Kabupaten Sumedang. Esok paginya digelar tawassulan, dipimpin langsung oleh Rais Syuriah PWNU Jawa Barat KH Moch Aliyuddin. Sumber: NU Online