Skip to content

emka.web.id

menulis pengetahuan – merekam peradaban

Menu
  • Home
  • Tutorial
  • Makalah
  • Ke-NU-an
  • Kabar
  • Search
Menu

Mahasiswa UMY Ciptakan Alat Pendeteksi Tanah Longsor

Posted on January 29, 2012

Bencana tanah longsor memang tidak dapat diprediksi kapan terjadi, hanya saja beberapa wilayah berpontensi longsor sudah bisa dipetakan. Pemikiran itu yang akhirya mendorong R. Herjuna Sandra Darnastri menciptakan alat deteksi dini tanah longsor tepat guna bersensor cahaya.

Mahasiswa Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (TE UMY) itu berharap, alat  dapat digunakan pada daerah yang sudah berpotensi longsor, sehingga masyarakat yang berada di sekitarnya dapat menyelamatkan diri ketika ada peringatan akan terjadi longsor.

Apalagi ketika memasuki musim hujan dengan intensitas tinggi. Beberapa wilayah di Daerah Istimewa Yogyakarta seperti Bantul, Gunungkidul, Sleman dan Kulonprogo berpotensi terjadi longsor. “Alat dapat dikoneksikan dengan tanda nyala lampu dan bunyi sirine saat tanah bergeser dalam jarak tertentu,”katanya beberapa waktu lalu.  

Menurut dia, beberapa alat deteksi tanah longsor yang diciptakan kebanyakan menggunakan potensiometer untuk mendeteksi terjadi tanah longsor. Namun dalam alatnya, Herjuna menggunakan sensor cahaya pada alat LDR (light dependent resistor) dan LED (light emitting diodes).

Ia menjelaskan, sensor cahaya digunakan karena potensiometer bila digunakan terus menerus dalam jangka waktu tertentu akan menimbulkan kerusakan. Selain menghasilkan nilai yang lebih stabil, alat deteksi dengan sensor cahaya akan lebih mudah dalam pembuatan mekanik dan kalibrasi alat.

Lebih lanjut di jelaskan Harjuna, dalam proses pendeteksiannya, beberapa patok secara paralel ditanamkan di bagian-bagian tanah yang rawan longsor. Patok lalu dihubungkan ke LDR dan LED dengan menggunakan kawat baja elastis. Saat tanah bergeser, patok juga ikut bergerak menarik kawat baja sehingga LED menjauhi LDR.

“Akan diperoleh nilai ADC (analog digital converter) yang dikonversikan menjadi nilai pergeseran tanah dengan satuan sentimeter. Nilai pergeseran itu lalu ditampilkan pada layar LCD (Liquid Crystal Display)”, terang Herjuna.

Selain tampilan pergeseran tanah pada LCD, alat ini juga menghasilkan output berupa peringatan dini dengan lampu indikator dan bunyi sirine. Ada tiga warna lampu indikator yang digunakan. Warna hujau menandakan terjadinya pergeseran tanah dua hingga tiga dengan keadaan masih normal.

Lampu kuning menandakan kondisi siaga satu dengan jarak pergeseran tiga hingga empat centimter. Sementara lampu merah berarti siaga dua mulai dari empat cm. “Sementara sirine akan berbunyi pada kondisi siaga tiga dengan jarak lima centimeter atau lebih. Pada alat simulasi ini saya menggunakan alat buzzer untuk menghasilkan suara. Sementara untuk aplikasinya dapat menggunakan alat yang menghasilkan suara yang lebih besar sehingga dapat didengar pada jarak yang lebih jauh” terangnya.

Pergeseran tanah lima centimeter, menurut Herjuna dapat dinyatakan sudah cukup membahayakan atau dapat menimbulkan tanah longsor. Pergeseran tanah lima centimeter akan membentuk rekahan tanah yang cukup besar sebesar lima centimeter.

Jika terjadi hujan, rekahan tanah ini dikahawatirkan akan dialiri air hujan dimana aliran air ini bisa membentuk bidang longsor yang mengakibatkan tanah longsor. “Dengan alat ini, masyarakat yang tinggal di daerah rawan longsor punya waktu untuk menyelamatkan diri dengan melihat lampu indikator dan suara yang ditimbulkan”, jelasnya.

Sumber: TribunNews

Terbaru

  • Cara Menggunakan Stellarium Web
  • Cara Menghapus Data KTP Pribadi di Pinjol yang Belum Lunas
  • Cara Mengganti Nomor TikTok yang Tidak Aktif atau Hilang Tanpa Verifikasi
  • Cara Menggunakan BCA PayLater Terbaru 2025
  • Cara Mendapatkan IMPoint Indosat IM3 Ooredoo Gratis via MyIM3
  • Apa Arti TikTok ‘Shared With You’?
  • Cara Menghapus Data KTP di Pinjol: Panduan Lengkap
  • Cara Download WhatsApp GB Terbaru 2025 – Fitur Lengkap & Aman
  • Review WhatsApp Beta: Apakah Aman? Cara Instal dan Cara Keluar
  • Bebong: Makna, Asal Usul, dan Penggunaan dalam Bahasa Indonesia
  • Spinjam dan Spaylater: Apa yang Terjadi Jika Terlambat Membayar dan Bisakah Meminjam Lagi?
  • Cara Download dan Menonton Dood Stream Tanpa Iklan – Doods Pro
  • Cara Menghentikan dan Mengatasi Pinjol Ilegal
  • Kode Bank BRI untuk Transfer ke PayPal
  • Cara Menyadap WhatsApp Tanpa Aplikasi dan Kode QR
  • Apa yang Terjadi Jika Telat Bayar Shopee PayLater?
  • Telat Bayar Listrik 1 Hari: Apa yang Terjadi?
  • Cara Mengunduh Foto Profil WhatsApp Teman di Android, iPhone, dan PC/Mac
  • Rekomendasi Aplikasi Edit Foto Ringan Terbaik untuk PC Windows dan macOS
  • Cara Membeli Diamond Mobile Legends Menggunakan Pulsa Telkomsel
  • Tutorial Menggunakan Aplikasi Dana: Cara Top Up Dana dengan Mudah, Cepat, dan Murah untuk Pemula
  • Website Konverter YouTube ke MP3 Terbaik 2025
  • Cara Mengatasi Otorisasi Kadaluarsa Higgs Domino Tanpa Login Facebook
  • Tips Main E-Football 2024: Strategi Pemilihan Tim dan Pemain Terbaik
  • DramaQ: Situs Nonton Drakor Sub Indo Terbaru dan Lengkap
  • IGLookup: Cara Download APK dan Informasi Lengkap
  • Cara Daftar DrakorID? Apakah DrakorID Streaming Penipu/Ilegal?
  • Cara Login, Register, dan Transfer Data MyKONAMI
  • Website PT Melia Sehat Sejahtera Apakah Penipuan?
  • Alternatif APK Bling2: Alternatif Stylish untuk Ekspresi Diri
  • Cara Menggunakan Stellarium Web
  • Cara Menghapus Data KTP Pribadi di Pinjol yang Belum Lunas
  • Cara Mengganti Nomor TikTok yang Tidak Aktif atau Hilang Tanpa Verifikasi

©2025 emka.web.id | Design: Newspaperly WordPress Theme