Skip to content

emka.web.id

menulis pengetahuan – merekam peradaban

Menu
  • Home
  • Tutorial
  • Search
Menu

Gus Mus: Ingatlah Sejarah! Jagalah Keteladanan!

Posted on October 10, 2011

Semarang, NU Online
Para tokoh agama sekarang banyak yang tidak meniru Rasulullah dalam berdakwah. Kalau Nabi Muhammad, mengajak berbuat kebaikan, maka ia sendiri menyontohkan. Memberi teladan.

Sedangkan orang sekarang, menyuruh umat dermawan tapi dia sendiri pelitnya tidak karuan. Justru yang bisa meniru Kanjeng Nabi, kata Gus Mus, adalah Soeharto.

“Pak Harto mengajak rakyat kaya, dia sendiri kaya. Mengajak meniru orang Barat yang kapitalis, dia menjadi kapitalis duluan,” tutur budayawan ini dengan nada canda, dalam Dialog Merajut Nilai Kebangsaan dalam rangka Memperingati 56 Tahun Yayasan Buddhagaya & Hari Sumpah Pemuda, di Ruang Serba Guna Vihara Jl Perintis Kemerdekaan Watungong, Semarang, Ahad 99/10).

Acara dihadiri seribuan orang tokoh dan umat berbagai agama, kepercayaan, etnis dan golongan. Juga dihadiri Wakil Walikota Semarang Hendrar Prihadi, pejabat Kanwil Kementrian Agama Jawa Tengah dan aktivis seni budaya serta para mahasiswa.

Kiai yang dikenal sebagai seniman dan budayawan ini mengatakan, umat manusia sudah dari sononya  bermacam-macam. Andai Tuhan menghendaki, kata dia, mudah saja Tuhan membuat semua manusia sama. Tetapi Tuhan sengaja membuat umatnya seperti gado-gado.

Masalahnya, sejak Soeharto mengambil alih kekuasaan, berbagai bahan gado-gado itu diblender. Dipaksa seragam. Sampai suatu masa, pada 1997, seluruh benda harus berwarna kuning, termasuk masjid.

Akibat dari itu, rakyat Indonesia tak terbiasa berbeda. Karena terdidik demikian, orang jadi benci perbedaan. Yang tidak sama diharamkan atau dianggap musykil. Inilah yang belakangan melahirkan gerakan radikal dan semacamnya.

“Kita terlalu lama diajari Pak Harto tidak boleh berbeda. Sehingga kita tidak siap dengan ketidakseragaman. Padahal dari sononya kita itu dikehendaki Tuhan beraneka rupa,” tutur kyai yang dikenal sebagai budayawan dan seniman ini.

Para pejabat pemerintah semasa Soeharto berkuasa, lanjut dia, selalu menggembar-gemborkan Pancasila, tetapi tidak pernah menguraikan isi lima sila itu. Pancasila dikorupsi, P4 juga dikorupsi, tak pernah dibabarkan isinya.

Sehingga, lanjutnya, orang bisa lupa dasar negara dan falsafah hidup bangsa Indonesia itu. Apalagi setelah Pancasila dijadikan alat represi politik. Siapapun yang tidak disukai langsung dituding anti Pancasila lantas ditangkap atau disingkirkan.

“Para pejabat dulu mengorupsi Pancasila. Lalu menjadikan sebagai alat politik yang sadis. Jadinya kita muak dengan itu. Mendengar kata Pancasila apalagi mengucapkan, kita ogah,” ujarnya seraya menerangkan pepatah Arab arrro’yatu ala dini mulkihim (rakyat itu tergantung apa agama/pedoman para pemimpinnya.

Kiai yang biasa berpuisi ini juga mengingatkan, rezim orde baru juga melakukan kezaliman terhadap etnis keturunan Tionghoa dan mengakui sendiri perjuangan bangsa sebagai perannya, orang lain dianggap tidak berjuang, maka hal itu ditiru sekelompok manusia kerdil pikiran zaman sekarang.

Sebagian pemeluk agama, apapu agamanya, tambah Wakil Rais Aam PBNU ini, meniru pola orde baru dalam menyikapi agamanya. Seseorang yang baru mengerti agama selevel SD atau SMP, merasa sudah tahu agama secara sempurna. Lalu mengangap dirinya benar dan orang lain salah semua. Akibatnya, berani mengkafirkan orang lain dan kemudian menumpahkan darah saudaranya.

“Beragama itu ada tingkatannya. Ibarat sekolah, mulai TK sampai perguruan tinggi. Masalahnya, ada yang baru setingkat SD atau SMP sudah merasa paling tahu agama. Lalu menyalahkan orang lain di luar diri atau kelompoknya,” tandas dia.

Ingatlah Sejarah

Dalam dialog yang dimoderatori Rektor Universitas Katholik Soegijapranata Semarang, Prof Dr Budi Widianarko, Bukkhu Vihara Buddhagaya Watugong Semarang,  Banthe Dhammasubho Mahatera menyampaikan, negara tetap bisa utuh apabila bangsanya tidak melupakan sejarah. Rakyatnya tidak meninggalkan sastra budaya sendiri, dan pemimpinnya malu berbuat jahat, takut akan akibatnya.

Negara-negara yang bisa besar dan menginspirasi dunia, seperti China, India, Jepang, Inggris, Amerika, semua karena menjaga sejarahnya. Monumen maupun tengara sejarahnya tetap dijaga dan nilai ajaran budayanya terus dilestarikan.

“Ingatlah sejarah. Sejarah ini adalah kunci utuhnya suatu negara,” tutur Biksu yang pandai bercanda bahkan pernah juara Lawak ini.

Ketua Dewan Sesepuh Sangha Theravada Indonesia ini menjelaskan, sejarah bangsa Nusantara sebenarnya sangat gemilang. Sejak Kerajaan Kalingga yang dipimpin Ratu Shima, Nusantara punya budaya luhur nan jaya.

Lalu kerajaan Sriwijaya di Swarna Dwipa, terus Medang Kamulan di Jawa yang dipimpin Prabu Dharmawangsa. Berlanjut Singasari dan Majapahit, nilai adiluhung terus dijaga.

Diantara yang monumental adalah kitab Negara Kertagama karangan tim lima empu (Pra Panca). Diantara isinya, setiap 10 kepala keluarga, warga mengangkat satu orang sebagai teladan (tuladha). Para tuladha mengangkat lagi tuladha tingkat atasnya. Berjenjang hingga tuladha tertinggi tingkat kerajaan.

“Kita punya modal yang sangat hebat. Warisan kerasajaan masa lalu sangat adiluhung untuk kita jadikan jati diri bangsa. Ajaran tentang larangan Malima sudah diwariskan, tinggal kita mau memakai atau tidak,” tutur Banthe dengan nada pitutur Jawa dan diselingi guyonan.

Keterpurukan Indonesia saat ini, kata Dhammasubo, karena banyak menghilangkan saksi sejarah. Bangunan bersejarah banyak digusur, bahkan dokumen sejarah dihilangkan. Sudah begitu, catatan sejarah banyak didustakan.

Berikutnya, penulis esai, prosa dan puisi Lang Fang mengatakan, dalam sejarah ada dua sumpah yang sangat heroik, fenomenal dan fundamental. Yakni  Sumpah Pemuda dan Sumpah Palapa.

Sumpah tersebut, menurutnya, adalah ikrar tekad persatuan. Semangat mempersatukan. Buah dari persatuan itu adalah kejayaan dan kemerdekaan. Namun kini persatuan bangsa terancam.

“Kebersatuan kita dan moral bangsa kian merosot. Sudah waktunya kita tidak main-main dengan sumpah dan janji yang dulu pernah diikrarkan,” tuturnya.

Dalam dialog lintas iman ini, para hadirin benar-benar menikmati acara. Dari jam 10.00 hingga pukul 15.00, hadirin semangat mengikuti karena suasana yang cair dan penuh guyonan.

Timur Sinar Suprabana yang sempat membacakan puisi di sela dialog mengatakan, “Acara ini sungguh luar biasa mencerahkan. Saya selaku penasehat panitia sangat terkesan dengan dialog ini”. Itu dia ucapkan setelah berteriak lantang membacakan syairnya.

Terbaru

  • Apa Itu Battle Emote Jefri Nichol dan Om Telolet Om di MLBB? Ini Penjelasannya
  • Apa itu Game Luna Mobile dan Bagaimana Cara Menangnya?
  • Apa Itu Kompensasi Sistem Trail Mobile Legends? Ini Penjelasan dan Cara Klaim Hadiahnya
  • Apa Itu Update Google Pixel 2 Desember 2025? Ini Penjelasannya!
  • Ini Cara Reset Desil di Aplikasi Cek Bansos Biar Valid (Update Januari 2026)
  • Apa Itu EZNET Wireless dan Fiber Optic? Ini Perbedaan dan Pengertian Lengkapnya
  • Pengertian Rework Magic Wheel dan Rank Mythic Eternal: Apa itu Perubahan Sistem Baru Mobile Legends?
  • Apa Itu Diamond Combo? Pengertian Game Puzzle Viral yang Katanya Bisa Hasilkan Cuan
  • Apa Itu Showbox? Pengertian, Fungsi, dan Cara Menggunakannya di Android
  • Cara Mengatasi Fitur Monet Facebook Pro Tiba-tiba Hilang
  • Google Bikin Kejutan! Pixel 10 Diskon Gila-gilaan di YouTube Premium
  • Apa Itu Google CC? Ini Pengertian Agen Produktivitas AI Eksperimental Terbaru
  • Apa Itu Ultras Seblak di eSport? Pengertian dan Fenomena Baru Suporter eSport
  • Android 16: Animasi Folder Baru yang Mengubah Cara Kita Berinteraksi!
  • Android 16: Notifikasi Lokasi ‘Blue Dot’ – Fitur Baru yang Perlu Kalian Ketahui!
  • Apa Itu Risiko Auto Click di Event Spongebob Mobile Legends? Ini Penjelasannya
  • Apa Itu Fitur Eksperimental Windows? Ini Pengertian dan Cara Menonaktifkannya
  • Apa Itu Android 16 Beta 1? Ini Pengertian dan Fitur Terbarunya
  • Belum Tahu? Ini Trik Supaya Bisa Dapat Skin Patrick Mobile Legends dengan Harga Murah
  • Pixel Desember 2025: Update Besar Siap Meluncur, Apa yang Baru?
  • Apa Itu HYFE XL Prioritas? Ini Pengertian, FUP, dan Realita Kecepatannya
  • Pengertian Render dan Convert: Apa Bedanya dalam Video Editing?
  • Cara Mengatasi Aplikasi Office yang Terus Muncul dan Menerapkan Perubahan Pengaturan Privasi
  • Pixel Launcher Mendapatkan Sentuhan Google Search Baru!
  • Penyebab Aplikasi Wondr BNI Tidak Bisa Dibuka
  • Kode 0425 Daerah Mana? Ini Pengertian dan Fakta Sebenarnya
  • Apa Itu SSS CapCut? Pengertian Downloader Video Tanpa Watermark yang Wajib Kalian Tahu
  • Apa Itu Paket GamesMAX Telkomsel? Ini Pengertian dan Fungsinya Bagi Gamers
  • Apa Itu Menu Plus di Google Search? Ini Pengertian dan Fungsinya
  • Apa Itu Lepas Kolpri? Ini Pengertian dan Fenomenanya di Dunia Gaming
  • Apa Itu AI Kill Switch di Firefox? Ini Pengertian dan Detail Fitur Terbarunya
  • Apa Itu Platform Modular Intel Alder Lake N (N100)? Ini Pengertian dan Spesifikasinya
  • Apa Itu Armbian Imager? Pengertian Utilitas Flashing Resmi untuk Perangkat ARM Kalian
  • Apa Itu OpenShot 3.4? Pengertian dan Fitur LUT Terbaru untuk Grading Warna
  • Flatpak 1.16.2: Sandbox Baru untuk GPU Intel Xe dan VA-API
  • Apa Itu Migrasi Pod di RunPod? Ini Pengertian dan Cara Kerjanya
  • Loading Model AI Lama? Coba Fitur Cached Models RunPod Ini, Hemat Waktu & Biaya!
  • Replicate Diakuisisi Cloudflare? Tenang, Ini Justru Kabar Baik Buat Developer AI
  • Apa Itu Nemotron-3 Nano? Pengertian Model Bahasa Ringkas dan Hasil Uji Cobanya
  • Prompt AI Dapur Aestetik
  • Apa Itu “I Am Not a Robot – reCAPTCHA Verification ID: 2165”? Ini Pengertian dan Bahayanya
  • Apa Itu Serangan Clop Ransomware pada CentreStack? Ini Pengertian dan Dampaknya
  • Apa Itu E-Note? Pengertian Platform Kripto yang Baru Saja Disita FBI
  • Pengertian CVE-2025-37164: Celah Keamanan Fatal di HPE OneView Adalah?
  • Apa Itu APT137? Pengertian Kelompok Peretas Tiongkok yang Mengincar Windows
Beli Pemotong Rumput dengan Baterai IRONHOOF 588V Mesin Potong Rumput 88V disini https://s.shopee.co.id/70DBGTHtuJ
Beli Morning Star Kursi Gaming/Kantor disini: https://s.shopee.co.id/805iTUOPRV

©2025 emka.web.id | Design: Newspaperly WordPress Theme