PAN, PKB, dan PKS: Setgab tidak Aspiratif lagi
JAKARTA - Ketua DPP PAN Bima Aria mengatakan saatnya Sekretariat Gabungan (Setgab) dievaluasi total. Sebab, partai besar seperti Golkar dan Demokrat sudah tidak akomodatif terutama saat membahas isu-isu besar seperti RUU Pemilu.
"Setgab perlu dievaluasi total sebab tujuannya tidak tercapai. Sebab, kepentingan partai kecil nyaris tidak dibicarakan," ujarnya, saat dihubungi, Minggu (30/10).
Partai besar dalam Setgab, menurutnya, sering berlaku diskriminatif atau tidak adil. Dalam pembahasan RUU pemilu, tampak terlihat partai besar tidak peduli dengan nasib partai kecil, seperti PPP, PAN atau PKB.
"Untuk apalagi kita menjadi anggota Setgab kalau tidak diakomodasi? Pembahasan PT (parliamentary threshold) erat kaitannya dengan hidup mati partai kecil. Ini saatnya untuk evaluasi total," tegasnya.
Padahal, menurut Bima, beberapa bulan lalu Setgab sudah membuat komitmen baru yakni lebih akomodatif.
"Setgab tidak akomodatif, ini sudah beberapa kali terjadi dan beberapa bulan lalu sudah ada komitmen ulang. Tapi tidak ada hasilnya. Makanya, ini momentum untuk kaji ulang," terangnya.
Ketua DPP PKB Abdul Malik Haramain juga mengatakan perlu evaluasi, terutama tentang agenda setgab yang seringkali diskriminatif, terutama kalau menyangkut kepentingan partai menengah dan kecil.
Tentang persoalan PT, misalnya, partai-partai besar di Setgab sering kali tidak berusaha mengambil jalan tengah tentang perbedaan angka PT.
"Kami minta setgab dievaluasi," ujarnya.
Menurutnya, kalau situasi ini tidak berubah, jelas akan memengaruhi soliditas anggota setgab. Karena itu, PKB minta agar anggota setgab, terutama partai-partai besar tidak egois hanya berpikir kepntingan partainya.
"Kami bisa dibunuh dengan cara seperti ini," ujarnya.
Sementara, politisi PKS Abdul Hakim mengatakan pola komunikasi dalam Setgab sangat buruk. Komunikasi lebih didominasi oleh partai besar dan mengabaikan kepentingan partai kecil. Dirinya meminta partai-partai besar lebih terbuka terutama saat membahas isu penting yang menyangkut hidup mati partai kecil.
"Harus terbuka dan jangan egois," jelasnya.
Sumber: MediaIndonesia