Sekjen PKB: Politisi Muda Terseret Korupsi Tak Diberi Ruang Klarifikasi
Jakarta - Tudingan bahwa pamor politisi muda ambruk gara-gara isu kasus korupsi, tidak sepenuhnya salah. Sayangnya 'vonis bersalah' dijatuhkan tanpa fakta, sebelum proses hukum kasusnya tuntas dan diperparah dengan minimnya ruang bagi politisi muda bersangkutan menyampaikan klarifikasi.
Demikian tanggapan Sekjen PKB, Imam Nahrowi, terhadap hasil survey Lingkaran Survey Indonesia (LSI) yang menyatakan kepercayaan masyarakat terhadap politisi muda runtuh. Penyebab runtuhnya kepercayaan itu adalah tudingan terlibat dalam kasus korupsi.
"Kami di PKB sangat merasakan. Kami tidak mendapat ruang publik yang seimbang bagi munculnya klarifikasi bahwa yang dituduhkan adalah fitnah, bukan bukti hukum," ujar Imam, Minggu (30/10/2011).
Tentu saja yang dia maksud adalah kasus dugaan korupsi dana percepatan pembangunan infrastruktur daerah di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Kasus yang ditangani KPK tersebut menyeret Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar, di dalam kapasitasnya sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
"Demikian juga yang menimpa Anas Urbaningrum dan sebagian lainnya. Mereka tidak diberi ruang melakukan klarifikasi di ruang publik atas apa yang dituduhkan. Informasi yang diterima publik bermutu rendah dan dipolitisir pula," keluh Imam.
Terhadap fenomena seperti ini, Imam berharap lambat laun masyarakat bisa memilah informasi yang mereka terima. Mana informasi yang bertensi fitnah karena hanya tudingan tanpa disertai bukti hukum yang kuat, dan mana informasi yang berasal dari nara sumber kredibel.
Lebih lanjut dia juga berharap, agar para politisi muda lebih menunjukkan kapabilitas masing-masing dengan cara yang sehat. Kompetisi untuk meraih karir politik bisa dilakukan tanpa harus saling menjatuhkan dengan mempolitisir informasi kepada masyarakat.
"Mari berkompetisi secara sehat. Tidak semua politisi muda seperti yang dituduhkan, tidak semua politisi tua itu bersih," imbaunya.
"Hasil survey juga ada yang bisa dipertanggungjawabkan, dan ada yang tidak bisa dipertanggungjawabkan," sambung Imam.
Sumber: Detik.com