Skip to content

emka.web.id

menulis pengetahuan – merekam peradaban

Menu
  • Home
  • Tutorial
  • Search
Menu

Gus Nuril: Pancasila Hanya Dimaknai Secara Seremonial

Posted on September 25, 2012

Budayawan yang juga pengasuh Pondok Pesantren Soko Tunggal Semarang, KH Nuril Arifin, yang akrab disapa Gus Nuril, menyatakan bahwa selama ini Pancasila hanya dimaknai secara seremonial dan belum mengakar di hati bangsa Indonesia.

“Termasuk pada 1 Juni mendatang yang diperingati sebagai Hari Lahirnya Pancasila, hanya akan bersifat seremonial semacam itu,” katanya di Semarang, Sabtu, saat merefleksikan Peringatan Hari Lahir Pancasila, setiap 1 Juni.

Menurut dia, bangsa Indonesia, mulai dari rakyat hingga pemimpinnya banyak yang justru “mengkhianati” Pancasila. “Dalam berbagai aspek kehidupan justru tidak sejalan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.”

Ia mencontohkan dari kalangan rakyatnya, Pancasila seperti dilupakan seiring kian sulitnya kehidupan ekonomi yang mereka hadapi, semakin banyak beban hidup yang dipikul, sementara peluang mendapatkan lapangan kerja kian sempit.

“Kondisi ekonomi yang menjepit itu akhirnya memaksa rakyat melakukan tindakan yang salah demi mempertahankan hidup, seperti merampok dan menjambret. Mengapa? Karena pemerintah `memaksa` rakyat berbuat semacam itu,” katanya.

Pemerintah, kata dia, tak mampu memenuhi prasyarat hidup yang layak bagi rakyat, tak mampu menyediakan lapangan kerja memadai, dan sekarang ini banyak perusahaan yang memilih menerapkan sistem tenaga kerja kontrak.

“Sistem tenaga kerja kontrak ini bersifat kapitalis, karena rakyat jadi tidak merasa terjamin masa depannya. Akhirnya, jangankan Pancasila, nilai agama pun `ditinggalkan`,” kata Gus Nuril yang mantan Panglima Laskar Berani Mati membela Gus Dur itu.

Selain itu, ia juga menyoroti penegakan hukum di Indonesia.

Selama ini, katanya, hukum memang sudah ditegakkan sesuai prosedur, namun belum mampu menciptakan rasa keadilan masyarakat, terutama kalangan bawah.

Ia menyatakan, banyak contoh penegakan hukum yang belum mampu menciptakan rasa keadilan masyarakat.

Ia mengatakan, masyarakat kecil terjerat hukum diadili, sementara kasus-kasus hukum yang menyeret orang-orang besar justru didiamkan hingga saat ini.

“Pemaknaan Pancasila bagi kalangan pemimpin juga sama saja, karena mereka terlalu sibuk bersaing memperebutkan jabatan dan kekuasaan, dengan menggunakan duit. Siapa punya duit yang menang, bukan yang berilmu dan bijaksana,” katanya.

Dalam penyelenggaraan pemerintahan, kata dia, akhirnya banyak keputusan yang diambil berdasarkan suara terbanyak.

Ia mengatakan, suara terbanyak dijadikan penentu kebenaran, bukan berdasarkan nilai hikmat kebijaksanaan.

“Padahal, Pancasila sudah jelas menyatakan dalam Sila 4 bahwa Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan. Musyawarah yang harus dikedepankan, bukan `voting`,” kata Gus Nuril.

Terbaru

  • Samsung Akan Luncurkan One UI 8.5 dengan Inspirasi ‘Liquid Glass’ yang Memukau
  • XBox Game Pass PC Tidak Bisa Address GPU ke Game
  • Your Pocket-Sized Doctors: 3 Health Apps Changing the Game on Android and iOS
  • Waymo Bawa Teknologi ‘Liquid Glass’ untuk Mobil Otonom
  • Rumor Google Akan Update UI Besar-besaran Desember 2025
  • Gemini Akan Masuk di Android Auto, Mobil Jadi Lebih Smart!
  • OpenAI Bantah Rencana Pasang Iklan di ChatGPT Berlangganan
  • Kenapa Komputer Sangat Panas Saat Gunakan Fitur Virtualisasi Hyper-V?
  • Apa itu Bug React2Shell? Sudah Serang Lebih dari 30 Organisasi dan 77.000 IP Address
  • Google Store Black Friday 2025: Penawaran Spesial untuk Pixel, Nest, dan Lainnya!
  • Boxville 2 Gratis di Playstore, Plus Diskon Lainnya!
  • Cara Atasi Masalah Pembacaan Suara (Read Aloud) di Windows Copilot Tidak Berfungsi
  • Kementerian Kesehatan Inggris Akui Data Breach, Akibat Zero-day Oracle DB?
  • Google Akan Perkenalkan Autofill Google Wallet di Chrome untuk Pembayaran Lebih Mudah
  • Google Pixel Akan Perkenalkan Launcher Device Search Baru, Lebih Cepat dan Pintar
  • Hacker Serang Bug VPN di ArrayOS AG untuk Menanam Web Shell
  • Cara Menonaktifkan Error “ITS Almost time to restart in Windows”
  • Google Fi Mendukung Panggilan Telepon RCS Melalui Web, Lebih Mudah dan Efisien
  • Data Breach Marquis: Hajar Lebih Dari 74 Bank dan Koperasi AS
  • Google Search Akan Adopsi ‘Continuous Circle’ untuk Hasil Pencarian Terjemahan, Lebih Cerdas dan Kontekstual
  • Rusia Memblokir Roblox Karena Distribusi ‘Propaganda LGBT’
  • Google Gemini Redesain Web Total di Desember 2025, Fokus UX yang Lebih Baik
  • Apa itu Google Workspace Studio? Tool Baru untuk Pembuat Konten?
  • Cara Menggunakan Xbox Full-Screen Experience di Windows
  • Korea Tahan Tersangka Terkait Penjualan Video Intim dari Kamera CCTV yang Diretas
  • Kebocoran Galaxy Buds 4 Mengungkap Desain dan Fitur Baru, Mirip Apple?
  • Sudah Update Windows KB5070311 dan Apa Saja Yang Diperbaiki?
  • Cara Menonaktifkan Fitur AI Actions (Tindakan AI) di Menu Windows Explorer
  • Microsoft Edge AI vs. OpenAI’s Atlas Browser: Perbandingan dan Perbedaan Utama
  • Cara Memasang Folder Sebagai Drive di Windows 11
  • Samsung Akan Luncurkan One UI 8.5 dengan Inspirasi ‘Liquid Glass’ yang Memukau
  • XBox Game Pass PC Tidak Bisa Address GPU ke Game
  • Your Pocket-Sized Doctors: 3 Health Apps Changing the Game on Android and iOS

©2025 emka.web.id | Design: Newspaperly WordPress Theme