Gusdurian & PMII Kudus Sambut Korban Konflik Sampang
KUDUS - Lima warga Syiah korban kekerasan konflik agama di Sampang mengadakan kegiatan Gowes bersepeda dari Surabaya menuju Istana Negara Jakarta sejak Sabtu (1/6) lalu. Dengan didampingi Kontras, yayasan Lembaga bantuan Hukum Universal (YLBHI) dan jaringan Gusdurian, mereka akan menemui presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Selasa (4/6) kemarin, warga syiah yang terdiri Mat Rasyid (24), Bujadin (40), Rohman (35), Anwar (36), dan Muiz (20) telah memasuki kota Kudus pada selasa (4/6) pada pukul 14.00 WIB. Mereka yang disambut aktifis PMII dan Gusdurian Kudus ini akan berisitirahat semalam di kota kretek ini. Siang itu juga, mereka menyempatkan berziarah ke makam Sunan Kudus.
Divisi Monitoring dan Dokumentasi Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (Kontras), Fathul Khoir menyatakan mendesak pemerintah pusat untuk segera mengambil tindakan kongkrit atas penyelesaian konflik yang menimpa warga syi’ah di Karanggayam dan Bluuran, Sampang, Madura. Mereka berharap pemerintah segera mewujudkan resolusi konflik dan bukan relokasi.
"Sampai hari ini sudah 9 bulan sejak konflik di sana belum ada upaya tindakan konkrit dari pemerintah.Padahal pemerintah pusat sudah berjanji akan menyelesaikan, namun kenyataannya sampai hari ini masih belum tertuntaskan. Yang kita inginkan resolusi konflik bukan relokasi warga," ujarnya di kompleks masjidil Aqsha Menara Kudus untuk beristirahat sebentar, Selasa (4/6).
Salah satu warga Syiah Mat Rasyid menyatakan perjalanan yang akan ditempuhnya ini untuk menghadap Presiden di istana negara. Dikatakan, sekarang ini tidak ada kenyamanan lagi di kampungnya.
"Kami akan untuk menemui Presiden SBY meminta supaya ada kebebasan beragama dan masyarakat bisa hidup berdampingan lagi dengan aman,''katanya.
Sekretaris DPP Gerakan Kebangkitan Rakyat (Gatara), Aris Junaidi memberikan dukungan atas perjuangan warga Syiah Sampang ini. Mantan asisten pribadi mendiang Gus Dur merasa prihatin kondisi masyarakat bangsa ini sekarang mudah tersinggung meskipun se-agama sehingga menimbulkan konflik.
"Ini menjadi tantanagan baru bagi presiden SBY yang memperoleh penghargaan bapak pluralisme, agar supaya menuntaskan persoalan konflik berbasis agama ini,” tandas Aris yang ikut menemui di Menara Kudus kepada awak media termasuk NU Online.
Aris berharap warga Syi’ah bisa segera kembali pulang dari pengungsiannya masing-masing dengan jaminan keeamaan dan bebas melaksanakan agamanya layaknya warga negara lain.
“Kami juga berharap kepada GP Ansor dan Banser bisa memberikan bantuan perlindungan keamanan dan melindungi warga syi'ah di Sampang.”pintanya.
Usai bermalam, Rabu pagi tadi melanjutkan perjalanan menuju Semarang. Direncanakan, mereka sudah sampai di Istana Negara Jakarta 16 Juni mendatang.
Sumber: NU Online