
Mantan Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi mendukung Zannuba Arifah Chafsoh (Yenny Wahid) untuk melanjutkan perjuangan politik mantan Presiden RI ke-4 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Hal itu disampaikan Sekjen ICIS (Internasional Conference of Islamic Scholar-Konfrensi sarjana Islam internasional) itu ketika bersilaturahmi ke Pesantren Al-Hikam, Depok, pada Jumat (8/4).
Hadir dalam silaturahmi tersebut antara lain Ketua Umum Dewan Syuro DPP PKB Gus Dur KH Ahmad Syahid, Sekjen Imron Rosyadi Hamid dan Sekretaris Dewan Syuro Choirul Saleh Rasyid. Hasyim dalam kesempatan itu menegaskan jika perjuangan pendiri dan deklarator PKB itu harus dilanjutkan dalam mengabdi kepada bangsa dan Negara ke depan.
“Gus Dur seorang konseptor dan pendobrak dengan pemikiran besar yang cemerlang dan belum semuanya mampu diserap dan diejawantahkan oleh NU sendiri. Karena itu, pemikran dan tindakan nyata untuk bangsa ini harus dibukukan dari masa ke masa,” tutur Hasyim Muzadi.
Hasyim mengakui jika dirinya mengenal Gus Dur sejak berada di Malang, Jatim sebelum menjadi Ketua Umum PBNU sampai tahun 1999. Dia bertemu dengan Gus Dur sejak tahun 1978 dan berakhir sampai Gus Dur menjadi Presiden, tahun 1999.
“Sejak jadi presiden saya hampir tidak pernah bertemu lagi, karena terlalu banyak orang yang berkepentingan dengan cucu KH Hasyim Asy’ari itu. Karena itu Mbak Yenny harus melanjutkan perjuangan Gus Dur dan melakukan apa yang bisa dilakukan sekarang,” ujarnya mengingatkan.
Mengapa? Karena pemikiran dan perilaku Gus Dur yang banyak ditulis orang tersebut menurut Hasyim, itu masih kata orang. Bukan menurut sejarah NU dan ulama NU. Padahal, pemikiran Gus Dur yang orsinil sejak bersentuhan dengan pemerintah tahun 1980 sampai menerima Pancasila sebagai satu-satunya asas Negara itu sangat menarik.
“Itu semua belum terungkap. Sayang. Sedangkan para ulama dan kiai yang menjadi saksi perdebatan Pancasila tersebut sebagian besar sudah tidak ada. Yang ada KH Muhit Muzadi dan menariknya alm. KH As’ad Syamsul Arifin Situbondo, yang semua menentang Gus Dur, justru membelanya dalam masalah Pancasila itu,” ungkap Hasyim lagi.