Pesantren Sebagai Tambang Emas Pendidikan Karakter
Bogor, NU Online
Kepala Badan Pusat Penelitian dan Pengembangan (Balitbang), Kementrian Pendidikan Nasional (Kemdiknas), Prof Dr Khairil Anwar Notodiputro, Senin, mengatakan, pesantren dinilai sebagai "tambang emas" dan contoh pengembangan model pendidikan karakter di Indonesia.
"Pesantren merupakan pola pendidikan yang konsen dalam pengembangan karakter. Karakter menjadi variabel terpenting dalam pola pendidikan yang dikembangkan pesantren," kata Prof Khairil Anwar Notodiputro, MS, di Bogor, Senin.
Prof Khairil Anwar Notodiputro mengemukakan, pengembangan pendidikan karakter yang digagas Kemdiknas, ditujukan untuk menanamkan kembali nilai-nilai dasar kebangsaan yang telah lama menjadi spirit dan falsafah kehidupan bermasyarakat dan negara.
Pendidikan karakter meliputi: penanaman nilai keagamaan dan religiusitas, nilai dasar yang terkandung dalam dasar dan falsafah negara Pancasila dan UUD 1945, nilai kemasyarakatan berupa nilai moral, etika, dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat setempat, serta nilai kenegaraan yang menyangkut kecintaan terhadap Tanah Air dan bangsa.
Berbagai nilai-nilai yang tengah digali dan ditanamkan kembali oleh Kemendiknas tersebut, secara praktis telah banyak diterapkan dalam pola pendidikan pesantren di Tanah Air.
"Pesantren ibarat tambang emas pendidikan nasional. Pesantren telah lama mengembangkan model pendidikan karakter," kata Prof Khairil yang juga wakil ketua Pimpinan Pusat Lembaga Pengembangan Pertanian NU PBNU.
Menurut guru besar tetap pada ilmu statistik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alama (FMIPA) IPB, pernilaian terhadap pesantren, sebagai contoh bagi pengembangan pendidikan karakter, didasari oleh nilai-nilai yang diajarkan di sana.
Prof Khairil melanjutkan, pesantren mengajarkan budaya ikhlas, kesederhanaan, kemandirian, ukhuwwah islamiyyah, ukhuwwah watoniyyah atau persaudaraan kebangsaan, mempertahankan warisan budaya tradisional,dan bercorak lokal.
Selain itu, komunitas pesantren juga memiliki motto mengedepankan budi tinggi, berbadan sehat, berpengetahuan luas, dan berpikiran bebas.
Oleh karena itu, Prof Khairil menyerukan, agar berbagai pemangku kepentingan pendidikan nasional, belajar dari pesantren dalam mengembangkan nilai-nilai karakter kepada para siswanya.