Soal “Rebutan” Kiai, Rois MSKP3I Kecewa

Majelis Silaturrahim Kiai dan Pengasuh Pondok Pesantren (MSKP3I) Wilayah Jateng Samsul Maarif mengaku kecewa. Ia membeberkan, beberapa bulan lalu kepengurusan MSKP3I saat dibentuk di Ponpes Nurul Hidayat, Kaliwungu, Kendal, tujuannya netral, sama sekali tidak menyinggung akan dibawa ke ranah partai politik.

“Saat Ketua Umum MSKP3I KH dr Nur Iskandar SQ dengan Sekjennya KH Arifin MBA menawarkan ke tempat saya, disampaikan bahwa pembentukan kepengurusan wilayah dan cabang di Jawa Tengah itu ialah guna mempercepat pembangunan ponpes. Lha kok setelah terbentuk dan hari Minggu (13/2) lalu diadakan pelantikan di Ponpes Al Hikmah 01 Benda Kecamatan Sirampog, Brebes, yang itu dihadiri Menag Suryadharma Ali, digiring untuk mendukung PPP,” ungkapnya, Selasa (15/2).

Ia mengaku sengaja tidak hadir dalam pelantikan di Brebes itu karena sudah curiga kejadiannya akan diklaim seperti saat pembentukan MSKP3I di Jatim. Menurutnya, dugaannya tidak meleset. “Banyak kiai pengasuh ponpes se-Jateng dari PKB dan PKNU yang hadir, banyak yang kecewa berat dan meneleponi saya gara-gara itu, karena kok diarahkan untuk satu golongan partai. Ketua Torekoh NU Jateng KH Drs Dzikron Abdullah pun tidak hadir karena sudah mencium bau akan digiring ke PPP.”

Dirinya dan kiai-kiai di luar PPP yang dipilih jadi pengurus MSKP3I tingkat wilayah maupun cabang, kata dia, pun kecewa berat. Ia berpendapat, tindakan penggiringan itu sebagai tindak penipuan, sebab masih banyak yang eksis di PKB dan PKNU. “Jadi jangan diartikan yang hadir itu lantas mendukung.”

Ketua DPW PPP Jateng Hisyam Ali dihubungi terpisah, menyatakan dirinya enggan berpolemik dan enggan banyak komentar terhadap keberatan sebagian pihak. Ia hanya menyatakan, para kiai yang diundang telah hadir di Brebes. Maksud undangan tersebut yakni untuk menyatukan persepsi.

“Sekarang politik umat Islam terpuruk, mengarah pada persatuan umat. PPP mengajak supaya menjadi satu. Menghadapi Pemilu 2014 adalah bagaimana politik umat islam, atau parpol yg berbasis islam itu kompak jadi satu. Kalau saya nanggapi keberatan-keberatan itu, akan jadi polemik, yang itu justru menyimpang dari tujuan. Sungguh, saya ngiler akan persatuan umat islam,” ucapnya.

Sementara itu, Ketua DPW PKB Jateng Abdul Kadir Karding menyatakan, upaya merebut kiai untuk meraih lebih banyak simpati masyarakat, merupakan cara yang licik, tak menghormati demokrasi, dan mengacaukan ketenteraman warga pondok pesantren.

“Sudah jelas kan, PKB didirikan oleh orang-orang NU, jadi ya memang PKB partainya para kiai. Jadi, kalau ada kiai yang berpindah ke partai lain, kemungkinan besar mendapat tekanan atau bujukan dengan cara licik dari pihak lain. Kami jelas tidak tinggal diam terhadap berbagai cara bersaing yang tidak sehat dan frontal,” kata ketua Komisi VIII DPR itu, di Temanggung, Senin (14/2).

Sebagai upaya antisipasi, tutur Karding, akhir pekan lalu pihaknya mengkonsolidasikan para kiai NU baik golongan tua maupun muda (atau biasa disebut Gus) terutama yang berada di kampung. “Atas instruksi jajaran pimpinan pusat. Sebab, basis PKB selama ini memang para kiai kampung beserta para santrinya. Berdasar pengakuan, beberapa kiai kampung mengaku mendapat tekanan dengan sasaran utama, mengalihkan dukungannya beserta para santrinya ke partai lain yang mengaku-aku juga partainya orang NU. Ini kan tidak benar,” papar dia. Sumber: SuaraMerdeka

Comments are closed.

Scroll to Top