
Kabar gembira bagi sistem pertahanan kita, satu per satu alat utama sistem persenjataan (Alutsista) pesanan pemerintah mulai tiba di Tanah Air. Yang terbaru dan cukup menghebohkan adalah kedatangan rudal balistik KHAN dari Turki, yang kini sudah berada di Kalimantan Timur. Senjata strategis ini dilaporkan telah ditempatkan di Markas Batalyon Artileri Medan ke-18 (Yonarmed 18/Buritkang Tenggarong) sejak awal Agustus 2025. Momen ini menjadi catatan sejarah, karena untuk pertama kalinya Indonesia memiliki rudal balistik tipe darat-ke-darat, sebuah langkah signifikan yang diharapkan mampu menambah efek gentar dalam strategi pertahanan nasional.
Namun, kedatangan rudal KHAN ini baru permulaan. Masih ada sederet alat perang canggih lainnya yang akan segera memperkuat jajaran Tentara Nasional Indonesia (TNI), mulai dari jet tempur superioritas udara, kapal perang modern, hingga pesawat angkut multiguna berbadan jumbo.
Dari lautan, Indonesia telah mengakuisisi kapal permukaan jenis Offshore Patrol Vessel (OPV) dari Italia, yaitu kelas Paolo Thaon di Revel. Salah satunya bahkan sudah dalam pelayaran menuju Indonesia dan telah diberi nama KRI Brawijaya-320. Kapal buatan galangan Fincantieri ini resmi diberangkatkan pada 29 Juli 2025 dan langsung mencuri perhatian dunia. Penyebabnya, meski secara resmi diklasifikasikan sebagai OPV, spesifikasi dan ukurannya lebih layak disebut sebagai Frigat. Menurut ensiklopedia, kapal kelas ini di Italia dikenal sebagai PPA atau Pattugliatore Polivalente d’Altura, yang berarti Patroli Lepas Pantai Serbaguna (Sumber: Wikipedia). KRI Brawijaya-320 memiliki panjang 143 meter, kecepatan maksimal 32 knot, dan dapat menampung 171 personel. Desainnya yang sangat fleksibel dan modular memungkinkan TNI AL untuk melakukan konfigurasi ulang sesuai kebutuhan operasional, mulai dari misi patroli hingga pertempuran anti-kapal dan anti-serangan udara. Mengenai penempatannya nanti, Asisten Operasi Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muda TNI Yayan Sofiya menyatakan bahwa hal tersebut masih akan ditentukan lebih lanjut oleh pimpinan TNI AL.
Di sektor udara, kabar baik datang dari Airbus A400M. Pesawat angkut militer jumbo pertama pesanan Indonesia ini telah sukses melakukan penerbangan perdananya di pabrik perakitan Airbus di Seville, Spanyol, pada awal Agustus 2025. Menurut Airbus Defence, pesawat ini melakukan serangkaian manuver untuk memvalidasi kemampuan penanganan dan sistem utamanya. A400M adalah pesawat angkut turboprop empat mesin yang dirancang untuk mengisi celah kemampuan antara pesawat angkut taktis seperti C-130 Hercules dan pesawat angkut strategis yang lebih besar seperti C-17 Globemaster III (Sumber: Encyclopedia Britannica). Keunggulan utamanya adalah mampu mengangkut muatan berat ke landasan pacu yang pendek dan tidak beraspal, sebuah kemampuan krusial untuk geografi Indonesia. Kontrak pembelian mencakup dua unit A400M dalam konfigurasi multi-peran tanker dan angkut, dengan opsi penambahan empat unit lagi di masa mendatang.
Selanjutnya, ada jet tempur Rafale dari Dassault Aviation, Prancis. Total pesanan kita mencapai 42 unit, yang pengirimannya diharapkan mulai pada awal 2026. Kabar terbaru menyebutkan unit Rafale B pertama pesanan Indonesia sudah terlihat di fasilitas Dassault Aviation di Bordeaux. Kehadiran Rafale akan menjadikan Indonesia satu-satunya operator jet tempur ini di Asia Tenggara. Rafale dikenal sebagai pesawat omnirole atau serba bisa, mampu menjalankan misi superioritas udara, serangan darat presisi, pengintaian, hingga pengisian bahan bakar di udara (Sumber: Wikipedia). Varian yang diakuisisi Indonesia, Rafale B, dibekali mesin ganda Snecma M88-2 yang memungkinkannya melesat hingga kecepatan Mach 1.8 atau sekitar 2.222 km/jam.
Sebagai penutup yang paling dinantikan, Indonesia juga meneken kontrak pembelian 48 unit jet tempur generasi kelima, KAAN, buatan Turkish Aerospace Industries (TAI). Kesepakatan ini diawali dengan MoU pada Indo Defence 2025 dan dilanjutkan dengan penandatanganan kontrak di Istanbul. Dengan nilai fantastis yang diperkirakan mencapai 10 miliar dollar AS, KAAN adalah pesawat tempur siluman yang dirancang untuk beroperasi di segala cuaca. Sebagai jet tempur generasi kelima, KAAN dilengkapi teknologi low-observable (sulit dideteksi radar) dan sistem aviasi canggih yang akan menjadi tulang punggung pertahanan negara.
Sumber: tribunnews.com