PKB: Kualitas dan Kuantitas Guru Indonesia Masih Tidak Klop
Semarang - Sektor pendidikan masih menjadi sorotan di Indonesia. Banyak pihak mengklaim pendidikan di Indonesia semakin membaik. Faktanya, masih banyak kekurangan tenaga pengajar di daerah-daerah terpencil serta segudang persoalan lain.
Kualitas tenaga pengajar pun masih belum merata. Sehingga kualitas pendidikan di tanah air masih dipertanyakan. Untuk memperbaiki semua itu dibutuhkan adanya terobosan. Salah satunya dengan cara memperbaiki kesejahteraan tenaga pengajar.
“Bicara kualitas pendidikan tentu bicara guru. Dan mutu guru di Indonesia belum merata. Ini PR kita semua. Sebab masalah terkait guru itu banyak,” ujar Ketua Persatuan Guru dan Karyawan Sekolah Swasta Indonesia (PGSI) Jawa Tengah Muh Zen Adv.
“Untuk menuju harapan itu, pendapatan guru harus terjamin. Sedangkan saat ini 70 persen guru-guru di swasta masih setara dengan Upah Mnimun Provinsi (UMP), bahkan kurang,” dia menambahkan.
Politisi Partai Kebangkitan Bangsa itu memaparkan, berdasarkan data yang ada, 40,31 persen dari 201.557 sekolah di Indonesia masih di bawah standar pelayanan minimal (SPM), sedangkan 48,89 persennya pada posisi SPM. Artinya, hanya 10,15 sekolah yang memenuhi standar nasional pendidikan.
Ironisnya, siapa pun menterinya, kepala daerah, maupun kepala dinas pendidikan, selalu saja menyatakan bahwa sistem pendidikan di Indonesia sudah bagus. Kemudian, kualitas sekolah sudah baik, para guru sudah meningkat kompetensinya, dan prestasi para siswa semakin meningkat di mana-mana.