Membumikan Masalah
Masalah adalah salah satu bahan yang diberi Tuhan untuk makhluk yang berakal. Masalah dalam konteks positif disebut tantangan, dalam konteks negatif disebut sebagai hukuman. Dari cara memandang dan mengambil konteks inilah bagaimana konsep ketuhanan yang anda yakini atau secara alamiah dan tidak sadar anda yakini (jika anda agnostik ataupun atheist).
Memandang masalah sebagai tantangan berarti meyakini Tuhan sebagai Maha Penyayang yang menyayangi hambanya dengan memacu mereka berkembang, tidak Tuhan yang hanya bisa menentukan tahap demi tahap kehidupan hambanya dalam satu alur yang lurus, tidak berkemungkinan lain dan penuh pembiaran.
Memandang masalah sebagai hukuman berarti hamba-hamba yang melangitkan masalah, baik dalam artian menganggap semua masalah adalah takdir dari Sang Penguasa langit maupun dalam artian menyerahkan penyelesaian masalah kepada Sang Pencipta langit hanya dengan beberapa baris dan beberapa menit kalimat, yang disebut Doa.
Duh, para mahluk yang picik yang hanya ingin enak dan lezat tanpa mau memasak dan mengunyah.
Silakan anda bersyukur dan mulailah membumikan masalah. Anggaplah sebuah masalah sebagai suatu yang menyatu dengan sekitar tubuh dan pikiranmu. Hadapilah sebuah masalah sebagai sebuah bahan untuk berkembang. Tanganilah masalahmu dengan apa yang ada di bumi, disekitarmu. Karena di bumi, disekitarmulah, dan diantara semua yang 'seolah wujud': Tuhan selalu berkuasa.
Berdoa, Berusaha, Berdoa!