Demak, Ukuran ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang dapat membawa santri bertambah giat dalam beribadah dan bertambah ketakwaannya kepada Allah SWT.
Pesan tersebut disampaikan oleh Hj Nadliroh Muhibbin Al-Hafidhoh mewakili pengasuh pondok pesantren Al-Badriyyah Mranggen Demak, KH Muhibbin Muhsin Al-Hafidh saat melepas para santri dalam malam Muwadaah Akhirus Sanah di aula pesantren, Rabu (26/5) malam.
“Selain itu, akhlaknya akan semakin bertambah baik dalam hubungan kemasyarakatan di lingkungan masing-masing,” tambahnya.
Pesan khusus juga ditujukan kepada santri putri agar selalu menjaga batas-batas aurat dan cara berpakaian menurut ajaran agama Islam yang sudah dipelajari di Pesantren selama ini.
“Jangan memakai busana yang mempertontonkan aurat. Tampil cantik dan elegan tidak harus memakai pakaian yang ketat dan transparan. Apalagi hal tersebut sangat dilarang oleh agama,” ujarnya.
Hal yang sangat mengharukan pada malam muwadaah tersebut adalah saat Hj Nadliroh menyampaikan, bahwa hubungan kiai-santri akan tetap abadi. Dia mengharapkan agar para santri selalu menjaga hubungan tali silaturrahim antar-santri dengan asatidz dan juga pada pesantren. “Karena disadari atau tidak, kiai akan selalu mendoakan yang terbaik bagi santrinya,” jelasnya.
Salah seorang santri, Anjang Diah Saputri dalam sambutan mewakili santri lainnya menghaturkan syukur dan terima kasih atas bimbingan dan pengajaran dari pengasuh dan para asatidz sehingga mereka bisa diwisuda malam ini.
“Dan saya mewakili santri tak lupa memohon maaf bila selama ini merepotkan Abah Yai dan Umi juga asatidz dalam membimbing kami,” katanya.
Sudah menjadi agenda rutin Pondok Pesantren Al-Badriyyah Mranggen Demak menyelenggarakan acara Muwadaah ini. Kemeriahan event Muwada’ah juga diwarnai tiap penampilan kreatifitas santri. Pada muwadaah ini para santri menampilkan berbagai ragam kreatifitas seni pesantren, seperti shalawat, teatrikal, puisi, nyanyian lagu dan drama. (Ben Zabidy/Fathoni)
Sumber: NU Online