
Akhiri Tahun 2015, Majalah Bangkit Angkat Tema Gus Dur
Yogyakarta, Mengakhiri tahun 2015 ini, Majalah Bangkit Edisi Desember 2015 mengulas pemikiran dan strategi ekonomi kerakyatan yang diusung KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). NU dan bangsa ini mesti belajar kepada Gus Dur. Gus Dur bukan hanya untuk dibanggakan tapi juga diimplementasikan pemikirannya dalam berbangsa dan bernegara.
Untuk memperkaya wacana itu, disajikan wawancara bersama beberapa tokoh antara lain KH M Imam Aziz (Ketua PBNU), Dr. Mudhofir, M.Pd (Rektor IAIN Surakarta) dan Syafi’i Ma’arif (Direktur Ma’arif Institute).
Redaktur Pelaksana Majalah Bangkit, Fatkhul Anas saat menyiapkan rapat akhir tahun Majalah Bangkit, di Wonocatur Bantul, Senin (21/12) juga menegaskan, tahun 2015, Nahdlatul Ulama (NU) melakukan suksesi kepemimpinan secara masal. Mulai Muktamar NU, Kongres Fatayat, Kongres Ansor dan Kongres IPNU-IPPNU. Pesta demokrasi ala NU dengan semua hiruk-pikuk yang menyertainya bukanlah gebyar dan selebrasi saja.
“Suksesi ini adalah wujud peran dan tanggung jawab NU dalam membangun peradaban Indonesia dan dunia. Muaranya adalah membangun kualitas manusia Indonesia yang berkualitas,” jelasnya.
Semua elemen NU, lanjutnya, harus fokus membangun manusia yang paripurna, sesuai konsep yang sudah dipraktikkan dalam dunia pesantren. NU harus membuktikan bahwa nilai-nilai dan ajaran luhur dalam pesantren mampu berperan dalam membangung bangsa ini.
“Perjalanan Bangkit menjadi catatan historis bagi NU dalam membangun bangsa ini. Semua yang terekam dalam Bangkit sepanjang tahun 2015 menjadi saksi sejarah bagi NU dan bangsa untuk menguatkan potensi dalam kompetisi tingkat global,” tegas pria kelahiran Kebumen ini. (Suhendra/Fathoni)
Sumber: NU Online
