Skip to content

emka.web.id

menulis pengetahuan – merekam peradaban

Menu
  • Home
  • Tutorial
  • Search
Menu

Kembali ke Semangat Awal Pendiri NU

Posted on October 17, 2013

Oleh KH Abdul Nashir Fattah

Sesuai dengan hasil keputusan Muktamar NU ke-32 di Makassar Sulawesi Selatan bahwa, hari lahir Nahdlatul Ulama diperingati mengikuti penanggalan Hijriyah. Karena itu pada tahun ini peringatan hari lahir (Harlah) Nahdlatul Ulama akan jatuh pada sekitar bulan Juni 2011, bertepatan dengan bulan Rajab 1432 H. Pada tahun ini NU telah berumur 87 tahun.

Dalam perigatan Harlah kali ini, saya ingin merefleksikan”Belajar dari Awal Berdirinya Nahdlatul Ulama” sebagai upaya bagi kita semua, pengurus dan warga NU dalam merefleksikan dan mengkaji ulang tentang latar belakang kenapa NU didirikan. Disamping itu juga untuk melihat kembali apa dan bagaimana semangat para pendahulu kita atau para Masyayikh pendiri dan penggerak awal organisasi NU. Dari sini kita bisa melihat sejauh mana upaya-upaya yang dilakukan dalam menggerakkan NU dan sejauh mana kiprah NU dalam turut serta mendirikan Negara Republik Indonesia.

Ketika saya masih anak-anak, saya pernah mendengar petuah dari KH Tolhah Mansur (menantu KH Abdul Wahib Wahab) dalam suatu acara di Tambakberas. Beliau pernah mengatakan: Dulu orang masuk NU itu untuk menghidupi NU, bukan mencari penghidupan di NU. Hal ini sering saya sampaikan dengan bahasa: Dadio pengurus NU sing bener-benar NU, ojo dadi pengurus NU sing NU (nunut urip) ono Nggone NU (Jadilah pengurus NU yang benar-benar NU, jangan menjadi pengurus NU yang numpang hidup di NU). Perkataan ini jika dimaknai secara mudah bisa diartikan: ketika menjadi pengurus NU kita harus berprinsip ”apa yang bisa kita berikan ke NU, bukan apa yang bisa saya dapat dari NU”.

Namun, petuah yang dikatakan diatas mengandung makna yang cukup mendalam. Ketika kita menjadi pengurus NU harus dilakukan dengan sepenuh hati. Untuk melakukan sepenuh hati, bukan hanya pikiran dan tenaga yang dicurahkan, bahkan dukungan materi juga harus diberikan. Hal ini demi untuk meraih tujuan yang telah ditetapkan secara bersama dalam organisasi NU. Tujuan tersebut tertuang dalam tujuan (visi) organisasi NU dan, bagaimana cara meraih visi tersebut tertuang dalam usahanya (misi-nya). Jika apa yang telah dilakukan sudah mengarah pada visi dan mengikuti rel misi tersebut, maka NU akan mengalami kemajuan. Karena dalam menentukan visi-misi tersebut para ulama melakukan secara seksama dan hati-hati.

Untuk menerjemahkan visi dan misi tersebut pengurus NU menyusun program. Dalam menjalankan program inilah kita membutuhkan pengorbanan, karena sesungguhnya perjuangan dalam NU itu adalah bagaimana kita berkorban untuk menjalankan program. Sejauhmana kita bisa menjalankan program tersebut dengan daya dan upaya kita, sejauh itulah perjuangan yang kita lakukan di NU.

Dalam menjalankan program tersebut, kita memiliki rambu-rambu yang telah diputuskan dalam Muktamar NU, agar dalam meraih visi tidak menyimpang dari ketentuan syari’at dan ketentuan dasar di negara Indonesia. Rambu-rambu yang selama ini tertuang dalam AD/ART serta peraturan teknis organisasi lainnya adalah tata cara organisasi yang harus dijalankan. Karena jika kita sudah menjalankan rambu-rambu tersebut, maka kita sudah berjalan dalam rel yang benar.

Itulah penjelasan yang dimaksud dalam dadio pengurus NU sing bener-bener NU. Sedangkan penjelasan petuah selanjutnya: ojo dadi pengurus NU sing NU (nunut urip) ono Nggone NU, saya kira berlawanan dengan penjelasan diatas. Jika kita menginginkan NU berjalan sesuai dengan visi awal NU, maka jangan sekali-kali berharap numpang hidup di NU. Seolah-olah tidak bisa hidup jika tidak menjadi pengurus NU. Hal ini mungkin karena sumber hidupnya tergantung pada kebesaran NU, sehingga NU betul-betul dimanfaatkan untuk kepentingannya sendiri, meskipun dengan alasan untuk kepentingan warga NU.

Petuah di atas ternyata juga pernah disampaikan oleh pediri NU, KH Wahab Chasbullah. Hal ini sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh Kiai Affandi Indramayu, salah satu murid Kiai Wahab bahwa, Kiai Wahab pernah menyampaikan sebuah petuah: Urip-uripono NU, ojo nggolek panguripan ono NU (Hidupilah NU, jangan cari penghidupan di NU). Petuah ini memperkuat petuah yang disampaikan di atas, meskipun dengan bahasa yang berbeda. Petuah Kiai Wahab ini menunjukkan bahwa, semangat untuk selalu menghidupi NU dan tidak numpang hidup atau mencari hidup di NU, muncul sejak jam’iyah Islam terbesar di Indonesia ini didirikan.

Disamping semangat untuk menghidupi NU tersebut, semangat lain yang selalu tertanam dalam diri para pendahulu kita adalah semangat saling tolong menolong, dimana hubungan antar kiai ketika itu sangat dekat. Satu kiai ketika mendapatkan masalah, maka kiai yang lain akan membantu untuk turut menyelesaikan. Kalaupun ada ikhtilaf, bisa mejadi rahmat, karena itu tidak sampai menimbulkan permusuhan.

Hubungan saling tolong menolong inilah yang mengakibatkan organisasi NU bisa tumbuh pesat dan cepat berkembang di seluruh Indonesia. Para kiai yang seluruhnya adalah penganut madzhab empat dan sebagian besar adalah berguru kepada guru yang sama memiliki hubungan yang cukup erat. Karena itu ketika gagasan pendirian NU disampaikan, para ulama yang berada di seantero Indonesia dengan cepat bisa menerima dan ikut bergabung.

Dari semangat sing bener-bener NU atau semangat ”apa yang bisa kita berikan ke NU, bukan apa yang bisa kita dapat dari NU” dan semangat untuk saling membantu (ta’awun) dalam NU itulah yang melatarbelakangi para pendahulu dan masyayikh yang mendirikan serta berjuang agar NU bisa menjadi wadah bagi penganut ajaran Ahlussunnah wal Jamaah. Keikhlasan dan keberanian beliau-beliau dalam berjuang dan berkorban serta sikap saling membantu diantara mereka bisa kita rasakan sampai saat ini, dimana NU betul-betul menjadi organisasi besar.

Latar belakang kenapa para Ulama bisa menggerakkan dan menghidupi NU diatas bisa kita jadikan sebagai i’tibar bagi kita, bagaimana kita yang hidup di masa sekarang bisa selalu berupaya untuk menghidupi atau menggerakkan NU agar bisa menjadi wadah bagi Nahdliyin secara keseluruhan untuk mempertahankan ajaran Ahlussunah wal Jama’ah An Nahdliyyah, serta yang tidak kalah pentingnya adalah bisa memenuhi kebutuhan-kebutuhan ekonomi dan kebutuhan-kebutuhan kesosialan seluruh penganut Aswaja An Nahdliyyah.

Disamping itu, secara kebangsaan, semangat-semangat di atas bisa dijadikan sebagai i’tibar bagi kita untuk selalu mempertahankan Negara Republik Indonesia. Bagaimana kita sebagai warga NU bisa selalu menghidupi negara ini dengan tidak melakukan tindakan-tindakan yang merugikan negara, misalnya dengan melakukan korupsi, berusaha mengganti Pancasila dengan negara Islam dan lain-lain, serta dengan menjaga kesepakatan-kesepakatan ketika negara ini dibentuk.

Saat negara ini dibentuk, NU melalui para ulama salah satunya KH Wahid Hasyim sudah bersepekat bahwa, negara ini berdasarkan Pancasila dan berpedoman pada Bhineka Tunggal Ika. NU bersepakat untuk menerima dasar dan pedoman ini, sudah melalui kajian yang cukup mendalam. Ketika kita sudah bersepakat dengan dasar dan pedoman tersebut, maka kita harus mentaatinya, kalau tidak kita melakukan tindakan bughot yang sangat dilarang oleh ajaran Islam. Sedangkan kita sebagai pengikut para ulama yang telah bersepakat dengan dasar dan pedoman negara ini, maka kita harus mengikuti pendapat para ulama pendahulu kita.

Peran serta NU yang besar dalam mendirikan negara ini menunjukkan bahwa, NU merupakan salah satu pemilik saham bagi berdirinya Negara Republik Indonesia. Meskipun saat ini, sebagai pemilik saham terbesar bagi negara ini, warga NU sebagian besar masih belum bisa hidup sejahtera. Namun, melalui i’tibar di atas kita sebagai warga NU tetap berada di garis depan dalam mempertahankan Negara Republik Indonesia. Karena itu, jika ada anak bangsa lain yang belum memiliki kesadaran dengan sejarah tersebut, dan berusaha melakukan tindakan-tindakan radikalisme yang merugikan negara ini, maka NU akan berdiri di depan untuk menjaga negara ini, dengan tetap selalu berpedoman pada prinsip kemasyarakatannya: tawassuth (moderat), tasamuh (toleran), tawazun (seimbang) dan ta’adul (adil). Selamat ber-Harlah kepada NU, semoga bisa terus menjaga keutuhan bangsa dan negara ini.

* Rais syuriyah PCNU Jombang

Terbaru

  • Apa Itu Extend Volume? Ini Cara Memperluas Drive C di Windows 11
  • Ini Trik AFK Fish It Roblox Pakai LDCloud, Auto Panen Ikan Tanpa Bikin HP Panas!
  • Apa itu Game Zenless Zone Zero (ZZZ) HoYoVerse? Ini Cara Mainnya
  • Cuma Kurang 1 Rupiah! Misteri Lucky Draw Akulaku Rp300 Ribu, Bisa Cair Nggak Sih?
  • Video Melolo Cuma Layar Hitam? Ini Trik Ampuh Mengatasinya, Pasti Berhasil!
  • Mau Simpan Video Twitter dan TikTok Tanpa Aplikasi? Begini Cara Praktis Pakai VidsSave!
  • Mau Gaji Dolar? Gini Caranya Tembus Kerja di Australia, Jangan Sampai Salah Visa!
  • Belum Tahu? Inilah Fakta MigoReels, Katanya Nonton Drama Bisa Dapat Rp700 Ribu!
  • Apa Itu Event Invite Friends CapCut? Ini Pengertian dan Cara Kerjanya Biar Cuan
  • Apa Itu MJ di FF? Ini Pengertian, Asal-Usul, dan Risiko di Balik Istilah Tersebut
  • Apa Itu Pengertian Penonaktifan SPayLater? Ini Durasi Blokir Akibat Telat Bayar
  • Apa Itu Rasio Gambar Ukuran 1:1 di Canva? Ini Pengertian dan Cara Buatnya
  • Pengiriman Shopee Express Hemat itu Berapa Lama? Ini Pengertian dan Estimasi Sampainya
  • Android 2025: Aplikasi Baru dan Smartphone Impian yang Akan Datang!
  • Apa Itu Google AI Pro Ultra? Ini Pengertian dan Penjelasan Lengkapnya
  • Apa Itu Error Gagal Kirim Nilai RDM 3.1? Ini Pengertian dan Solusi Mengatasinya
  • Facebook Mulai Batasi Link Eksternal Cuma 2 Sebulan! Ini Trik Mengatasinya
  • Cara Nonton Tensura Season 4! Bakal Tayang April 2026 dengan Format 5 Cour
  • Belum Tahu? Inilah Trik Supaya Live TikTok Kalian Aman dan Banjir Cuan
  • Pixel 8 Dapatkan Mode Panorama Baru! Hasil Foto Lebih Luas & Lebih Kreatif
  • Apa Itu AppLocker? Ini Pengertian dan Cara Mengamankan Windows 11 Kalian dari Skrip Jahat
  • Cara Membuat Riwayat Copilot Kamu Tetap Bersih dan Rapi!
  • Game & Aplikasi Android Terbaik Saat Diskon Liburan Natal! Jangan Ketinggalan!
  • Apa Itu Game Prison Escape Journey? Ini Pengertian dan Cara Mainnya untuk Pemula
  • “Listrik Gratis” dari Solar Panel Cuma Mitos?! Ini Sisi Gelap PLTS
  • Samsung Galaxy Z-Fold: Uji Jatuh Bebas yang Mengguncang Keandalan Lipatannya
  • Google One 2026: Apa yang Akan Jadi Fitur Utama dan Harga yang Diharapkan?
  • Apa Itu Error 0x800704f8? Ini Pengertian dan Cara Mengatasinya
  • Android Akhirnya Dapat GPS Darurat di India! Setelah Hampir 10 Tahun
  • Apa Itu GetContact Premium? Ini Pengertian dan Cara Daftarnya
  • Apa itu Cosmic Desktop: Pengertian dan Cara Pasangnya di Ubuntu 26.04?
  • Apa Itu Auvidea X242? Pengertian Carrier Board Jetson T5000 dengan Dual 10Gbe
  • Elementary OS 8.1 Resmi Rilis: Kini Pakai Wayland Secara Standar!
  • Apa Itu Raspberry Pi Imager? Pengertian dan Pembaruan Versi 2.0.3 yang Wajib Kalian Tahu
  • Performa Maksimal! Ini Cara Manual Update Ubuntu ke Linux Kernel 6.18 LTS
  • Prompt AI Tahun Baruan di Bundaran HI
  • Prompt AI Pamer iPhone 17 Pro Max Orange
  • Apa itu GPT 5.2 di Microsoft Copilot? Ini Pengertian dan Keunggulannya
  • Apa Itu Iklan ChatGPT? Mengenal Sponsored Content yang Bakal Muncul di Hasil Pencarian AI
  • Tutorial RAG: Inilah 7 Repository GitHub Terbaik untuk Membangun Sistem AI Sendiri
  • Apa itu CVE-2025-68664? Memahami Celah Keamanan LangGrinch pada LangChain
  • Kronologi Kasus Pencurian Data Karyawan Data Breach Korean Air 2025
  • Ini Kronologi Hack Memalukan Trustwallet di Natal 2025
  • Apa Itu Insiden Eksploitasi Sistem Rainbow Six Siege? Ini Penjelasannya
  • Apa Itu Docker Hardened Images (DHI)? Ini Definisi dan Penjelasannya
Beli Morning Star Kursi Gaming/Kantor disini: https://s.shopee.co.id/805iTUOPRV
Beli Pemotong Rumput dengan Baterai IRONHOOF 588V Mesin Potong Rumput 88V disini https://s.shopee.co.id/70DBGTHtuJ

©2026 emka.web.id | Design: Newspaperly WordPress Theme