Skip to content

emka.web.id

menulis pengetahuan – merekam peradaban

Menu
  • Home
  • Tutorial
  • Search
Menu

Pesantren harus Menjadi Pusat Budaya, bukan Konsumen Budaya

Posted on October 11, 2012

Bandung, NU Online
Pesantren merupakan sistem pendidikan asli Indonesia yang mampu mengintegrasikan nilai lokal, baik fisik maupun tata nilai dengan keislaman sehingga berpadu dalam Islam Nusantara yang toleran dan moderat yang merupakan perwujudan dari Islam ahlusunnah wal jamaah (aswaja).

Kemampuan adaptasi ini membuat pesantren dengan mudah diterima oleh masyarakat. kehadirannya tidak menganggu tradisi yang ada sehingga, pesantren tidak sekedar menjadi budaya pendidikan, tetapi telah mewujud menjadi subkultur tersendiri menjadi sebuah lembaga sosial budaya yang utuh dan menjadi rujukan masyarakat dalam berfikir dan bertindak.

Wakil Ketua Umum PBNU H As’ad Said Ali mengingatkan, umat Islam Indonesia dan kaum santri, pada khususnya, sedang dihadapkan pada dua persoalan besar, yaitu serbuan radikalisme Islam atau fundamentalisme agama di satu sisi dan disisi lain, menghadapi fundamentalisme pasar bebas yang dikenal dengan liberalisme. Mereka sama-sama fundamentalis, membawa ideologi keras yang tidak bisa ditawar atau dikompromikan dengan budaya setempat.

Pertarungan ideologi tersebut memberi andil besar terhadap terjadinya krisis di berbagai bidang kehidupan. Pesantren juga mengadopsi modernitas, meskipun tanpa risiko. Penerimaan budaya modern tanpa reserve dapat menimbulkan kehilangan orientasi, sedangkan penolakan mentah-mentah akan menjadi beku dan kehilangan arah. Prinsip yang dipegang pesantren adalah al muhafadzatu alal qadimis sholih wal akhdzu bil jadidil ashlah, yang artinya mempertahankan yang lama yang baik dan mengambil yang baru yang lebih baik. Ini merupakan jalan tengah strategi pengemangan kebudayaan yang sangat tepat.

“Pesantren, sebagaimana diajarkan oleh para ulama, memiliki relevansi tersendiri dalam menghadapi ancaman kedua macam fundamentalisme ini. Prinsip dan strategi para ulama dan kiai pesantren masih relevan dalam menghadapi krisis identitas saat ini,” katanya ketika memberi sambutan pada Seminar Kembali ke Pesantren, Kembali ke Cita-Cita Luhur Bangsa, yang diselenggarakan dalam rangka hari lahir ke-85 NU, yang diselenggarakan di Bandung, Ahad (26/6).

Ia juga berharap agar umat Islam melakukan evaluasi paradigma pengembangan Islam dan sosial yang dilakukan selama ini, agar sesuai dengan paradigma yang dibangun para ulama terdahulu, agar pesantren bisa menjadi pusat pengembangan budaya, bukan sekedar menjadi konsumen budaya dan pemikiran dari luar.

“Dalam situasi dunia yang sedang kacau seperti ini, semestinya kalangan pesantren Indonesia mampu memberikan berbagai solusi, bahkan alternative agar tercipta kehidupan dunia yang lebih harmoni dan lebih sejahtera,” terangnya.

Ia menyesalkan, adanya upaya dekonstruksi atau pembongkaran terhadap nilai-nilai Islam dengan menggunakan perspektif lain dalam melihat Islam, seperti lokakarya Pengembangan Kajian Agama dalam Perspektif Gender atau Pengembangan Kajian Fikih dalam Perspektif Hak Asasi Manusia.

“Ini tidak boleh dilakukan, sebaliknya, yang harus dilakukan adalah melakukan kajian dan tindakan dalam bidang politik, ekonomi dan kebudayaan dalam perspektif Islam agar dalam politik dan ekonomi, berkembang moral sebagaimana dikehendaki oleh ajaran Islam. Termasuk pengembangan gender, harus dilihat dalam perspektif aswaja, sehingga tidak muncul konsep gender yang liberal, tetapi berkarakter ahlusunnah wal jamaah,” terangnya.

Kemenangan ideologi fundamentalis, akan menjadi pesta pora bagi orang asing. Mereka menginginkan penguasaan agenda ekonomi dan politik untuk menguasai asset nasional. Mereka mengajarkan berfikir pragmatis dengan pendekatan untung rugi, bukan pendekatan manfaat dan mudharat bagi masyarakat.

Fundamentelisme pasar saat ini telah menimbulkan reaksi balik dengan munculnya fundamentalisme agama, gerakan terorisme, isu penegakan syariah dan upaya-upaya pan Islamisme.

“Disini NU sebagai stabilisator bangsa, kelompok sosdem menghendaki Indonesia pecah menjadi 12 negara, kelompok liberal menginginkan kita menjadi Negara serikat. NU tetap menghendaki Negara kesatuan yang menjunjung tinggi pluralitas dan toleransi,” tandasnya.

Terbaru

  • Belum Tahu? Inilah Cara Aman Login Binomo dan Trik Trading Buat Pemula Biar Nggak Boncos
  • Cara Mengatasi Error ‘Versi Diagnostik Belum Terbarui’ (Your current version of diagnostics is not up to date)
  • Cara Membuat Newsletter di Outlook 365
  • Sering Telepon di Tempat Berisik? Fitur Baru Expressive Call dari Google Bakal Jadi Penyelamat Kalian!
  • Google Pixel 10 Pro Akan Punya Integrasi Play Points Lebih Dalam
  • Stop Cara Kuno! Ini Trik Supaya Manajemen Karyawan Jadi Lebih Cepat dan Anti Ribet
  • Bug di Aplikasi Cuaca Wear OS Google: Update Tidak Ngaruh!
  • Samsung Kembangkan Sensor Kamera Baru Pakai Teknologi Global Shutter dan Efek Blur Bergerak
  • Cara Membuat Anggaran Otomatis di Excel
  • Baseus X1 Pro Kamera: Kamera Ringkas dengan Fitur Canggih dan Harga yang Menarik
  • Profil Sosmed Kalian Sepi? Gini Caranya Makeover Bio Biar Makin Dilirik Sama Netizen!
  • Cara Mengatasi Error ‘Disk is Full or Read-Only’
  • Belum Tahu? Inilah Trik Ampuh Atasi Error ‘We Were Unable To Create Your Notebook’ di OneNote
  • Trik Instagram Stories 2025: Ubah Viewer Jadi Loyal Follower dengan Fitur Sederhana Ini
  • Turning TikTok into a Money-Making Machine
  • Cara Ekstrak Driver Intel RST/VMD dari setuprst.exe: Panduan Lengkap
  • Pixel 8 dan 8 Pro Akan Punya Kamera Baru Resolusi 10.2MP, Hasil Lebih Baik di Kondisi Redup
  • Inilah Trik Website Kalian Lolos Core Web Vitals dan Ranking Naik
  • YouTube TV Uji Coba Fitur Tonton Rekaman Pertandingan Olahraga NFL,NBA, MLB Terbatas
  • Aawi Wireless Dua Habis Stok, Model Android Auto Tunggal Masih Diskon
  • Samsung Akan Luncurkan One UI 8.5 dengan Inspirasi ‘Liquid Glass’ yang Memukau
  • XBox Game Pass PC Tidak Bisa Address GPU ke Game
  • Your Pocket-Sized Doctors: 3 Health Apps Changing the Game on Android and iOS
  • Waymo Bawa Teknologi ‘Liquid Glass’ untuk Mobil Otonom
  • Rumor Google Akan Update UI Besar-besaran Desember 2025
  • Gemini Akan Masuk di Android Auto, Mobil Jadi Lebih Smart!
  • OpenAI Bantah Rencana Pasang Iklan di ChatGPT Berlangganan
  • Kenapa Komputer Sangat Panas Saat Gunakan Fitur Virtualisasi Hyper-V?
  • Apa itu Bug React2Shell? Sudah Serang Lebih dari 30 Organisasi dan 77.000 IP Address
  • Google Store Black Friday 2025: Penawaran Spesial untuk Pixel, Nest, dan Lainnya!
  • Ini Dia ESP32 P4: IoT RISC-V dengan Layar AMOLED dan LoRa, Perangkat Handheld Inovatif
  • Apa Itu HealthyPi-6? Solusi Open Source untuk Akuisisi Biosignal
  • Jetson THOR Industrial PC: 25Gbe Networking dan Bisa Pakai Kamera GMSL2
  • Azul Systems Akuisisi Payara Java Server
  • PC Kentang Jadi Ngebut? Coba GRML 2025, Distro Debian Ringan dengan Kernel 6.17!
  • Apa Itu US National Framework for AI? Kepres Donald Trump Bikin Heboh Dunia AI
  • Kenapa Bisnis Properti & Real Estate Harus Pakai AI, Ini Alasannya!
  • BARU! Brave Browser Bakal Bisa Ngerjain Tugas Kalian Secara Otomatis Lewat Agentic AI!
  • Belum Tahu? Google Maps Bakal Makin Canggih Berkat Integrasi Gemini Visual Ini!
  • Siap-Siap! Tahun 2026 Gemini Bakal “Menjajah” Chrome, iPhone, sampai Smartwatch Kalian
  • Apa Itu Ashen Lepus? Kelompok Peretas yang Mengincar Instansi Pemerintah Timur Tengah
  • Pengertian Vulnerability WebKit Apple Terbaru: Apa Itu CVE-2025-43529 dan CVE-2025-14174?
  • Apa Itu Fake OSINT? Definisi dan Bahaya Repositori GitHub Palsu
  • Apa Itu GenAI Browser Security? Ini Definisi dan Strategi Pengamanannya
  • Apa Itu CVE-2025-58360? Ini Pengertian Celah Keamanan GeoServer Terbaru

©2025 emka.web.id | Design: Newspaperly WordPress Theme