Sehingga tidak heran jika madrasah ini bercita-cita agar seluruh siswanya bisa memahami kitab kuning dengan bagus. Tidak hanya memahami saja, para siswa juga diharapkan dapat mengamalkan apa yang sudah dipelajarinya.
Diantara kurikulum yang diajarkan di Madrasah ini adalah memberikan pelajaran Aswaja yang di dalamnya dipelajari mulai dari sejarah sampai pada amalan-amalan Ahlus sunnah wal jama’ah dalam hal ini NU.
Pada pelajaran ini siswa diwajibkan hafal tahlil beserta do’a. pada saat praktik tahlil siswa diajak ziarah di makam sesepuh yang letaknya di sekitar madrasah, kemudian setiap pertemuan terdapat dua orang petugas, satu siswa bertugas sebagai pemimpin tahlil dan satu siswa lagi bertugas sebagai pemimpin do’a.
“Harapannya dengan dilatih praktik seperti ini, para siswa ketika terjun di masyarakat sudah siap untuk memimpin tahlil di berbagai organisasi atau jama’ah yang ada di kampung halaman masing-masing,” ujar Farhani, guru pengampu. (Abdus Shomad/Fathoni)
Sumber: NU OnlineMadrasah Aliyah Futuhiyyah 1 Wajibkan Siswa Hafal Tahlil
Demak, Madrasah Aliyah Futuhiyyah 1 merupakan Madrasah khusus putra yang berada di bawah naungan Yayasan Pondok Pesantren Futuhiyyah yang berada di Jalan Suburan Mranggen Demak, Jawa Tengah sejak didirikan memang fokus kepada ilmu agama dengan memakai kurikulum kitab salaf.
Sehingga tidak heran jika madrasah ini bercita-cita agar seluruh siswanya bisa memahami kitab kuning dengan bagus. Tidak hanya memahami saja, para siswa juga diharapkan dapat mengamalkan apa yang sudah dipelajarinya.
Diantara kurikulum yang diajarkan di Madrasah ini adalah memberikan pelajaran Aswaja yang di dalamnya dipelajari mulai dari sejarah sampai pada amalan-amalan Ahlus sunnah wal jama’ah dalam hal ini NU.
Pada pelajaran ini siswa diwajibkan hafal tahlil beserta do’a. pada saat praktik tahlil siswa diajak ziarah di makam sesepuh yang letaknya di sekitar madrasah, kemudian setiap pertemuan terdapat dua orang petugas, satu siswa bertugas sebagai pemimpin tahlil dan satu siswa lagi bertugas sebagai pemimpin do’a.
“Harapannya dengan dilatih praktik seperti ini, para siswa ketika terjun di masyarakat sudah siap untuk memimpin tahlil di berbagai organisasi atau jama’ah yang ada di kampung halaman masing-masing,” ujar Farhani, guru pengampu. (Abdus Shomad/Fathoni)
Sumber: NU Online
Sehingga tidak heran jika madrasah ini bercita-cita agar seluruh siswanya bisa memahami kitab kuning dengan bagus. Tidak hanya memahami saja, para siswa juga diharapkan dapat mengamalkan apa yang sudah dipelajarinya.
Diantara kurikulum yang diajarkan di Madrasah ini adalah memberikan pelajaran Aswaja yang di dalamnya dipelajari mulai dari sejarah sampai pada amalan-amalan Ahlus sunnah wal jama’ah dalam hal ini NU.
Pada pelajaran ini siswa diwajibkan hafal tahlil beserta do’a. pada saat praktik tahlil siswa diajak ziarah di makam sesepuh yang letaknya di sekitar madrasah, kemudian setiap pertemuan terdapat dua orang petugas, satu siswa bertugas sebagai pemimpin tahlil dan satu siswa lagi bertugas sebagai pemimpin do’a.
“Harapannya dengan dilatih praktik seperti ini, para siswa ketika terjun di masyarakat sudah siap untuk memimpin tahlil di berbagai organisasi atau jama’ah yang ada di kampung halaman masing-masing,” ujar Farhani, guru pengampu. (Abdus Shomad/Fathoni)
Sumber: NU Online