Hari Lahir NU dalam penanggalan Masehi akan jatuh esok hari tanggal 31 Januari. Dalam usia ke 87 ini, NU harus mampu meneguhkan kembali dirinya sebagai sebuah jamiyah yang berinti pada ciri ke-guyub-an. Guyub, itulah yang kini harus kembali dipikirkan oleh para elit NU yang semakin terdiaspora kemana-mana. Ada 2 keguyuban yang setidaknya penting menurut saya ditahun ini. Guyub Dunia Maya Dunia maya adalah tempat dimana sekarang ini kebanyakan para pencari Tuhan dan religiusitas berkelana. Dan ironisnya NU belum terlalu melihat hal ini sebagai salah satu medan dakwah yang baru. Masih terlalu sedikit blog atau web dengan paham ahlus sunnah wal jamaah yang murni dianut NU hadir didunia maya. Sebagian besar masih bertema kontra Wahabi yang kualitasnya memang 1000% lebih baik dari situs yang coba mereka hadang pemahamannya. Bayangkan jika santri, pesantren atau madrasah NU itu punya keguyuban dalam korespondensi, blogging dan menuliskan hasil pergulatan pemikirannya didunia maya, berapa ribu artikel tentang Bahsul Masail yang mereka dapat tulis, berapa ribu halaman terjemah dan pembahasan kitab-kitab klasik yang dapat mereka hadirkan? Luar biasa jika itu bisa dilakukan! Guyub Politik Suka tidak suka politik, tahun depan adalah tahun politik, tahun dimana NU akan kembali diseret dalam medan yang sebenarnya ingin dijauhinya. Dalam bidang politik sebagian besar politisi NU terkonsentrasi di PKB dan PPP, namun tidak sedikit pula yang berkontribusi besar dipartai nasionalis dan islam yang lain (dari PDIP sampai Nasdem). Disanalah mereka seharusnya mampu menampakkan ciri Hijau NU-nya. Disanalah mereka harus mampu membawa kendaraan politiknya tidak sekadar bersolek dan menggaet suara NU saja, tapi berkontribusi nyata di program-program keseharian NU di daerah. Lebih jauh lagi kalau memang para mobil politik itu mengklaim dirinya akan memperjuangkan NU atau mengklaim lahir dari NU, sewajarnya merekalah yang menjadi sumber daya pertama dari para pengurus Syuriah dan Tanfidziyah NU dalam upaya mensukseskan program mereka.