Pelatihan BMT (Baitul Mal wat Tamwil) oleh PC NU Lebak Banten

Guna menjawab tantangan zaman, warga Nahdlatul Ulama (NU) dituntut memahami berbagai ilmu pengetahuan, khususnya persoalan ekonomi. Karena itu, sebagai organisasi massa Islam terbesar di Indonesia, NU punya tanggung jawab moral memberikan pemahaman ilmu ekonomi kepada masyarakat.

Hal itu disampaikan Ketua Pengurus Cabang PCNU Lebak Nanda saat memberikan arahan pada pembukaan Pelatihan Manajemen Lembaga Keuangan Mikro Baitul Mal Wat Tamwil (BMT) di aula Hotel Karisma, Rangkasbitung Lebak, Ahad (12/12).

Hadir pada kesempatan tersebut, KH Arwani Faisal mewakili PBNU dan Kepala Bidang Sosial Budaya Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Lebak Asep Aeda Usman.

Satu pekan lalu, sebanyak 120 warga NU dari pengurus kecamatan NU se Lebak juga mengikuti bimbingan teknis kewirausahaan di Hotel Mutiara, Carita. Di sana, mereka mendapatkan berbagai ilmu dan pengetahuan tentang kewirausahaan.

Pelatihan ini diikuti 90 peserta yang terbagi dalam 3 angkatan. Angkatan pertama berjumlah 30 orang dengan waktu pelatihan pada Ahad (12/12) dan sisanya 2 angkatan mengikuti pelatihan pada Senin (13/12).

Nanda mengatakan, warga NU harus paham berbagai urusan. Karena, dalam era globalisasi, mereka harus bisa bertahan dan dapat bersaing dengan masyarakat dunia. Jika mereka hanya terfokus pada ngaji dan melupakan urusan dunia maka sulit bagi masyarakat untuk dapat bertahan hidup.

“Nabi Muhammad SAW tidak pernah meninggalkan urusan dunia. Dia berdagang dan menjalankan konsep ekonomi Islam, sehingga dikagumi para pedagang lain,” ujar Nanda.

Nanda optimis, dengan kemampuan manajemen keuangan yang baik, warga NU di daerah akan mempunyai peran penting dalam melaksanakan program dari pemerintah. Karena, saat ini banyak program yang diluncurkan pemerintah langsung ke desa-desa. Ketidaksiapan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memadai membuat program tersebut kurang berhasil.

Senada dikatakan, Asep Aeda Usman. Katanya, di desa-desa sekarang banyak berkeliaran rentenir-rentenir yang merugikan masyarakat. Jika, BMT dapat dibentuk di desa maka dapat mengeliminasi merebaknya rentenir ke daerah.

Sementara itu, Arwani Faisal mengatakan, program tersebut merupakan upaya PBNU melakukan pemberdayaan masyarakat. Jadi, ke depan warga NU tidak hanya mahir ilmu fikih, ilmu tauhid, dan disiplin ilmu Islam lainnya. Tapi, mereka juga dapat paham tentang ilmu ekonomi maupun perbankan.

“Saya yakin, kegiatan ini akan memberikan pencerahan terhadap 90 warga NU di Lebak,” pungkasnya. Sumber: NU Online

Scroll to Top