
PWNU Jabar: Indonesia Kuat karena Masyarakat Sipilnya Kokoh
Bandung, Ketua PWNU Jawa Barat, Dr H Eman Suryaman menilai, saat ini keberadaan Nahdlatul Ulama harus lebih kuat dalam memegang peranan sebagai pilar penyangga Republik Indonesia. Sebab menurutnya, kekuatan sebuah bangsa ditentukan kekuatan Civil Society-nya.
"Banyak studi yang telah membuktikan bahwa Indonesia masih bisa eksis sekalipun dilanda krisis ekonomi dan krisis politik karena masyarakat sipilnya yang kokoh. Bandingkan coba dengan negara-bangsa di Uni Soviet, atau negara-negara lain yang terpecah. Itu semua karena peranan civil society-nya lemah dan kemudian hancur," terangnya kepada NU Online, Senin (1/6).
Menurut Eman, keberadaan Nahdlatul Ulama dan ormas Islam moderat lainnya, juga gerakan swadaya telah banyak berjasa menjadikan negara ini tetap integral dengan kemajemukan suku-bangsa dan agama. Oleh sebab itu, ia berharap agar seluruh kekuatan masyarakat sipil harus tetap eksis mengawal negara ini.
"Kalau dulu di zaman Orde Baru masyarakat sipil dikuatkan untuk mengimbangi negara, sekarang masyarakat sipil harus bermitra karena memang negara sudah banyak diisi oleh kekuatan sipil. Kemitraan maksudnya agar program-program negara berjalan baik, cepat dan mampu menjawab hajat warga. Dengan kemitraan pula, peran kontrol berupa kritik, saran dan masukan lebih komunikatif," ujarnya.
Eman melihat pentingnya paradigma komunikasi yang baik karena dalam ruang demokrasi komunikasi itu sarana timbal-balik sejalan dengan prinsip musyawarah. Dengan partisipasi aktif melalui komunikasi, garis politik republikanisme yang selalu menaruh perhatian terhadap warga bisa lebih efektif.
Gabung NU
Lain daripada itu, Eman juga berharap saat ini para intelektual dan kaum profesional juga harus mengambil peranan di dalam negara. Atau, jika tidak tertarik ke dalam lingkar kekuasaan, bisa memilih jalur kelompok sipil seperti ormas-ormas Islam moderat seperti NU.
"Untuk para intelektual, dosen, jurnalis, pejabat, dan pengusaha, masuklah pada kelompok sipil yang besar agar ilmu dan kontribusi kerjanya dirasakan masyarakat. Di Jawa Barat misalnya, kami sangat open untuk menunggu kiprah kaum profesional. Ini supaya kita sama-sama maju, dan makin semangat bergotong-royong bergiat membangun bangsa," pesannya. (Sakri/Fathoni)
Sumber: NU Online
