
Ajakan ini disampaikan tokoh masyarakat dan tokoh agama Desa Manikin, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, Maskun Umar Dopong, dalam acara buka puasa bersama Pemuda Lintas Agama NTT, Rabu (1/7), di Masjid Al-Falah Manikin Kabupaten Kupang. Misku Umar yang berada di tengah-tengah lingkungan mayoraitas Kristen mengaku tidak pernah merasa ada perbedaan. Kerukunan terus dijaga dengan pola yang dilakukan adalah pola pendekatan kebudayaan. "Saya yakin prinsip toleransi jika kita mengendepan budaya untuk menjalin persatuan tidak mungkin ada gangguan apapun terhadap suasana kenyamanan," katanya kepada NU Online. Ia berharap kepada pemuda lintas agama untuk terus mengampanyekan perdamaian. "Mari kita jadikan kupang sebagai daerah contoh kerukunan beragama," pintanya. Sementara itu perwakilan pemuda Muslim yang tergabung dalam Komunitas Pemuda Lintas Agama Kupang (Kompak) Iksan Arman Pua Upa, mengatakan, buka puasa bersama dengan Jamaah Masjid Al Falah Manikin Kabupaten Kupang sebagai bagian dari silaturahim dan memupuk rasa persaudaraan di atas perbedaan yang ada. Kondisi NTT sebagai daerah yang sangat beragam dan multikultur sangat dimungkinkan adanya sekat-sekat dan gesekan-gesekan yang dapat memecah belah kerukunan antarumat beragama. Oleh karena itu diharapkan dari kegiatan ini, warga Kupang mampu menciptakan silaturahmi dalam bentuk buka puasa bersama. Kegiatan buka puasa bersama dengan tema tema "Cinta Ramadhan Cinta Perbedaan. Raih Perdamaian Hakiki" ini diikuti sekitar 100 orang. (Ajhar Jowe/Mahbib) Sumber: NU Online