Mengisi liburan sekolah dan Puasa Ramadhan 1436 Hijriyah, pelajar NU se-eks Karesidenan Pekalongan mengikuti Sekolah Kader Berkelanjutan (SKB). Peserta di uji talentanya lewat diskusi keilmuan dan gemblengan mental spiritual. Diharapkan peserta bisa meningkat kualitasnya sebagai pelajar NU.

Demikian disampaikan Koordinator SKB Kota Tegal Nur Faizza disela kegiatan di gedung PCNU Jalan Wisanggeni 10 Kota Tegal, Ahad Malam (28/6/2015). Menurut Nur Faizza, selama ini pelajar NU kurang intens dalam berdiskusi. Lebih banyak bersifat ceramah satu arah ketimbang saling berdebat mempertahankan argementasi. “Kita berusaha melatih peserta untuk saling bertukar pikir sesuai kapasitas ilmu yang dimiliki mereka,” terangnya. Kegiatan yang digelar Pimpinan Wilayah IPNU-IPPNU Jawa Tengah tersebut, diikuti 47 peserta dari 7 Pimpinan Cabang IPNU-IPPNU se-eks Karesidenan Pekalongan. Mereka berasal dari PC IPNU-IPPNU Kabupaten Brebes, Kab Tegal, Kota Tegal, Kab Pemalang, Kota Pekalongan, Kab Pekalongan, dan Kab Batang. Koordinator SKB PW Jawa Tengah, Nur Qomar mengatakan SKB merupakan pembelajaran secara berkelanjutan yang diselenggarakan secara bergilir dari tujuh Pimpinan Cabang. “Ini pertemuan kali kedua, sebelumnya digelar Brebes,” paparnya. “Tujuan diadakannya kegiatan ini adalah dalam rangka meningkatkan kualitas dari kader IPNU–IPPNU itu sendiri dan kami targetkan akhir dari kegiatan ini para peserta kami ikutkan dalam kegiatan pengkaderan formal yaitu Lakut.” Kegiatan yang diadakan dalam bulan Ramadhan ini merupakan kegiatan yang sangat mulia karena dalam kegiatan ini banyak didiskusikan ilmu–ilmu agama dan ilmu pengetahuan yang berguna bagi perkembangan kualitas kader sekaligus sebagai jalinan komunikasi dan silaturohmi antar kader IPNU-IPPNU se-Korda Pekalongan, tambah Zahruddin selaku ketua PC IPNU Kota Tegal. Harapan dari kegiatan ini semoga rekan dan rekanita yang bergabung bisa istiqomah selesai sampai lulus selama tujuh (7) kali pertemuan sehingga mampu menjadi kader andalan di dalam Pimpinan Cabang didaerah tempat tinggalnya. (Dedi Hartoyo/Mukafi Niam) Sumber: NU Online