
Uraian itu dikemukakan KH Ubaidillah Nur Umar, Rais Syuriyah PCNU Jepara dalam Pelantikan PCNU Jepara masa khidmah 2015-2020 di Gedung NU, Jalan Pemuda 51 Jepara, Jawa Tengah, Selasa (22/12) pagi. Agar sejajar dengan pemerintah, tegas Kiai Ubaid, pelantikan mesti tidak sebagai seremonial belaka. “NU mempunyai langkah. Dan langkah-langkah yang ditempuh perlu mendapat dukungan dari pemerintah,” ungkapnya. Sebaliknya pemerintah yang kebijakannya sejalan dengan rakyat harus didukung. “Yang benar harus dibantu. Yang salah harus siap diingatkan. Jika salah tidak mau diingatkan harus siap diganti. Jika benar tetapi tidak mau membantu sama artinya melukai,” imbuh Kiai Ubaid. Pejabat yang hadir memberikan ucapan selamat pasca Konfercab misalnya Sholih selaku Sekretaris Daerah, Ahmad Marzuqi sebagai Bupati Jepara, Subroto selaku Wakil Bupati Jepara. Ketua PCNU Jepara KH Hayatun Abdullah Hadziq mengatakan, pihaknya mengundang selain para pengurus di lingkungan NU, juga Forkompinda, SKPD, serta kepala desa se-Jepara. “Untuk membangun Jepara tidak bisa melalui satu orang. Semua elemen harus dilibatkan,” ujar pengasuh pesantren Hadziqiyah Jepara ini. Ia mengingatkan warga NU sebagai mayoritas di Jepara tidak boleh hanya dijadikan kepentingan sesaat. Warga NU, sebutnya harus cerdas. Jangan mudah terbuai oleh kepentingan sesaat. “Ingat politiknya warga NU tidak boleh lepas dari semangat kebangsaan dan kerakyatan,” harapnya. Bupati Jepara, Ahmad Marzuqi menambahkan menjadi pengurus NU harus berwibawa. Di samping itu sesama pengurus harus saling menjalin interaksi dengan teguh dan taat pada keputusan organisasi. Jika demikian, orang yang macam-macam dengan NU akan binasa. “Mlakune NU koyo selender/ sopo seng nabrak bakal kelenger,” tegas Marzuqi sebagimana mengutip penggalan syiir KH Ahmad Fauzan. Dalam kesempatan itu H. Marsyudi Syuhud Ketua PBNU melantik pengurus 2015-2020. KH. Maemun Zubair, Mustasyar PBNU menyampaikan mauidhoh hasanah. (Syaiful Mustaqim/Mahbib) Sumber: NU Online