Skip to content

emka.web.id

menulis pengetahuan – merekam peradaban

Menu
  • Home
  • Tutorial
  • Search
Menu

Wawancara Eksklusif dengan Kiai Agus Sunyoto (1): Syekh Siti Jenar dan Suluk Nusantara

Posted on April 26, 2022

Kliping Pemikiran Islam, Ditulis oleh Luthfil Hakim

Besok, Rabu 27 April 2022 Kiai Agus Sunyoto (rahimahuLlāh) telah genap setahun meninggalkan kita semua, dan kembali kepada dzat yang Maha Suluk, Allah SWT. Sosok sejarawan cum “pendekar” peradaban Nusantara asal Surabaya tersebut menghembuskan nafas terahirnya pada Selasa, 27 April 2021 silam dalam usia 61 tahun (1959-2021).

Meskipun beliau telah kembali kepada Dzat Maha Suluk, namun jejak intelektualisme pesantrennya masih terasa  hingga kini, dan terukir abadi dalam berbagai magnum opus miliknya. Mulai dari Suluk Abdul Jalil, Perjalanan Ruhani Syekh Siti Jenar yang diterbitkan oleh LKiS pada tahun 2003 silam, RahuvanaTattwa (2006), hingga Atlas Wali Sanga (2012) yang menjadi “kompas” bagi kita semua dalam menelaah rekam-jejak —literatur— peradaban ulama di Persada Nusantara ini.

Untuk mengenang kembali praksis serta rekam-jejak intelektualisme dari sosok egaliter cum mantan ketua Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (LESBUMI) —yang juga pernah berwasiat agar sepeninggal dirinya lembaga tersebut dipimpin oleh kiai Jadul Maula— tersebut, saya tuliskan kembali hasil wawancara eksklusif beliau dengan majalah Cahaya Sufi, yang terbit pada Agustus 2007 silam, yang mengambil tema besar “Syekh Siti Jenar dan Suluk Nusantara” yang masih ada relevansinya dengan mega-masterpiece beliau, yaitu: Suluk Abdul Jalil, Perjalanan Ruhani Syekh Siti Jenar (2003) yang membahas tarikat-tarikat yang menisbatkan ajarannya kepada Syekh Siti Jenar, dan berikut petikan wawancaranya:

Sejak kapan mas Agus melakukan riset tentang Syekh Siti Jenar, dan kenapa memilih tokoh ini sebagai objek riset? Adakah momen spiritual spesial, yang menggerakkan mas untuk menulis novel Syekh Siti Jenar?

Saya mulai kenal nama Syekh Siti Jenar sejak kakek saya bercerita tentang tokoh tersebut. Kakek asal desa Ploso, Jombang, santri Tebuireng angkatan pertama. Kakek saya cerita kalau ajaran Syekh Siti Jenar beliau peroleh dari KH. Hasyim Asy’ari. Sejak menulis cerbung Kyai Ageng Badar Wonosobo di Jawa Pos tahun 1987-1988, saya sudah mengumpulkan data tentang Syekh Siti Jenar.
Baca juga:  Ulama Banjar (139): Drs. H. Zainal Arifin Zamzam, MA
Penelitian intensif saya terhadap ajaran Syekh Siti Jenar lewat Tarikat Akmaliyyah saya mulai tahun 1999. Momentum saya nulis cerita Syekh Siti Jenar dipicu oleh terjadinya peristiwa 2 November 2001 yang ‘melukai’ jiwa saya. Saat itu saya diundang teman-teman aktivis NU di Jogja untuk bicara geopolitik-geosentris pasca jatuhnya Gus Dur. Dalam acara itu, saya dapati sekulerisme, dan rasionalisme yang empirik materialistik sangat menguasai cara pandang anak-anak muda NU. Mereka lebih yakin kebenaran Karl Marx, George Lukac, Antonio Gramsci, Jacques Derrida dalam filsafat dan teori-teori sosial dari pada kebenaran agama. Bahkan mereka anggap term-term iman dan taqwa dalam perubahan sosial sebagai ‘tahayul’ yang tidak bisa dijadikan pijakan analisis sosial. Saat itu saya terilhami untuk memberi alternatif teoritik dalam filsafat dan perubahan sosial yang khas Nusantara kepada ana-anak muda NU.

Ini, yaitu momentum sejarah era Wali Sanga  yang dimotori Syekh Siti Jenar. Dari 7 jilid buku Syekh Siti Jenar yang saya tulis, konsep filosofis, dan sosiologi saya tuang di buku 3, 4, 5 dengan titel “SangPembaharu”. Jadi lewat buku SyekhSitiJenar saya memberi alternatif kepada kawan-kawan ativis muda NU dalam peggunaan teori sosial dengan asumsi dasar; paradigma, dogma, doktrin, mitos yang khas Nusantara-Islam (maaf, selama ini orang Indonesia yang dididik di sekolah selalu mengekor teori-teori Barat, dan tidak mampu membangun teori sendiri).

Jika ini riset, kenapa dituangkan dalam bentuk novel? Apakah penulisan ilmiah kognitif tidak memadai bagi pengalaman spiritual?

Konsep penulisan ilmiah kognitif adalah hegemoni Barat dalam pengetahuan. Saya menolak itu. Sebab konsep itu hanya berpijak pada ilmu akal (rasio). Sementara pengetahuan Islam, dan Timur, mengenal dua sistem pengetahuan: 1) Ilmu Akal/Nalar yang berpusat di otak manusia; 2) Ilmu Qalbu/Kaweruh yang berpusat di qalbu manusia.
Baca juga:  Mochtar Lubis (1): Novel dan Manusia Indonesia
Sepanjang saya pelajari sejarah, hampir semua naskah dari era Kalingga sampai Majapahit menggunakan bahasa sastra seperti a). Perjalanan Hayam Wuruk dalam reportase Mpu Prapanca yang diberi judul Nagarakertagama ditulis dalam bahasa sastra; b). Sejarah perang Bubat ditulis dalam bahasa kidung; c). Penegakan awal Majapahit hingga pemberontakan Ranggalawe ditulis dalam sastra yaitu KidungPanjiwijayakrama yang isinya identik dengan isi prasasti-prasasti; di kitab ketatanegaraan seperti Nitipraja ditulis dalam bentuk sastra. Hanya KUHP seperti KutaraManawa yang ditulis tidak dalam bahasa sastra.

Lewat institusi sekolah, Barat sudah menghegemoni pikiran kita, dengan asumsi dasar bahwa karya-karya sastra adalah karya imajiner yang tidak ilmiah. Ini sangat hegemonik, dan konyol, karena karya-karya fiksi seperti Republic yang ditulis oleh Plato, TheUtopianIsland yang ditulis Thomas Moore, CityofTheSun yang ditulis oleh Tomasso Campanella, AlsoSparchZaratushtra yang ditulis Nietzsche, bahkan teori Karl Marx yang imajiner tentang masyarakat komunis dianggap filsafat. Sementara kalau reportase, sejarah, tata negara, filsafat, hukum, ditulis dalam bentuk sastra oleh bangsa kulit berwarna (bukan kulit putih) dinilai karya imajiner. Itu ras diskriminasi. Kita yang bodoh dan bermental inlander saja yang menerima dan mengekor pandangan Barat itu dengan membuta. Jadi sebagai orang yang sadar akan eksistensi diri manusia merdeka, saya tulis hasil penelitian saya dalam bentuk novel sebagai resistensi saya terhadap hegemoni Barat, dan sekaligus membangkitkan budaya lama Nusantara. Lantaran itu karya-karya novel saya selalu disertai exegese, dan daftar pustaka. Dan ternyata, masyarkat Nusantara lebih mudah memahami penjelasan lewat bahasa sehari-hari yang saya sampaikan dari pada jika saya gunakan bahasa ilmiah ala barat (baca novel saya RahuvanaTattwa).
Baca juga:  Ulama Banjar (49): KH. Muhammad Hanafie Gobit
Apa penemuan baru yang mas temukan dalam riset tersebut, mengingat Syekh Siti Jenar merupakan simbol kontroversi dalam sejarah tasawuf kita? Apakah sebatas mitos, yang ditulis untuk menggambarkan pergulatan kebudayaan Islam Jawa, ataukah sebagai person sejarah, ia nyata ada?

Karena penelitian yang saya lakukan menggunakan pendekatan kualitatif yang sebenarnya sudah digunakan sarjana-sarjana muslim di masa silam, maka obyek-obyek yang saya teliti adalah tarikat-tarikat yang menisbatkan ajaran kepada Syekh Siti Jenar. Itu berarti Syekh Siti Jenar bukan tokoh fiktif karena meninggalkan ajaran tarikat yang riil diikuti masyarakat hingga jaman ini.

Temuan saya yang unik tentang ajaran tarikat Syekh Siti Jenar itu, sbb; 1) tidak ada mursyid dalam wujud manusia, karena mursyid ada di dalam ruhani manusia (seperti konsep Dewaruci dalam ajaran Sunan Kalijaga); 2) menafikan semua pengkultusan terhadap manusia, benda-benda bertuah, makam-makam keramat, dan makhluk ghaib; 3) tidak mengenal konsep jama’ah dalam mujahadah sehingga dilakukan sendiri-sendiri karena itu ajaran jadi tertutup dan terrahasia; 4) mengajarkan filsafat sebagai ilmu akal dalam memahami konsep tauhid untuk memulai perjalanan ruhani yang hanya menggunakan ilmu qalb; 5) Syekh Siti Jenar tidak mengajarkan cara menuju surga maupun menghindari neraka karena keduanya dianggap makhluk, sehingga inti ajarannya hanya berfokus pada bagaimana cara menuju Allah; 6) tidak ada doa-doa, dan wirid-wirid maupun hizb yang memberi peluang pamrih bagi manusia untuk meminta nikmat kepada Allah; 7) Syekh Siti Jenar hanya mengajarkan dzikir, dan tanafus dalam rangka menuju Allah. Saya kira, dengan ciri-ciri ini wajar jika ajaran Syekh Siti Jenar jadi kontroversial dalam sejarah tasawuf di Nusantara.

Baca Juga

Artikel ini di kliping dari Alif.id sebagai kliping/arsip saja. Segala perubahan informasi, penyuntingan terbaru dan keterkaitan lain bisa dilihat di sumber.

Terbaru

  • Apa Itu Diamond Combo? Pengertian Game Puzzle Viral yang Katanya Bisa Hasilkan Cuan
  • Apa Itu Showbox? Pengertian, Fungsi, dan Cara Menggunakannya di Android
  • Cara Mengatasi Fitur Monet Facebook Pro Tiba-tiba Hilang
  • Google Bikin Kejutan! Pixel 10 Diskon Gila-gilaan di YouTube Premium
  • Apa Itu Google CC? Ini Pengertian Agen Produktivitas AI Eksperimental Terbaru
  • Apa Itu Ultras Seblak di eSport? Pengertian dan Fenomena Baru Suporter eSport
  • Android 16: Animasi Folder Baru yang Mengubah Cara Kita Berinteraksi!
  • Android 16: Notifikasi Lokasi ‘Blue Dot’ – Fitur Baru yang Perlu Kalian Ketahui!
  • Apa Itu Risiko Auto Click di Event Spongebob Mobile Legends? Ini Penjelasannya
  • Apa Itu Fitur Eksperimental Windows? Ini Pengertian dan Cara Menonaktifkannya
  • Apa Itu Android 16 Beta 1? Ini Pengertian dan Fitur Terbarunya
  • Belum Tahu? Ini Trik Supaya Bisa Dapat Skin Patrick Mobile Legends dengan Harga Murah
  • Pixel Desember 2025: Update Besar Siap Meluncur, Apa yang Baru?
  • Apa Itu HYFE XL Prioritas? Ini Pengertian, FUP, dan Realita Kecepatannya
  • Pengertian Render dan Convert: Apa Bedanya dalam Video Editing?
  • Cara Mengatasi Aplikasi Office yang Terus Muncul dan Menerapkan Perubahan Pengaturan Privasi
  • Pixel Launcher Mendapatkan Sentuhan Google Search Baru!
  • Penyebab Aplikasi Wondr BNI Tidak Bisa Dibuka
  • Kode 0425 Daerah Mana? Ini Pengertian dan Fakta Sebenarnya
  • Apa Itu SSS CapCut? Pengertian Downloader Video Tanpa Watermark yang Wajib Kalian Tahu
  • Apa Itu Paket GamesMAX Telkomsel? Ini Pengertian dan Fungsinya Bagi Gamers
  • Apa Itu Menu Plus di Google Search? Ini Pengertian dan Fungsinya
  • Apa Itu Lepas Kolpri? Ini Pengertian dan Fenomenanya di Dunia Gaming
  • Pixel Buds Pro Dapat Update Software dengan Dukungan ANC Adaptif dan Peningkatan Audio
  • Mous Pixel Watch 4 Akan Hadir dengan Charger Baru dan Fitur-Fitur Terbaru
  • Hati-hati, Video Asli Botol Golda Viral Season 4 Full 6.30 Menit, Cek Link dan Faktanya disini!
  • Google Docs Dapat Update Material 3 dan Desain Ekspresif Baru, Fokus pada Kreativitas dan Kolaborasi
  • Belum Tahu? Ini Trik Hitung Cost Per Gigabyte Supaya Gak Boncos Saat Beli Paket Internet
  • Apple TV dan Google Cast Akan Terintegrasi Lebih Dalam, Tawarkan Pengalaman Streaming yang Lebih Baik
  • Lagi Rame Botol Golda Viral 19 Detik? APA ITU? Jangan Asal Klik Link Sembarangan, Ini Bahayanya!
  • Apa Itu Platform Modular Intel Alder Lake N (N100)? Ini Pengertian dan Spesifikasinya
  • Apa Itu Armbian Imager? Pengertian Utilitas Flashing Resmi untuk Perangkat ARM Kalian
  • Apa Itu OpenShot 3.4? Pengertian dan Fitur LUT Terbaru untuk Grading Warna
  • Flatpak 1.16.2: Sandbox Baru untuk GPU Intel Xe dan VA-API
  • Apa Itu EmmaUbuntu Debian 6? Pengertian Distro Ringan Berbasis Trixie untuk PC Lawas
  • Apa Itu Nemotron-3 Nano? Pengertian Model Bahasa Ringkas dan Hasil Uji Cobanya
  • Prompt AI Dapur Aestetik
  • Prompt AI Suami Istri Bawa Terong
  • Prompt AI Touring Motor di Stadion GBK
  • Prompt AI Foto Jadul Kebaya Merantau Belanda
  • Apa Itu Insiden Peretasan Kementerian Dalam Negeri Prancis? Kronologi dan Dampaknya
  • Apa Itu DPRK Threat Actors? Ini Pengertian dan Sepak Terjangnya dalam Pencurian Kripto Global
  • Apa itu Insiden Siber DXS International? Pengertian dan Dampaknya pada NHS
  • Apa Itu Warrantless Search Google? Pengertian dan Dampaknya Bagi Privasi Kita
  • Kronologi Kasus Malware Kapal Feri Fantastic
Beli Pemotong Rumput dengan Baterai IRONHOOF 588V Mesin Potong Rumput 88V disini https://s.shopee.co.id/70DBGTHtuJ
Beli Morning Star Kursi Gaming/Kantor disini: https://s.shopee.co.id/805iTUOPRV

©2025 emka.web.id | Design: Newspaperly WordPress Theme