Tidak sebagaimana lazimnya panggilan seseorang yang biasanya cuma satu saja, namun bagi K.H. Muhammad Bahrul Ilmi, dipanggil dua nama yaitu Guru Bahrul, dan atau Guru Ilmi. Beliau lahir di Banjarmasin tanggal 1 Februari 1961. Pendidikan yang ditempuh dari tingkat dasar (madrasah Ibtidaiyah) hingga lanjutan tingkat pertama (madrasah Tsanawiyah) di Pondok Pesantren Darussalam Martapura, kabupaten Banjar. Sesudah itu melanjutkan ke Pondok Pesantren Datu Kelampayan Bangil Jawa Timur yang diasuh K.H. Syarwani Abdan (Guru Bangil).
Meskipun belajar agama sudah menjelajah sampai ke tanah Jawa, K.H. Muhammad Bahrul Ilmi masih belum merasa memiliki ilmu pengetahuan agama yang cukup. Ibarat seorang musafir yang tengah mengembara beliau masih haus dan dahaga. Oleh sebab itulah untuk menambahnya lagi beliau kemudian pergi Tanah Suci Mekkah, beliau menggali dan memperdalam ilmu agama Islam di Masjidil Haram, belajar langsung dengan beberapa ulama terkemuka.
Sebelum terjun sebagai ulama dan memberikan siraman rohani kepada masyarakat, K.H. Muhammad Bahrul Ilmi pernah dibina dan dibimbing langsung cukup lama oleh seorang ulama senior yang dikenal wara, K.H. Zakaria (Guru Amang). Saat K.H. Zakaria memberikan pengajian di majelis-majelis taklim, Guru Bahrul Ilmi duduk disamping beliau. Dari guru beliau inilah banyak diperoleh berbagai pengalaman, wawasan dan pengetahuan yang bertalian langsung dengan metodologi dakwah.
Baca juga: Ulama Banjar (46): Guru Salim Ma'ruf
Aktivitas sehari-hari guru agama Islam, berdakwah dan mengisi pengajian di majelis taklim. Pengajian yang diasuh di antaranya di Pemko Banjarmasin, masjid dan langgar serta di kelompok-kelompok Yasinan dan Shalawat di Kota Banjarmasin dan sekitarnya. Juga pimpinan KBIH Bimbingan Haji dan Umrah Al-Munawwarah Banjarmasin, hampir setiap tahun beliau berangkat ke Tanah Suci mekkah membimbing jemaah melaksanakan rukun Islam yang kelima.
Nama Guru Bahrul Ilmi memang sudah tidak asing lagi di kalangan masyarakat kota Banjarmasin dan sekitarnya. Beliau sering tampil dalam berbagai peringatan hari-hari besar Islam sebagai penceramah. Bahkan sering memberikan pengajian-pengajian khusus untuk keluarga dengan mendatangi langsung ke rumah keluarga yang meminta. Tidak hanya itu, beliau juga tidak jarang diundang kaum muslimin dan muslimat di luar kota Banjarmasin, malah di luar Kalimantan Selatan untuk memberikan siraman rohani.
Dalam organisasi sosial keagamaan (ormas Islam) Guru Bahrul Ilmi dipercaya menempati kursi Mukhtasyar Nahdlatul Ulama (NU) Kota Banjarmasin. Dalam berdakwah beliau memiliki gaya dan metode yang khas, yakni sering disisipi cerita-cerita yang menggugah perasaan atau menyentuh hati. Juga sesekali diselipkan humor segar yang Islami, sehingga membuat jemaah makin tertarik mengikuti apa yang beliau sampaikan.
K.H. Muhammad Bahrul Ilmi memiliki semboyan hidup yang sangat islami dan tertuju untuk semua umat Islam. Semboyan beliau diungkapkan dalam bentuk doa, yakni: “semoga kita semua diridhai Allah SWT”. Senada dengan ungkapan semboyan ini, beliau juga memberikan tausiah singkat namun padat, tegas dan jelas bahkan tuntas yaitu ‘Anfauhum linnas.
Dari perkawinan dengan Hj. Sundusiah binti H. Ahmad Junaid, Guru Bahrul Ilmi dikaruniai oleh Allah SWT 3 orang anak, dan alhamdulillah semuanya sudah menunaikan rukun Islam yang kelima, yaitu: Hj. Subaikah, H. Ahmad Sibawaihi, dan H. Ahmad Syamsul Ma’arif Ilmi.
Baca juga: 100 Tahun Soeharto (1): Bocah dan Doa
Bersama keluarganya, K.H. Muhammad Bahrul Ilmi tinggal di sebuah rumah yang bersampingan dengan langgar. Tepatnya Jalan Kelayan B Tengah RT 23 No. 1 Kecamatan Banjarmasin Selatan, kota Banjarmasin.
Baca Juga
Artikel ini di kliping dari Alif.id sebagai kliping/arsip saja. Segala perubahan informasi, penyuntingan terbaru dan keterkaitan lain bisa dilihat di sumber.