Skip to content

emka.web.id

menulis pengetahuan – merekam peradaban

Menu
  • Home
  • Tutorial
  • Search
Menu

PMII dan NU

Posted on September 7, 2012

Oleh: M Ajie Najmuddin

Acara Kongres XVII Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) telah berlalu. Berbagai gagasan dan wacana terkait PMII mulai muncul baik dari hasil diskusi di forum seminar hingga obrolan di warung kopi. Penulis mencermati setidaknya ada tiga hal yang menjadi perbincangan besar di antara para peserta.

Pertama, sistem pengkaderan PMII. Ini terkait bagaimana membangun ruang dan pola pengkaderan di PMII. Kedua, paradigma pergerakan. Ketiga, wacana untuk ‘menyatukan’ kembali PMII menjadi salah satu badan otonom Nahdlatul Ulama ( banom NU).

Adalah wacana ketiga yang paling banyak disinggung, mulai dari acara pembukaan hingga seminar terakhir. Slamet Effendi Yusuf, alumni PMII dan sekarang pengurus PBNU, melontarkan kembali wacana tersebut kepada para kader PMII. Bahwa konteks PMII menyatakan independen terhadap NU pada saat itu, lebih kepada keinginan PMII untuk tidak terjebak ke dalam arah politik praktis. NU pada saat itu memang tengah asyik dalam aras politik nasional sebagai salah satu partai politik yang memiliki dukungan massa yang cukup besar.

Keinginan untuk menjadi independen tersebut semakin menguat, pada dasawarsa 70-an, ketika rezim Orde Baru mulai mengerdilkan fungsi partai politik, sekaligus juga penyederhanaan partai politik secara kuantitas, dan isu back to campus serta organisasi-organisasi profesi kepemudaan mulai diperkenalkan melalui kebijakan NKK/BKK, maka PMII menuntut adanya pemikiran realistis.

14 Juli 1971 melalui Mubes di Murnajati, PMII mencanangkan independensi, terlepas dari organisasi manapun (terkenal dengan Deklarasi Murnajati). Kemudian pada kongres tahun 1973 di Ciloto, Jawa Barat, diwujudkanlah Manifest Independensi PMII.

Namun, pada perkembangannya dalam Muktamar Situbondo tahun 1984, NU kemudian juga menegaskan komitmen kembali ke khittah, untuk tidak lagi aktif dalam politik praktis. Dalam konstelasi situasi ini kemudian mencuat pertanyaan: apakah PMII akan kembali bergabung dengan NU? Atau tetap mempertahankan komitmennya untuk tetap independen?

Pertanyaan di atas sedikit terjawab ketika PMII kemudian menegaskan kembali sikap independensi menjadi interdependensi terhadap NU. Yakni, secara struktural kelembagaan PMII tidak terikat kepada NU. Tapi secara ikatan teologis dan kultural, relasi atau hubungan PMII dan NU tidak dapat terpisahkan.

Sinergitas Gerakan

Keterpisahan PMII dari NU pada perkembangan terakhir ini lebih tampak hanya secara organisatoris formal saja. Sebab kenyataannya, keterpautan moral, kesamaan background, pada hakekat keduanya susah untuk direnggangkan. Tak dapat dipungkiri, bila dilihat dari akar historitas, kelahiran PMII tak bisa dipisahkan dari lingkup NU. Meskipun PMII pernah menyatakan independen tehadap NU, tetapi pada hakikatnya landasan ideologi ahlussunnah wal jama’ah (Aswaja) yang diusung PMII masih selaras dengan landasan ideologi NU. Lebih dari itu, hubungan PMII dengan NU merupakan relasi strategis, bukan semata-mata karena ikatan teologis dan kultural, melainkan karena secara sosio-ekonomi dan sosio-politik, antara PMII dengan NU memiliki banyak kesamaan. Selain itu tidak boleh diingkari bahwa pada hakikatnya titik keberangkatan PMII adalah dari akar NU.

Memperkuat hubungan dengan Nahdlatul Ulama semestinya diarahkan dari visi kebangsaan. Bagaimanapun NU adalah ormas keagamaan yang paling tegas dalam menyatakan visi nasionalismenya. Visi ini sama dengan visi di PMII. Selain itu, hubungan diarahkan untuk membentuk pola ikatan yang lebih massif dari proses berbangsa yang tengah dibangun PMII. Sebagaimana PMII, NU memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi perekat bangsa ini, mengingat secara tradisi, Islam di Indonesia pada dasarnya direpresentasikan oleh Nahdlatul Ulama.

Titik persoalannya, basis NU baru terdapat di Jawa, sementara luar Jawa belum mendapat perhatian yang cukup. Apabila basis di luar Jawa dikembangkan secara serius, PMII dan NU akan menjadi kekuatan strategis. Semisal di beberapa daerah di Kalimantan Selatan yang memiliki nuansa kultur ‘Islam-Indonesia’ yang kental, ini bisa menjadi pijakan awal hubungan tersebut.

Setidaknya ada tiga hal yang bisa digali dari arah perjuangan bersama antara PMII dan NU. Pertama, ideologis. Dalam Nilai Dasar Pergerakan (NDP) PMII memilih Aswaja sebagai pendekatan berpikir dalam menghayati dan memahami keyakinan beragama. Dalam hal ini, PMII selaras dengan perjuangan NU. Islam Aswaja yang dikenal memiliki semangat nilai tawasuth (moderat), al-hurriyah (kemerdekaan), tasamuh (toleransi), i’tidal (keadilan), al-hurriyah (persamaan), dan al-sulh (nilai perdamaian) merupakan landasan penting di tengah kenyataan masyarakat Indoensia yang serba majemuk ini. Nilai-nilai ini-lah yang semestinya menjadi perjuangan bersama (universal), tidak hanya PMII dan NU, tetapi juga setiap elemen lain dalam komponen bangsa ini.

Kedua, aspek sosiologis. Hubungan dalam pengertian yang tidak bersifat organisatoris. Apalagi bila dihubungkan dengan kesamaan sosio-ekonomi, sosio-kultur, dan sosio-politik antara PMII dengan NU. Ketiga, aspek teknis. Bahwa di setiap lembaga, masing-masing pasti memiliki program kegiatan. Di NU misalnya, memiliki program kegiatan yang meliputi banyak aspek, semisal di pendidikan, kesehatan, pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), dan lain sebagainya. Di ruang-ruang itulah, PMII dengan NU bisa saling mengisi. Ketiga hal tersebut, minimal bisa menjadi bukti ketegasan komitmen interdependensi PMII dengan NU.

Pada akhirnya, betapapun PMII mandiri, ideologi PMII tidak akan lepas dari faham ahlussunnah wal jamaah yang juga merupakan ciri khas NU. Ini berarti secara kultural- ideologis, PMII dengan NU tidak bisa dilepaskan. Ahlussunnah wal jamaah merupakan benang merah antara PMII dengan NU. Dengan Aswaja pula, PMII membedakan diri dengan organisasi lain.

Satu hal yang patut kita ingat adalah, bukan persoalan menjadi banom atau tidak menjadi banom, tetapi bagaimana PMII, NU, dan kita semua bisa tetap berkomitmen dalam perjuangan untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan Indonesia. Sumber: NU Online

*Penulis adalah aktivis PMII Solo

Terbaru

  • Google Bikin Kejutan! Pixel 10 Diskon Gila-gilaan di YouTube Premium
  • Apa Itu Google CC? Ini Pengertian Agen Produktivitas AI Eksperimental Terbaru
  • Apa Itu Ultras Seblak di eSport? Pengertian dan Fenomena Baru Suporter eSport
  • Android 16: Animasi Folder Baru yang Mengubah Cara Kita Berinteraksi!
  • Android 16: Notifikasi Lokasi ‘Blue Dot’ – Fitur Baru yang Perlu Kalian Ketahui!
  • Apa Itu Risiko Auto Click di Event Spongebob Mobile Legends? Ini Penjelasannya
  • Apa Itu Fitur Eksperimental Windows? Ini Pengertian dan Cara Menonaktifkannya
  • Apa Itu Android 16 Beta 1? Ini Pengertian dan Fitur Terbarunya
  • Belum Tahu? Ini Trik Supaya Bisa Dapat Skin Patrick Mobile Legends dengan Harga Murah
  • Pixel Desember 2025: Update Besar Siap Meluncur, Apa yang Baru?
  • Apa Itu HYFE XL Prioritas? Ini Pengertian, FUP, dan Realita Kecepatannya
  • Pengertian Render dan Convert: Apa Bedanya dalam Video Editing?
  • Cara Mengatasi Aplikasi Office yang Terus Muncul dan Menerapkan Perubahan Pengaturan Privasi
  • Pixel Launcher Mendapatkan Sentuhan Google Search Baru!
  • Penyebab Aplikasi Wondr BNI Tidak Bisa Dibuka
  • Kode 0425 Daerah Mana? Ini Pengertian dan Fakta Sebenarnya
  • Apa Itu SSS CapCut? Pengertian Downloader Video Tanpa Watermark yang Wajib Kalian Tahu
  • Apa Itu Paket GamesMAX Telkomsel? Ini Pengertian dan Fungsinya Bagi Gamers
  • Apa Itu Menu Plus di Google Search? Ini Pengertian dan Fungsinya
  • Apa Itu Lepas Kolpri? Ini Pengertian dan Fenomenanya di Dunia Gaming
  • Pixel Buds Pro Dapat Update Software dengan Dukungan ANC Adaptif dan Peningkatan Audio
  • Mous Pixel Watch 4 Akan Hadir dengan Charger Baru dan Fitur-Fitur Terbaru
  • Hati-hati, Video Asli Botol Golda Viral Season 4 Full 6.30 Menit, Cek Link dan Faktanya disini!
  • Google Docs Dapat Update Material 3 dan Desain Ekspresif Baru, Fokus pada Kreativitas dan Kolaborasi
  • Belum Tahu? Ini Trik Hitung Cost Per Gigabyte Supaya Gak Boncos Saat Beli Paket Internet
  • Apple TV dan Google Cast Akan Terintegrasi Lebih Dalam, Tawarkan Pengalaman Streaming yang Lebih Baik
  • Lagi Rame Botol Golda Viral 19 Detik? APA ITU? Jangan Asal Klik Link Sembarangan, Ini Bahayanya!
  • Apa itu Regedit FF Auto Headshot 100 No Password 2024? Simak Definisi dan Cara Kerjanya
  • Apa Itu KPH dan MPH? Pengertian dan Perbedaannya di Game Balap
  • Belum Tahu? Inilah Cara Aman Quotex Login dan Solusi Kalau Error!
  • Apa Itu Platform Modular Intel Alder Lake N (N100)? Ini Pengertian dan Spesifikasinya
  • Apa Itu Armbian Imager? Pengertian Utilitas Flashing Resmi untuk Perangkat ARM Kalian
  • Apa Itu OpenShot 3.4? Pengertian dan Fitur LUT Terbaru untuk Grading Warna
  • Flatpak 1.16.2: Sandbox Baru untuk GPU Intel Xe dan VA-API
  • Apa Itu EmmaUbuntu Debian 6? Pengertian Distro Ringan Berbasis Trixie untuk PC Lawas
  • Apa Itu Nemotron-3 Nano? Pengertian Model Bahasa Ringkas dan Hasil Uji Cobanya
  • Prompt AI Dapur Aestetik
  • Prompt AI Suami Istri Bawa Terong
  • Prompt AI Touring Motor di Stadion GBK
  • Prompt AI Foto Jadul Kebaya Merantau Belanda
  • Apa Itu Surat Panggilan Polisi yang Sah? Ini Ciri-Ciri dan Contohnya
  • Apa Itu Serangan Kredensial IAM (IAM Credential Attack)? Ini Pengertian dan Risiko Fatalnya
  • Apa Itu Serangan Malware Kloning Aplikasi? Ini Pengertian dan Cara Kerjanya
  • Serangan Siber Rusia Targetkan Industri Energi: Sandworm Mengintai
  • Apa Itu Video PT Pabrik Brebes Viral? Ini Pengertian dan Fakta Sebenarnya
Beli Pemotong Rumput dengan Baterai IRONHOOF 588V Mesin Potong Rumput 88V disini https://s.shopee.co.id/70DBGTHtuJ
Beli Morning Star Kursi Gaming/Kantor disini: https://s.shopee.co.id/805iTUOPRV

©2025 emka.web.id | Design: Newspaperly WordPress Theme