Skip to content

emka.web.id

menulis pengetahuan – merekam peradaban

Menu
  • Home
  • Tutorial
  • Makalah
  • Ke-NU-an
  • Kabar
  • Search
Menu

Google Android Market Berubah Jadi Google Play

Posted on March 9, 2012

Google melakukan pengembangan Android Market, dan mengubahnya menjadi Google Play. Ini merupakan sumber yang lebih komprehensif untuk mendapatkan film, aplikasi, musik, dan ebook dalam satu fitur.

Menurut Direktur Konten Digital Google, Jamie Rosenboerg, perubahan Android Market menjadi Google Play itu akan mulai berlaku hari ini.

Google Play menandai permulaan radikal dari Android Market, sejak debut Android lebih dari tiga tahun lalu. Dengan layanan ini, Google merancang Google Play untuk meruntuhkan tembok pemisah dari sejumlah layanan penawaran yang dimiliki Google.

“Google Play akan menjadi pengalaman tunggal bagi pengguna,” kata Rosenberg. “Ini menciptakan pengalaman yang lebih kuat di Android dan juga meningkatkan kesempatan bagi mitra konten untuk berinteraksi dengan banyak penawaran Google,” sambungnya.

Pergeseran branding ini mengejutkan, mengingat sumber daya dan energi yang dihabiskan Google dalam membangun brand Android. Selama ini, Android Market memang melekat menjadi sebuah brand unik di sistem operasi mobile Google, dan butuh waktu untuk rebranding Google Play.

Langkah ini seperti menjawab kritikan yang diajukan kepada layanan terpisah Google. Selama ini, Google terkesan tidak melakukan sinkronisasi layanan sejenis, misalnya antara Google Music dengan video musik di YouTube.

Ketika eksekutif Google setuju dengan konsep Google Music sebagai label pada 2010 dan 2011, mereka juga membicarakan integrasi layanan dengan YouTube. Tapi hingga sekarang layanan itu tidak pernah digabungkan.

Dengan pembentukan Google Play, Rosenberg mengatakan musik tidak akan lagi menjadi layanan mandiri.

Walau terbilang sukses sebagai sebuah platform, Android Market berjuang keras untuk menyaingi pendapatan Apple App Store. Sejak diluncurkan pada Oktober 2008, pendapatan Android Market selalu di belakang Apple App Store.

Bulan lalu, Distimo, sebuah perusahaan yang melacak data pada toko aplikasi, melaporkan bahwa iOS App Store milik Apple menghasilkan pendapatan empat kali lipat dari total pendapatan Android Market.

Akibatnya, pengembang terpaksa untuk mengubah model bisnis mereka dengan mengandalkan iklan mobile, dan bukan pembayaran di depan. Pengembang bahkan ada yang memiliki model bisnis “freemium”, yaitu memberikan aplikasi gratis untuk sementara, namun mesti bayar jika ingin meningkatkan level permainan atau menambah senjata di permainan.

Research In Motion, yang memiliki etalase yang jauh lebih kecil dari Android Market, BlackBerry App World, bahkan mengatakan toko aplikasi mereka lebih menguntungkan bagi pengembang, ketimbang membuat aplikasi untuk Android.

Pelanggan Musik

Tidak signifikannya Android Market juga dikabarkan merembet ke Google Music. Seorang sumber dari industri musik mengatakan Google Music belum memenuhi harapan pada pendapatan atau adopsi pelanggan. Google Music sebenarnya dianggap kehilangan pelanggan.

Rosenberg menolak untuk membahas pendapatan, tetapi dia membantah bahwa layanan ini kehilangan pelanggan. Google Music disebut Rosenberg memiliki lebih dari 4 juta pengguna.

Dia menekankan bahwa strategi Google Play, mungkin akan memakan waktu beberapa hari untuk memaparkan di platform Android. Ini juga tidak tidak akan mengubah data pustaka atau playlist.

Meskipun demikian, diubahnya Android Market ke Google Play tidak memperlihatkan gagalnya Android. Bundling semua layanan Android ke dalam satu area dan di bawah satu merek dinilai akan membuat lebih mudah untuk dijual ke pasar. Strategi ini bisa membuat Google Play lebih kompetitif dengan Apple iTunes.

Sumber: Vivanews

Terbaru

  • Ini Info Terbaru Pencairan BSU BPJS Ketenagakerjaan 2025!
  • Cara Reset Printer Epson L3110 2025
  • WhatsApp Tiba-tiba Keluar dan Meminta Verifikasi: Apa yang Harus Dilakukan?
  • Bisakah Saldo BNI Kamu Nol? Fakta dan Cara Mengatasinya
  • Inilah Tanda-tanda Chat Audio di Grup WhatsApp Sudah Disadap
  • Cara Mengatasi Tidak Bisa Live Instagram Karena Tidak Memenuhi Syarat
  • 7 Spek Laptop yang Ideal untuk Coding & Ngoding Web/App
  • Keuntungan dan Kerugian Menggunakan PayPal: Panduan Lengkap
  • Cara Menggunakan Stellarium Web
  • Cara Menghapus Data KTP Pribadi di Pinjol yang Belum Lunas
  • Cara Mengganti Nomor TikTok yang Tidak Aktif atau Hilang Tanpa Verifikasi
  • Cara Menggunakan BCA PayLater Terbaru 2025
  • Cara Mendapatkan IMPoint Indosat IM3 Ooredoo Gratis via MyIM3
  • Apa Arti TikTok ‘Shared With You’?
  • Cara Menghapus Data KTP di Pinjol: Panduan Lengkap
  • Cara Download WhatsApp GB Terbaru 2025 – Fitur Lengkap & Aman
  • Review WhatsApp Beta: Apakah Aman? Cara Instal dan Cara Keluar
  • Bebong: Makna, Asal Usul, dan Penggunaan dalam Bahasa Indonesia
  • Spinjam dan Spaylater: Apa yang Terjadi Jika Terlambat Membayar dan Bisakah Meminjam Lagi?
  • Cara Download dan Menonton Dood Stream Tanpa Iklan – Doods Pro
  • Cara Menghentikan dan Mengatasi Pinjol Ilegal
  • Kode Bank BRI untuk Transfer ke PayPal
  • Cara Menyadap WhatsApp Tanpa Aplikasi dan Kode QR
  • Apa yang Terjadi Jika Telat Bayar Shopee PayLater?
  • Telat Bayar Listrik 1 Hari: Apa yang Terjadi?
  • Cara Mengunduh Foto Profil WhatsApp Teman di Android, iPhone, dan PC/Mac
  • Rekomendasi Aplikasi Edit Foto Ringan Terbaik untuk PC Windows dan macOS
  • Cara Membeli Diamond Mobile Legends Menggunakan Pulsa Telkomsel
  • Tutorial Menggunakan Aplikasi Dana: Cara Top Up Dana dengan Mudah, Cepat, dan Murah untuk Pemula
  • Website Konverter YouTube ke MP3 Terbaik 2025
  • Ini Info Terbaru Pencairan BSU BPJS Ketenagakerjaan 2025!
  • Cara Reset Printer Epson L3110 2025
  • WhatsApp Tiba-tiba Keluar dan Meminta Verifikasi: Apa yang Harus Dilakukan?

©2025 emka.web.id | Design: Newspaperly WordPress Theme