Skip to content

emka.web.id

menulis pengetahuan – merekam peradaban

Menu
  • Home
  • Tutorial
  • Search
Menu

Membaca Ghayatul Ihsan: Kitab Praktis Seputar Zakat Fitrah dan Ramadhan

Posted on April 15, 2022

Bulan Ramadhan menjadi salah satu bulan yang sangat dinanti-nati oleh umat Islam. Pada bulan tersebut, Allah memberikan rahmat, ampunan, dan karunia-Nya melebihi bulan-bulan yang lainnya. Semua dosa akan diampuni, dan segala doa akan terkabul.

Pada bulan Ramadhan, terdapat suatu kewajiban yang menjadi salah satu penyempurna iman, bahkan termasuk rukun Islam keempat setelah zakat, yaitu puasa selama satu bulan. Sebagai umat Islam, semuanya memiliki kewajiban untuk mengerjakannya, jika sudah memenuhi syarat dan rukunnya, misalnya sudah baligh dan berakal.

Selain puasa, pada bulan Ramadhan juga terdapat kewajiban lain yang juga harus dilakukan oleh semua umat Islam yang mampu, yaitu mengeluarkan zakat fitrah. Sebab, zakat yang satu ini menjadi salah satu penyempurna dari puasa itu sendiri.

Dan, yang tidak kalah menarik dari bulan Ramadhan, yaitu adanya satu malam yang lebih mulia dari seribu bulan, malam itu dikenal dengan istilah Lailatul Qadar. Pada malam tersebut, para malaikat turun ke bumi untuk sekadar menyapa umat Islam yang sedang beribadah.

Nah, dari beberapa kutipan di atas, terdapat salah satu kitab yang sangat penting untuk dibaca dan dipahami seputar Ramadhan, mulai dari puasa, zakat, dan malam lailatul Qadar, yaitu Kitab Ghayatul Ihsan fi Fadli Zakatil Fithri wa Fadli Ramadhan.

Kitab dengan tebal 73 halaman ini merupakan salah satu kitab lengkap perihal penjelasan puasa yang ditulis oleh Syekh Abdullah bin Muhammad as-Siddiqi al-Ghumari.

Biografi Singkat Penulis

Ahmad bin Muhammd bin Shiddiq al-Ghumari merupakan bagian dari keluarga besar as-Saadah al-Ghumariya, keluarga ulama yang turun temurun bertempat tinggal di Thanjah (Tangier). Kota ini terletak di ujung utara wilayah negara Maroko dan berada di pinggir pantai. Generasi yang paling dikenal dari keluarga al-Ghumari adalah tiga bersaudara anak dari Muhammad bin Shiddiq al-Ghumari, Abdullah, Ahmad dan Abdul Aziz.

Dari jaluar ayah mereka, Muhammad bin Shiddiq al-Ghumari memiliki silsilah yang bersambung kepada Hasan bin Ali. Sehingga, keluarga ini masuk ke dalam golongan al-Asyraaf (keturunan Nabi Muhammad dari jalur Hasan bin ‘Ali). Karena itu, keluarganya sering menyematkan gelar al-Hasani di akhir nama mereka. Dalam sanad keluarga ini, juga terdapat Idris bin Abdullah, raja pertama kesultanan Idrisiyyah di Maroko. Ia mendirikan kerajaan di wilayah maghrib setelah ia gagal dalam pemberontakan melawan Dinasti Abbasiyah.

Ahmad bin Muhammad bin Shiddiq al-Ghumari (1900 – 1961), dilahirkan pada tahun 1900 M. Ia adalah yang paling tertua di antara saudara-saudaranya. Sejak kecil telah dianugerahi pikiran yang sangat cerdas. Saat belajar di Mesir, ia tidak pernah masuk kelas hadis di al-Azhar. Namun, guru-gurunya merujuk kepadanya dalam persoalan hadis karena ia telah melakukan penelaahan yang dalam di bidang hadis, sebelum tiba di Mesir.

Saat belajar di al-Azhar, beliau melanjutkan upaya mengindentifikasi (takhrij) riwayat-riwayat hadits di dalam kitab Musnad al-Shihaab. Pada awalnya, upaya takhrij ini telah dilakukan oleh Muhammad Ja’far al-Kattani, namun tidak selesai. Lalu beliau melanjutkan upaya ini hingga menghasilkan dua buku yang berbeda berisi takhrij hadis-hadis dalam kitab Musnad al-Shihaab, pertama, berjudul Bughyatu al-Thullab bi Takhrij Ahaadith al-Shihab, kedua, berjudul al-Ishaab fi Takhrij Ahaadith al-Shihab.

Perihal Ghayatul Ihsan fi Fadli Zakatil Fithri wa Fadli Ramadhan

Kitab yang satu ini bisa dikatakan tidak terlalu tebal, hanya 73 halaman. Jika dilihat sekilas, sepertinya tidak akan cukup membahas semua kegiatan yang dalam bulan Ramadhan. Namun, kecil cabe rawit. Mungkin kata itu sangat tepat untuk menggambarkan kitab yang satu ini. Sebab, di dalamnya dijelaskan dengan sangat detail perihal Ramadhan, khususnya tentang puasa.

Sebagaimana kitab-kitab yang menjelaskan puasa pada umumnya, kitab ini berisikan hadis-hadis nabi seputar puasa, zakat fitrah, dan yang berhubungan dengan keduanya. Kitab ini terdiri dari 35 pembahasan. Masing-masing dari setiap pembahasan terdapat hadits sekaligus kutipan ayat Al-Qur’an, disertai beberapa pendapat para ulama yang berkaitan dengannya. Berikut akan penulis jelaskan beberapa kelebihan kitab ini:

Pertama, keutamaan puasa Ramadhan

Kitab ini memiliki perbedaan dengan kitab yang menjelaskan puasa secara umum. Jika dalam kitab-kitab sejenisnya di dahului dengan pembahasan bahwa puasa Ramadhan hukumnya wajib, kemudian dilanjut dengan pembahasan wajib, sunnah, mubah, makruh, hingga yang haram bagi orang berpuasa, maka kitab ini tidak demikian.

Syekh Abdullah al-Ghumari memulai kitab ini dengan beberapa keutamaan puasa dan beberapa anugerah yang akan didapatkan oleh mereka. Hal itu tidak lain karena dengan mengetahui keutamaannya terlebih dahulu, maka semua umat Islam akan dengan senang dan bangga melakukannya. Jika sudah bangga, maka akan mempelajari semua ketentuan yang berkaitan dengan puasa.

Anugerah itu misalnya, (1) pada awal bulan Ramadhan, Allah melihat umat Nabi Muhammad. Siapa yang dilihat oleh-Nya, maka dia tidak akan disiksa untuk selama-lamanya; (2) bau mulut orang yang berpuasa, di sisi Allah lebih baik dari bau minyak misik (kasturi); (3) para Malaikat memohon ampunan untuk umat Nabi Muhammad setiap waktu, baik siang ataupun malam; (4) Allah memerintahkan (penjaga) surga-Nya, Allah berkata kepadanya:

“Bersiap-siaplah dan berhiaslah kamu untuk hamba-hamba-Ku, mereka akan beristirahat dari kesulitan hidup di dunia menuju tempat-Ku dan kemuliaan-Ku”.

Dan (5), pada akhir malam bulan Ramadhan Allah mengampuni dosa-dosa mereka semuanya”. Seorang sahabat bertanya: “Apakah itu lailatul qadr wahai Rasulullah?”. Nabi menjawab: “Tidak, tidakkah kamu mengetahui bahwa para pekerja, apabila mereka selesai dari pekerjaannya, niscaya akan dibayar upahnya”.

Kedua, perihal Lailatul Qadar

Di anatara pembahasan yang tidak bisa lepas dari pembahasan Ramadhan adalah adanya Lailatul Qadar. Dalam kitab ini disebutkan hadits Rasulullah, yaitu:

خَرَجَ رَسُوْلُ اللهِ ليُخْبِرَ بليلة القَدْر، فَتَلَاحَى رَجُلاَنِ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ، فَقَالَ النبيُّ: إِنِّيْ خَرَجْتُ لِأُخْبِرَكُمْ بِلَيْلَةِ القَدْرِ، فتلاحَى فُلَانٌ وَفُلاَنٌ، فَرُفِعَتْ، فَعَسَى أَنْ يَكُوْنَ خَيْرًا لَكُمْ، فَالْتَمِسُوْهَا فِي التَّاسِعَةِ وَالسَّابِعَةِ وَالْخَامِسَةِ.

Artinya, “Rasulullah keluar untuk memberitahukan tentang lailatul qadar. Tiba-tiba ada dua orang dari kalangan Muslimin yang membantah beliau. Maka Rasulullah bersabda: ‘Aku datang untuk memberitahukan kalian tentang waktu terjadinya lailatul qadar, namun fulan dan fulan menyanggahku, sehingga kepastian waktunya diangkat (tidak diketahui). Meski demikian, semoga kejadian ini menjadi kebaikan bagi kalian. Maka, carilah pada malam yang kesembilan, ketujuh, dan kelima (pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan).” (HR  Bukhari).

Hikmah diangkatnya kepastian turunya lailatul qadar adalah agar umat Islam tidak bermalas-malasan dalam beribadah, atau bahkan terjebak dalam fanatisme buta terhadap lailatul qadar yang dianggap malam luar biasa, sehingga sama sekali tidak melakukan ibadah selama satu tahun, dengan berpedoman bahwa menjumpai lailatul qadar bisa menjadi sebab dihapusnya dosa selama satu tahun.

Ketiga, Zakat Fitrah

Selain dua pembahasan di atas, ada juga yang sangat penting untuk dibahas pada bulan Ramadhan, yaitu zakat fitrah. Dalam kitab ini disebutkan hadits Rasulullah perihal pentingnya mengeluarkan zakat. Rasulullah bersabda:

شَهْرُ رَمَضَانَ مُعَلَّقٌ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ وَلاَ يُرْفَعُ إلَى الله إلاَّ بِزَكَاةِ الفِطْرِ

Artinya, “(Puasa pada) bulan Ramadhan digantungkan (pahalanya) antara langit dan bumi, tidak diangkat pada Allah kecuali dengan zakat fitrah.” (HR. Jarir).

Jika dilihat secara tekstual, maka aka nada sebuah kesimpulan, “Selama tidak mengeluarkan zakat fitrah, maka pahala puasanya tidak bisa didapatkan.” Dengan kata lain, meski bulan puasa telah selesai, dan telah berhasil menjaga dirinya dari setiap sesuatu yang bisa membatalkan puasa, maka ia tidak akan mendapatkan pahala puasa sampai mengeluarkan kewajiban zakat fitrah dari dirinya.

Tentu pemahaman di atas tidak bisa dibenarkan. Sebab, hadits di atas merupakan sebuah kinayah (kata sindiran) perihal ditangguhkannya kesempurnaan pahala puasa sampai dikeluarkan zakat fitrah, maka tidak menghilangkan pokok pahala puasa Ramadhan, tanpa zakat fitrah.

Peresensi adalah Ustadz Sunnatullah, pengajar pada Pesantren Al-Hikmah Darussalam Durjan Kokop, Bangkalan, Jawa Timur.

Identitas Kitab

Judul: Ghayatul Ihsan fi Fadli Zakatil Fithri wa Fadli Ramadhan

Penulis: Sayyid Abdullah bin Muhammad as-Siddiq al-Ghumari

Tebal: 73 halaman

Penerbit: Maktabah ‘Alimul Kitab

Cetakan: Kedua, 1985

Artikel ini di kliping dari www.nu.or.id sebagai kliping/arsip saja. Segala perubahan informasi, penyuntingan terbaru dan keterkaitan lain bisa dilihat di sumber.

Terbaru

  • Stop Cara Kuno! Ini Trik Supaya Manajemen Karyawan Jadi Lebih Cepat dan Anti Ribet
  • Bug di Aplikasi Cuaca Wear OS Google: Update Tidak Ngaruh!
  • Samsung Kembangkan Sensor Kamera Baru Pakai Teknologi Global Shutter dan Efek Blur Bergerak
  • Cara Membuat Anggaran Otomatis di Excel
  • Baseus X1 Pro Kamera: Kamera Ringkas dengan Fitur Canggih dan Harga yang Menarik
  • Profil Sosmed Kalian Sepi? Gini Caranya Makeover Bio Biar Makin Dilirik Sama Netizen!
  • Cara Mengatasi Error ‘Disk is Full or Read-Only’
  • Belum Tahu? Inilah Trik Ampuh Atasi Error ‘We Were Unable To Create Your Notebook’ di OneNote
  • Trik Instagram Stories 2025: Ubah Viewer Jadi Loyal Follower dengan Fitur Sederhana Ini
  • Turning TikTok into a Money-Making Machine
  • Cara Ekstrak Driver Intel RST/VMD dari setuprst.exe: Panduan Lengkap
  • Pixel 8 dan 8 Pro Akan Punya Kamera Baru Resolusi 10.2MP, Hasil Lebih Baik di Kondisi Redup
  • Inilah Trik Website Kalian Lolos Core Web Vitals dan Ranking Naik
  • YouTube TV Uji Coba Fitur Tonton Rekaman Pertandingan Olahraga NFL,NBA, MLB Terbatas
  • Aawi Wireless Dua Habis Stok, Model Android Auto Tunggal Masih Diskon
  • Samsung Akan Luncurkan One UI 8.5 dengan Inspirasi ‘Liquid Glass’ yang Memukau
  • XBox Game Pass PC Tidak Bisa Address GPU ke Game
  • Your Pocket-Sized Doctors: 3 Health Apps Changing the Game on Android and iOS
  • Waymo Bawa Teknologi ‘Liquid Glass’ untuk Mobil Otonom
  • Rumor Google Akan Update UI Besar-besaran Desember 2025
  • Gemini Akan Masuk di Android Auto, Mobil Jadi Lebih Smart!
  • OpenAI Bantah Rencana Pasang Iklan di ChatGPT Berlangganan
  • Kenapa Komputer Sangat Panas Saat Gunakan Fitur Virtualisasi Hyper-V?
  • Apa itu Bug React2Shell? Sudah Serang Lebih dari 30 Organisasi dan 77.000 IP Address
  • Google Store Black Friday 2025: Penawaran Spesial untuk Pixel, Nest, dan Lainnya!
  • Boxville 2 Gratis di Playstore, Plus Diskon Lainnya!
  • Cara Atasi Masalah Pembacaan Suara (Read Aloud) di Windows Copilot Tidak Berfungsi
  • Kementerian Kesehatan Inggris Akui Data Breach, Akibat Zero-day Oracle DB?
  • Google Akan Perkenalkan Autofill Google Wallet di Chrome untuk Pembayaran Lebih Mudah
  • Google Pixel Akan Perkenalkan Launcher Device Search Baru, Lebih Cepat dan Pintar
  • Stop Cara Kuno! Ini Trik Supaya Manajemen Karyawan Jadi Lebih Cepat dan Anti Ribet
  • Bug di Aplikasi Cuaca Wear OS Google: Update Tidak Ngaruh!
  • Samsung Kembangkan Sensor Kamera Baru Pakai Teknologi Global Shutter dan Efek Blur Bergerak

©2025 emka.web.id | Design: Newspaperly WordPress Theme