Skip to content

emka.web.id

menulis pengetahuan – merekam peradaban

Menu
  • Home
  • Tutorial
  • Makalah
  • Ke-NU-an
  • Kabar
  • Search
Menu

Kartini, Pessah, dan Sri Lanka

Posted on April 22, 2022

Kliping Gusdurian, Ditulis oleh Afifah Ahmad

Minggu, 21 April 2019. Para perempuan di negeriku tercinta sedang memperingati hari Ibu untuk mengenang kembali perjuangan Kartini. Di hari ini juga, saya perempuan Indonesia yang kebetulan sedang merantau di kota Teheran, berkesempatan mengikuti tur “Mengenal agama-agama minoritas di Iran”. Pada kesempatan kali ini, kami peserta tur, diajak ke Sinagog Molla Hanina di Teheran untuk melihat dari dekat perayaan dimulainya hari Pessah. Hari kemerdekaan dan keluarnya umat Yahudi dari Mesir yang dipimpin oleh Nabi Musa.

Di hari yang sama, dalam kalender agama-agama Ibrahimi sedang berlangsung peristiwa penting. Malam 15 Syaban, sebagian besar umat Islam, meyakini sebagai malam keberkahan unuk berdoa. Secara lebih khusus, 15 Syaban dalam keyakinan pengikut Syiah juga dipercaya sebagai kelahiran Imam Mahdi. Tahun ini, secara kebetulan berbarengan juga dengan dua peristiwa penting dalam kalender umat beragama lainnya. 21 April, umat kristiani memperingati hari Paskah. Sedangkan umat Yahudi merayakan hari kedua Pessah di tanggal 16 Nissan tahun 5779.

Sebagai perempuan Indonesia, sejak kecil saya sudah biasa hidup berdampingan dengan tradisi umat Kristiani. Tetapi, terus terang saya masih sangat asing dengan tradisi umat Yahudi. Karena itu, saya menyambut antusias ketika Alaleh, salah seorang teman Irani saya, mengajak untuk bergabung di tur budaya ini. Saya pun segera mendaftarkan diri, meski harus mengeluarkan biaya yang cukup besar.

Sebenarnya, agama Yahudi sendiri memang bukan agama leluhur Iran, seperti Zoroaster, tetapi umat Yahudi sudah ada sejak Islam belum memasuki tanah Persia. Terutama, setelah Raja Syrus berhasil menaklukan Babilonia. 

Pukul 7 pagi, sesuai rencana, para peserta tur sudah berkumpul di depan Rumah Sakit Dokter Sapir, kawasan Teheran tua Oudlajan. Menurut Yazdani, pemandu tur kami, di tempat inilah sebagian besar komunitas Yahudi bermukim sampai hari ini. Dokter Sapir sendiri seorang Yahudi yang mendedikasikan rumahnya untuk dijadikan rumah sakit. Kompleks di kawasan ini sangat padat dan menjadi salah satu titik kemacetan. 

Sebelum memasuki ruangan sinagog, kami di-briefing untuk tidak mengambil foto maupun film selama acara berlangsung. Awalnya, saya sempat kecewa, tapi saya juga menghargai keputusan tuan rumah. Mereka sendiri selama acara juga tidak mendokumentasikan apa pun. Sepertinya, mereka ingin melaksanakan upacara secara khidmat. Untunglah, setelah acara selesai, kami diperbolehkan berfoto di ruangan dalam sinagog. Itu sudah lebih dari cukup buat kami.

Rangkaian acara doa berlangsung cukup lama. Kami hanya menyimak di sayap kiri ruangan. Jemaat yang hadir tidak terlalu banyak, jumlahnya sekitar dua puluh orang orang. Kabarnya, beberapa jemaat perempuan melakukan doa di sinagog lain. Hampir semua doa dibaca dalam bahasa Ibrani. Sesekali terdengar suara amin serentak dari jemaah. Nada bacaannya mengingatkan saya pada pembacaan bersama tahlil atau ratib di kampung halaman. 

Bagian acara yang saya lihat paling sakral adalah saat dua perwakilan jemaah mengeluarkan naskah taurat klasik yang dibungkus kain, dari lemari khusus. Suasana menjadi sangat hening. Sebelum disimpan di podium, taurat diputarkan mengelilingi jemaah yang sebelumnya sudah bersuci (mungkin kalau kita semacam wudlu). Menurut keterangan salah seorang pemimpin mereka, taurat yang sampai di Iran adalah versi Babilonia. 

Pengikut Yahudi di Iran sendiri, mereka selalu memanggil dirinya dengan “Kalimian”, maksudnya adalah pengikut Nabi Musa yang mendapat gelar sebagai Kalimullah. Entah mengapa. Mungkin saja, bagi sebagian orang, diksi Yahudi masih sering dikaitkan dengan negara Israel. Banyak yang masih keliru melihat Yahudi sebagai agama ataupun Yahudi sebagai gerakan Zionis. Dari beberapa penjelasan yang saya terima, mereka tidak setuju dengan berdirinya negara Israel. Sebagaimana banyak umat Islam yang menantang berdirinya ISIS.

Acara ditutup dengan doa dalam bahasa Persia dipimpin seorang yang terlihat masih muda. Ia berdoa bagi keselamatan jemaahnya, para pemimpin negeri Iran, semua warga negara, serta umat manusia di seluruh dunia. “Semoga dunia penuh kedamaian dan tak ada lagi peperangan”, kami yang hadir juga turut mengaminkan serentak. 

Sekitar jam 10 pagi waktu Teheran. Sesaat setelah acara selesai, saya mengintip pesan di sebuah grup Whatsapp. Bukan main mengejutkan. Terdengar berita serangan teroris yang mengerikan di negara Sri Lanka. Terlebih, terjadi di hari yang dihormati oleh banyak agama-agama. Kabarnya, di antara serangan itu ditujukan kepada salah satu umat beragama yang sedang menjalankan ibadah. Duh… sungguh tercabik hati saya. Lidah ini rasanya belum kering mengaminkan doa perdamaian, di waktu yang sama kekerasan masih terus terjadi di dunia.

Namun, saya perempuan Indonesia yang terus ingin menyuarakan perdamaian, memilih untuk tidak menyerah. Saya akan terus mengulang mantra yang didengungkan oleh Rumi: “Jangan kau katakan: Semua orang bertikai, untuk apa bicara perdamaian? Meski engkau satu, bukan seribu. Tetaplah nyalakan lenteramu”

Dalam lubuk hati terdalam, saya mendoakan para korban di negara Sri Lanka, dan di manapun berada semoga mendapat tempat terbaik di sisi-Nya.

Teheran, refleksi 21 April 2019

Afifah Ahmad

Artikel ini di kliping dari Gusdurian.net sebagai kliping/arsip saja. Segala perubahan informasi, penyuntingan terbaru dan keterkaitan lain bisa dilihat di sumber.

Terbaru

  • Cara Memperbaiki Windows Tidak Nyala Lagi Setelah Sleep/Locked
  • Cara Memperbaiki Komputer Crash karena Discord
  • Cara Memperbaiki Error Windows “Failed to update the system registry”
  • Cara Memperaiki LGPO/exe/g
  • Cara Memperbaiki Error Tidak bisa Add Calendar di Outlook
  • Cara Memperbaiki File Transfer Drop ke 0 di Windows 11
  • Cara Memperbaiki Microsoft Copilot Error di Outlook
  • Cara Memperbaiki Error Virtualbox NtCreateFile(\Device\VBoxDrvStub) failed, Not signed with the build certificate
  • Cara Memperbaiki Error “the system detected an address conflict for an IP address, with Event ID 4199”
  • Cara Memperbaiki Password Microsoft Edge yang Hilang
  • Cara Memperbaiki Email Outlook yang Hilang atau Tidak Muncul
  • Cara Menemukan Username dan Password di Windows 11
  • Cara Mengatasi Error Virtualbox not detecting Graphics Card di Windows 11
  • Cara Mengatasi Error Windows MFReadWrite.dll not found or missing
  • Cara Membuat Formulir Menggunakan Zoho Form
  • Pemerintah Ganti Ujian Kesetaraan Dengan TKA 2025
  • Ini Perbedaan TKA vs Ujian Nasional: TKA Lebih Sakti?
  • Daftar TKA Tutup 5 Oktober: Sudah 3.3 Juta Yang Daftar
  • Review Aplikasi ClipClaps: Penipuan atau Tidak?
  • Review Aplikasi Wibuku: Alternatif Nonton Anime Gratis untuk Para Wibu Indonesia!
  • Inilah Alat dan Software Phone Farming dengan Samsung Galaxy J7 Prime
  • Cara Cek Paket Internet Telkomsel Kena Pembatasan/Throttling Atau Tidak
  • Cara Mengatasi YMusic APK Error Tidak Bisa Dibuka
  • Cara Memblokir Akun Teman di Mobile Legend: Panduan Lengkap
  • Profil Farida Farichah, Wakil Menteri Koperasi Kabinet Merah Putih Reshuffle 17 September 2025
  • Ini Info Terbaru Pencairan BSU BPJS Ketenagakerjaan 2025!
  • Cara Reset Printer Epson L3110 2025
  • WhatsApp Tiba-tiba Keluar dan Meminta Verifikasi: Apa yang Harus Dilakukan?
  • Bisakah Saldo BNI Kamu Nol? Fakta dan Cara Mengatasinya
  • Inilah Tanda-tanda Chat Audio di Grup WhatsApp Sudah Disadap
  • Cara Memperbaiki Windows Tidak Nyala Lagi Setelah Sleep/Locked
  • Cara Memperbaiki Komputer Crash karena Discord
  • Cara Memperbaiki Error Windows “Failed to update the system registry”

©2025 emka.web.id | Design: Newspaperly WordPress Theme