Akhir-akhir ini, timeline media sosial rasanya penuh dengan keluhan soal pencairan bantuan Kesra. Banyak dari kalian yang mungkin merasa berhak tapi malah gigit jari karena sistem melabeli keluarga kalian di desil tinggi, padahal kondisi riilnya jauh berbeda. Nah, kalau kalian mengalami hal serupa, jangan cuma diam memprotes nasib. Masalah teknis begini biasanya ada solusinya di pembaruan data, karena algoritma itu butuh input segar untuk mengubah output keputusan.
Dari kacamata kami sebagai pengamat teknologi informasi, sistem Desil yang dipakai pemerintah ini sebenarnya adalah basis data dinamis. Desil itu sendiri adalah pengelompokan status kesejahteraan dari angka 1 sampai 10. Logikanya sederhana: Desil 1 adalah prioritas utama alias kelompok paling rentan, sedangkan Desil 10 adalah kelompok paling mampu. Masalah muncul ketika input data yang dipegang server pusat itu kadaluarsa. Sistemnya kayaknya masih membaca data lama saat kondisi ekonomi kalian masih stabil, padahal mungkin ada perubahan drastis seperti PHK atau bencana. Karena sistem garbage in, garbage out, kalau inputnya basi, ya hasil penilaiannya bakal meleset. Makanya, pembaruan data itu wajib hukumnya.
Untuk memperbaiki ini, mereka—para pengembang aplikasi Cek Bansos—sudah menyediakan fitur sanggah atau pembaruan mandiri. Berikut adalah langkah teknis yang sudah kami bedah untuk kalian lakukan demi “mereset” penilaian algoritma tersebut.
Pertama, jelas kalian harus punya akses ke ekosistemnya dulu. Unduh aplikasi Cek Bansos di Play Store. Kalau belum punya akun, proses registrasinya standar tapi ketat; butuh NIK, KK, dan swafoto dengan KTP. Di sini teknologi Face Recognition dan pencocokan NIK Dukcapil bekerjanya, jadi pastikan fotonya jelas, jangan buram. Begitunya akun aktif, kalian bisa langsung masuk ke menu Profil. Di sinilah kalian bisa lihatnya status kalian tercatat di desil berapa. Kalau angkanya tinggi (misal 5 ke atas) padahal kondisi dompet lagi tipis-tipisnya, berarti saatnya bertindak.
Langkah krusialnya ada di menu “Tanggapan Kelayakan” atau opsi pembaruan data yang tersedia. Tekan tombol request pembaruan. Nanti sistem bakal minta konfirmasi, semacam consent bahwa kalian siap disurvei ulang. Klik lanjutkan. Di tahap ini, kalian diminta mengisi formulir digital yang cukup detail. Jangan asal isi, karena setiap kolom—mulai dari penghasilan, kondisi lantai rumah, jenis dinding, sampai sumber air minum—itu punya bobot skor tersendiri dalam algoritmanya. Keknya sepele, tapi salah isi jenis lantai saja bisa bikin skor kesejahteraan kalian melonjak naik.
Selain data teks, bukti visual itu rajanya verifikasi digital saat ini. Kalian wajib unggah foto KK, foto rumah tampak depan, dan kondisi dalam rumah. Usahakan ambil angle yang jujur dan merepresentasikan keadaan sebenarnya. Foto ini nantinya bakal dicocokkan sama petugas. Setelah semua lengkap, tekan Submit. Di sinilah proses waiting game dimulai. Tombol pembaruan bakal terkunci alias disable sementara waktu.
Perlu diingat, proses ini bukan real-time processing yang hasilnya keluar detik itu juga. Datanya akan masuk antrean verifikasi. Petugas lapangan atau pendamping sosial di daerah kalian akan menerima notifikasi untuk melakukan cek fisik (visitasi) guna memastikan apanya yang kalian lapor di aplikasi sesuai sama realita. Jadi, siap-siap saja kalau nanti ada petugas datang ke rumah.
Berdasarkan pengamatan kami terhadap alur kerja sistem informasi kesejahteraan sosial ini, perbaikan data adalah kunci utama untuk masuk ke radar penerima bantuan. Seringkali, kegagalan mendapat BLT bukan karena pemerintah pilih kasih, tapi murni karena kekacauan database yang belum ter-update. Proses verifikasi emang butuh waktu, tunggunya bisa mingguan bahkan bulanan tergantung load kerja petugas di daerah kalian. Tapi rasanya, ini langkah paling logis daripada terus-terusan mengeluh tanpa aksi. Begitu datanya valid dan kalian terbukti masuk kriteria Desil 1-4, peluang sistem meloloskan nama kalian untuk bantuan tahap selanjutnya bakal jauh lebih besar. Jadi, mending bereskan data administrasinya sekarang juga selagi aplikasinya bisa diakses.