Skip to content

emka.web.id

menulis pengetahuan – merekam peradaban

Menu
  • Home
  • Tutorial
  • Search
Menu
Soeharto Drawing Art

FAKTA: Soeharto Masih Komandan PETA Saat Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945

Posted on August 16, 2025

Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, sebuah momen krusial dalam sejarah bangsa, digaungkan di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56, Jakarta Pusat pada tanggal 17 Agustus 1945. Tepat pukul 10.00 WIB, dwi-tunggal proklamator Soekarno dan Mohammad Hatta membacakan teks sakral tersebut, diiringi dengan pengibaran Bendera Pusaka Merah Putih oleh Surastri Kusumo (SK) Trimurti, Suhud Sastro Kusumo, dan Latief Hendraningrat. Bendera ini sendiri dijahit dengan tangan oleh Fatmawati, istri Soekarno. Namun, di tengah hiruk pikuk Jakarta yang bersejarah itu, di manakah keberadaan sosok yang kelak akan menjadi Presiden ke-2 Republik Indonesia, Soeharto?

Lokasi Soeharto saat Proklamasi: Nganjuk, Melatih Prajurit PETA

Menurut otobiografi Soeharto yang berjudul Soeharto – Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya, yang ditulis oleh G. Dwipayana dan Ramadhan KH serta diterbitkan oleh PT Citra Kharisma Bunda pada tahun 1989, Soeharto tidak berada di Jakarta saat proklamasi kemerdekaan. Ia mengaku sedang berada di Brebeg, sebuah lokasi di Nganjuk, Jawa Timur, tepatnya di kaki Gunung Wilis sebelah selatan Madiun. Pada waktu itu, Soeharto sedang fokus melatih prajurit Pembela Tanah Air (PETA). Keberadaannya di sana bukan tanpa alasan. Soeharto, yang saat itu berpangkat Syudanco (Komandan Peleton) PETA, ditugaskan untuk melatih para prajurit muda dalam teknik gerilya dan disiplin militer, persiapan untuk menghadapi kemungkinan agresi Sekutu atau kembali ke Hindia Belanda setelah Jepang menyerah. Ini adalah bagian dari strategi militer PETA yang tersebar di berbagai wilayah untuk pertahanan lokal.

Sehari setelah proklamasi, tepatnya pada 18 Agustus 1945, Soeharto dan rekan-rekan prajurit PETA-nya menerima perintah untuk membubarkan diri. “Pada tanggal 18 Agustus 1945 begitu selesai melatih prajurit PETA, kami diperintahkan bubar,” kenangnya dalam buku tersebut. Perintah pembubaran PETA ini dikeluarkan oleh Jepang menyusul kekalahan mereka dalam Perang Dunia II dan sebagai upaya untuk menghindari potensi perlawanan bersenjata dari PETA yang sewaktu-waktu bisa berbalik melawan mereka. Jepang pun langsung menyita senjata mereka, bahkan mobil yang mereka gunakan. Ini menunjukkan betapa cepatnya perubahan situasi politik pasca-proklamasi dan upaya Jepang untuk melucuti kekuatan militer pribumi.

Setelah peristiwa pembubaran PETA itu, Soeharto lantas bergerak dari Brebeg menuju Madiun, kemudian melanjutkan perjalanan ke Yogyakarta. Uniknya, pada saat itu, informasi mengenai proklamasi kemerdekaan di Jakarta belum sampai kepadanya secara jelas. Komunikasi antarwilayah pada masa itu memang terbatas, terutama di daerah-daerah pedalaman, sehingga berita penting pun butuh waktu untuk menyebar.

Menerima Kabar Kemerdekaan di Yogyakarta: Sebuah Panggilan Jiwa

Setibanya di Yogyakarta, barulah Soeharto mulai mendengar samar-samar kabar mengenai proklamasi kemerdekaan Indonesia. Berita itu, meskipun belum detail, mulai beredar dari mulut ke mulut dan juga melalui siaran radio rahasia yang berhasil ditangkap. Kabar tersebut seolah menjadi panggilan jiwa baginya. “Mendengar berita seperti itu saya pikir, ‘Wah, ini artinya panggilan’,” ucapnya, menyiratkan kesadaran akan tanggung jawab yang akan diemban. Baginya, proklamasi bukan sekadar pengumuman, tetapi isyarat kuat untuk bertindak.

Jauh sebelum proklamasi, bahkan ketika masih berada di asrama PETA, Soeharto sudah memiliki keyakinan kuat bahwa Indonesia pada akhirnya akan meraih kemerdekaannya. Ia merasa bahwa hasrat bangsa Indonesia untuk merdeka sudah begitu menggebu. Keyakinan ini dibentuk dari pengalamannya melihat semangat nasionalisme di kalangan prajurit PETA dan juga penderitaan rakyat di bawah penjajahan. “Sekarang kemerdekaan itu sudah diproklamasikan, itu berarti panggilan bagi kita untuk membelanya,” ujarnya. Pernyataan ini menunjukkan bahwa ia langsung menginterpretasikan proklamasi sebagai ajakan untuk terlibat aktif dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan yang baru diraih.

Bergabung dengan BKR dan Menjadi Anggota TNI

Pasca-proklamasi, Presiden Soekarno mengeluarkan seruan agar para bekas anggota PETA, Heiho, Kaigun, KNIL, dan pemuda lainnya segera berduyun-duyun bergabung mendirikan Badan Keamanan Rakyat (BKR). Pembentukan BKR ini adalah langkah awal konsolidasi kekuatan bersenjata republik, meskipun belum bersifat militer penuh. BKR berfungsi sebagai penjaga keamanan dan ketertiban umum di masa transisi tersebut. Panggilan ini dijawab oleh Soeharto.

Ia kemudian secara resmi tercatat sebagai anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) pada tanggal 5 Oktober 1945, bertepatan dengan lahirnya Tentara Keamanan Rakyat (TKR). TKR ini adalah evolusi dari BKR yang kemudian menjadi cikal bakal TNI. Soeharto bergabung dengan pangkat Letnan Kolonel dan segera terlibat dalam berbagai operasi militer mempertahankan kemerdekaan. Salah satu peran awalnya adalah membantu pembentukan resimen-resimen TKR di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya. “Resminya saya tercatat sebagai Tentara Republik Indonesia pada tanggal 5 Oktober 1945, yakni pada lahirnya TKR…Waktu itu umur saya 24,” tutur Soeharto. Ini menunjukkan komitmennya yang cepat dan kuat terhadap negara yang baru lahir.

Dua tahun setelah proklamasi, pada tahun 1947, Soeharto menikah dengan Siti Hartinah, yang akrab disapa Ibu Tien. Beliau adalah putri seorang wedana (jabatan setingkat camat) yang bekerja di Pura Mangkunegaran, Surakarta, Jawa Tengah. Pernikahan ini bukan hanya peristiwa pribadi, tetapi juga memperkuat jaringannya di kalangan elite Jawa. Dari pernikahan ini, Soeharto dan Siti Hartinah dikaruniai enam orang anak: Siti Hardiyanti Hastuti, Sigit Harjojudanto, Bambang Trihatmodjo, Siti Hediati Herijadi, Hutomo Mandala Putra, dan Siti Hutami Endang Adiningsih.

Terbaru

  • Belum Tahu? Inilah Cara Aman Login Binomo dan Trik Trading Buat Pemula Biar Nggak Boncos
  • Cara Mengatasi Error ‘Versi Diagnostik Belum Terbarui’ (Your current version of diagnostics is not up to date)
  • Cara Membuat Newsletter di Outlook 365
  • Sering Telepon di Tempat Berisik? Fitur Baru Expressive Call dari Google Bakal Jadi Penyelamat Kalian!
  • Google Pixel 10 Pro Akan Punya Integrasi Play Points Lebih Dalam
  • Stop Cara Kuno! Ini Trik Supaya Manajemen Karyawan Jadi Lebih Cepat dan Anti Ribet
  • Bug di Aplikasi Cuaca Wear OS Google: Update Tidak Ngaruh!
  • Samsung Kembangkan Sensor Kamera Baru Pakai Teknologi Global Shutter dan Efek Blur Bergerak
  • Cara Membuat Anggaran Otomatis di Excel
  • Baseus X1 Pro Kamera: Kamera Ringkas dengan Fitur Canggih dan Harga yang Menarik
  • Profil Sosmed Kalian Sepi? Gini Caranya Makeover Bio Biar Makin Dilirik Sama Netizen!
  • Cara Mengatasi Error ‘Disk is Full or Read-Only’
  • Belum Tahu? Inilah Trik Ampuh Atasi Error ‘We Were Unable To Create Your Notebook’ di OneNote
  • Trik Instagram Stories 2025: Ubah Viewer Jadi Loyal Follower dengan Fitur Sederhana Ini
  • Turning TikTok into a Money-Making Machine
  • Cara Ekstrak Driver Intel RST/VMD dari setuprst.exe: Panduan Lengkap
  • Pixel 8 dan 8 Pro Akan Punya Kamera Baru Resolusi 10.2MP, Hasil Lebih Baik di Kondisi Redup
  • Inilah Trik Website Kalian Lolos Core Web Vitals dan Ranking Naik
  • YouTube TV Uji Coba Fitur Tonton Rekaman Pertandingan Olahraga NFL,NBA, MLB Terbatas
  • Aawi Wireless Dua Habis Stok, Model Android Auto Tunggal Masih Diskon
  • Samsung Akan Luncurkan One UI 8.5 dengan Inspirasi ‘Liquid Glass’ yang Memukau
  • XBox Game Pass PC Tidak Bisa Address GPU ke Game
  • Your Pocket-Sized Doctors: 3 Health Apps Changing the Game on Android and iOS
  • Waymo Bawa Teknologi ‘Liquid Glass’ untuk Mobil Otonom
  • Rumor Google Akan Update UI Besar-besaran Desember 2025
  • Gemini Akan Masuk di Android Auto, Mobil Jadi Lebih Smart!
  • OpenAI Bantah Rencana Pasang Iklan di ChatGPT Berlangganan
  • Kenapa Komputer Sangat Panas Saat Gunakan Fitur Virtualisasi Hyper-V?
  • Apa itu Bug React2Shell? Sudah Serang Lebih dari 30 Organisasi dan 77.000 IP Address
  • Google Store Black Friday 2025: Penawaran Spesial untuk Pixel, Nest, dan Lainnya!
  • Ini Dia ESP32 P4: IoT RISC-V dengan Layar AMOLED dan LoRa, Perangkat Handheld Inovatif
  • Apa Itu HealthyPi-6? Solusi Open Source untuk Akuisisi Biosignal
  • Jetson THOR Industrial PC: 25Gbe Networking dan Bisa Pakai Kamera GMSL2
  • Azul Systems Akuisisi Payara Java Server
  • PC Kentang Jadi Ngebut? Coba GRML 2025, Distro Debian Ringan dengan Kernel 6.17!
  • Apa Itu US National Framework for AI? Kepres Donald Trump Bikin Heboh Dunia AI
  • Kenapa Bisnis Properti & Real Estate Harus Pakai AI, Ini Alasannya!
  • BARU! Brave Browser Bakal Bisa Ngerjain Tugas Kalian Secara Otomatis Lewat Agentic AI!
  • Belum Tahu? Google Maps Bakal Makin Canggih Berkat Integrasi Gemini Visual Ini!
  • Siap-Siap! Tahun 2026 Gemini Bakal “Menjajah” Chrome, iPhone, sampai Smartwatch Kalian
  • Apa Itu Ashen Lepus? Kelompok Peretas yang Mengincar Instansi Pemerintah Timur Tengah
  • Pengertian Vulnerability WebKit Apple Terbaru: Apa Itu CVE-2025-43529 dan CVE-2025-14174?
  • Apa Itu Fake OSINT? Definisi dan Bahaya Repositori GitHub Palsu
  • Apa Itu GenAI Browser Security? Ini Definisi dan Strategi Pengamanannya
  • Apa Itu CVE-2025-58360? Ini Pengertian Celah Keamanan GeoServer Terbaru

©2025 emka.web.id | Design: Newspaperly WordPress Theme