KH Siradj Chudlori: Gus Dur Patut Diteladani
Semarang – Ratusan jamaah menghadiri Tabligh Akbar di Masjid Baiturrahim, Kelurahan Jrakah Tugu, Kota Semarang, Jawa Tengah (14/11/2012).
Kegiatan ini merupakan puncak Rangkaian Falak Expo serta Harlah CSS MoRA (Community of Santri Scholars of Mministry of Religios Affairs) yang menghadirkan Mubaligh Kondang asal Jawa Barat, KH Maman Imanulhaq yang juga anggota dewan syura DPP PKB.
Dalam ceramahnya, Kyai Maman menjelaskan tentang pembentukan karakter bangsa yang harus ditekankan pada tiga nilai dasar, yaitu keilmuan, keimanan dan kesalehan. "Ilmu tanpa Iman itu buta. Iman tanpa Ilmu lumpuh. Ilmu dan Iman tanpa amal sholeh itu ibarat pohon tanpa buah," papar Kyai Maman.
Hadir juga dalam kegiatan ini beberapa KH Ijuddin (ahli falak), KH Abdullah Nasukha, Drs.Muhammad Saifullah (Pembantu Dekan II Fak. Syariah IAIN Walisongo), Dr.KH Arja Imrani, M.ag. Drs Muhammad sholek M.ag, para pengurus DPW PKB Jawa Tengah serta sesepuh Ponpes Darun Najah, KH. Siraj Chudori.
Kyai Siraj adalah Sahabat KH Abdurrohman Wahid (Gus Dur) semasa "nyantren" di Tegalrejo. Bahkan nama Chudori sendiri pemberian Sang Guru, KH Chudori. Kyai Siraj Menuturkan bahwa kegiatan ini diprakarsai dan dilaksanakan para mahasiswa prodi konsentrasi ilmu falak yang terdiri dari para santri berprestasi penerima beasiswai seluruh Indonesia.
Di bawah asuhan Beliau dan Menantunya Kyai Ijjudin, para mahasisawa ini diajarkan ilmu falak. "Ini penting, karena ilmu falak itu ilmu langka. Biarkan generasi muda mempertahankan dan mengembangkan khazanah keilmuan klasik. Sebagai modal bersaing di dunia global," jelas Kyai Siraj.
Beliau menambahkan, "Sosok Gus Dur yang diceritakan Kyai Maman tadi harus jadi teladan, bahwa nilai kepesantrenan yang ahlussunah wal jamaah jadi modal besar mencintai bangsa dan Negara. Sebuah modal utama keutuhan dan kedaulatan NKRI.” Sumber: DPP PKB