
Imam Besar Masjid Istiqlal Ajak Mahasiswa Waspadai Ekstremisme
Tangerang Selatan, Sabtu malam (28/11) Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menyelenggarakan kegiatan Tabligh Akbar yang bertajuk “FKIK Bershalawat dan Mengaji” di Masjid Al Mughirah, Cirendeu, Tangerang Selatan, Banten.
Tabligh Akbar ini mengusung tema ‘Meningkatkan Semangat Pemuda Muslim dalam Amar Ma’ruf Nahi Munkar’, dengan pembicara KH Ali Mustafa Yaqub, Imam Besar Masjid Istiqlal dan pengasuh Pesantren Darussunnah International Institute for Hadith Science yang lokasinya berdekatan dengan tempat penyelenggaraan acara.
Selain mahasiswa UIN dan masyarakat sekitar masjid, turut hadir pula Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan FKIK UIN Jakarta, Fase Badriah. Dalam sambutannya Fase menyebutkan, bahwa melalui acara ini diharapkan mahasiswa kedokteran dan bidang kesehatan lainnya di UIN Jakarta selain cerdas dalam intelektual dan keilmuan, juga memilki kapasitas spiritual yang matang serta terus membina silaturahim dengan masyarakat umum.
Selain ceramah dari Imam Besar Istiqlal, kegiatan FKIK Bershalawat dan Mengaji tersebut diisi dengan pembacaan Maulid Diba’ oleh Grup Shalawat Nurul Habib yang terdiri dari mahasiswa UIN Ciputat.
Dalam ceramahnya, Kiai Ali Mustofa Yaqub menyatakan, bahwa saat ini pemuda sedang dihadapkan pada perseteruan antargolongan di Indonesia, terutam golongan yang mengatasnamakan Islam.
“Setelah masa perang teluk, aliran-aliran Khawarij gaya baru yang mengusung pemahaman agama yang radikal mulai mendekati para pemuda Islam,” jelasnya.
“Misalnya ISIS, mereka merekrut orang diantaranya, pertama adalah kaum pemuda, seperti Anda mahasiswa ini. Kemudian yang kedua adalah orang-orang dengan semangat Islam yang tinggi. Dan yang terakhir, adalah orang yang semangat dalam beragama, tapi pengetahuannya tentang agama rendah,” ujar beliau.
Selanjutnya, imbuh Kiai Ali, untuk mengantisipasi ajakan golongan-golongan yang tidak jelas dan mengarah pada radikalisme ini, dia berpesan, “Telitilah dahulu sebelum kalian diajak orang-orang yang tidak jelas untuk ikut ngaji. Lihat dulu siapa gurunya, apa yang dibahas, dan terpenting adalah siapa saja yang hadir pada majelis tersebut. Jangan sampai ikut ajakan ngaji yang tidak jelas, dan malah bisa menjerumuskan kalian,” terangnya. (Iqbal Syauqi/Fathoni)
Sumber: NU Online
