Skip to content

emka.web.id

menulis pengetahuan – merekam peradaban

Menu
  • Home
  • Tutorial
  • Makalah
  • Ke-NU-an
  • Kabar
  • Search
Menu

Monaco, Negara Kecil & Super Kaya Kejar Megaproject Reklamasi

Posted on May 24, 2025

Monako, negara terkecil kedua di dunia, terkenal dengan kemewahannya dan menjadi tuan rumah ajang balap Formula 1 paling bergengsi, Monaco Grand Prix. Negara ini, yang luasnya bahkan lebih kecil dari Central Park, menghadapi masalah kepadatan penduduk yang ekstrem karena wilayahnya yang terbatas dan daya tariknya yang tinggi. Terjepit di antara Prancis dan Laut Mediterania, Monako mengalami krisis ruang.

Untuk mengatasi keterbatasan ini, Monako menghabiskan $2 miliar untuk proyek reklamasi lahan yang ambisius, memperluas wilayahnya ke laut. Proyek ini, yang dikenal sebagai Mariterra atau Portier Cove, menambah 6 hektar ke daratan Monako, meningkatkan luasnya sebesar 3%. Reklamasi lahan bukanlah hal baru bagi Monako, negara ini telah tumbuh lebih dari 20% sejak tahun 1880 melalui metode ini.

Namun, proyek Mariterra bukanlah tugas yang mudah. Reklamasi lahan menimbulkan berbagai tantangan, termasuk kerusakan habitat, dampak pada ekosistem bawah laut, polusi akibat sedimentasi, dan stabilitas jangka panjang. Untuk mengatasi masalah ini, Monako mengumpulkan tim ahli yang terdiri dari insinyur dan ahli biologi kelautan, termasuk Renzo Piano, Denny Ve, Jean Pistra, dan Michel Divinier.

Salah satu fokus utama proyek ini adalah melestarikan lingkungan laut yang kaya di sekitar Monako. Laut Mediterania adalah rumah bagi hampir 6.000 spesies yang berbeda, dan lokasi perluasan ini terletak di antara dua cagar laut. Padang lamun Posidonia oceanica, yang memainkan peran penting dalam ekologi laut, dipindahkan secara hati-hati menggunakan metode sod, yang memindahkan area besar lamun dan menempatkannya kembali dengan jangkar yang kuat.

Mariterra dirancang dengan bentuk melengkung untuk menghormati arus laut alami. Bentuk ini dibuat menggunakan sabuk caisson, yaitu kotak kedap air besar yang digunakan untuk konstruksi dermaga, jembatan, dan tembok laut. Dalam proyek ini, sabuk caisson berfungsi sebagai dinding untuk mencegah material pengisi hanyut.

Pembangun menghabiskan waktu tiga tahun untuk mengeruk endapan dari dasar laut untuk membuat fondasi caisson. Mereka menggunakan layar anti-turbiditas bawah air yang dirancang khusus untuk meminimalkan dampak pengerukan. Sebanyak 18 caisson dengan berat 10.000 ton dibangun di Marseille dan kemudian ditarik ke laut oleh kapal besar. Setelah tiba di Monako, caisson ditempatkan untuk membangun sabuk. Ruang di dalam sabuk kemudian diisi dengan lebih dari 1,5 juta ton batu dan pasir laut untuk menciptakan daratan bagi bangunan Mariterra.

Penggunaan caisson meminimalkan dampak pada dasar laut karena tidak ada yang perlu diimplementasikan di bawah permukaan laut. Selain itu, caisson juga berfungsi sebagai rumah bagi satwa liar. Alur pada permukaannya diharapkan dapat mendorong pertumbuhan alga dan keanekaragaman hayati.

Mariterra dirancang sebagai kawasan hijau dengan promenade tepi laut, taman, marina, toko ritel, restoran, dan ruang budaya. Setiap struktur di Mariterra dirancang agar dapat ditinggikan jika permukaan laut naik. Pelabuhan ini memiliki dermaga bergerak yang dapat disesuaikan dengan permukaan laut untuk mencegah banjir pesisir.

Meskipun proyek Mariterra sukses dan propertinya terjual habis sebelum peresmian, muncul pertanyaan tentang apakah perluasan 3% ini akan cukup untuk masa depan. Reklamasi lahan hanya dapat dilakukan hingga kedalaman tertentu, dan Mariterra sudah mencapai kedalaman 50 meter di bawah permukaan laut. Hal ini mungkin menjadikan Mariterra sebagai proyek reklamasi lahan terakhir Monako.

Dengan populasi global yang diperkirakan mencapai 10 miliar dalam 75 tahun ke depan, Monako perlu mencari solusi inovatif untuk memenuhi kebutuhan ruangnya. Salah satu solusinya adalah membangun kota terapung, seperti yang telah dilakukan oleh Maladewa. Kota terapung terdiri dari pulau-pulau heksagonal yang terhubung yang ditambatkan ke dasar laut dengan tiang baja.

Solusi lain adalah membangun lebih tinggi. Monako sudah memiliki gedung pencakar langit, tetapi pembangunan menara serupa mungkin tidak memungkinkan karena geologi yang menantang dan keterbatasan ruang. Selain itu, gedung pencakar langit dapat merusak pemandangan pantai.

Masa depan Monako masih belum pasti, tetapi Mariterra adalah contoh dari apa yang dapat dicapai dengan inovasi dan teknologi. Proyek ini memadukan diri dengan mulus ke garis pantai dan memberikan solusi untuk masalah perumahan negara itu untuk saat ini. Mariterra adalah standar emas baru untuk reklamasi lahan yang dapat diadopsi di seluruh dunia.

Terbaru

  • Inilah 6 SMA Swasta Terbanyak Masuk PTN dan Kampus Luar Negeri
  • Cara Didik Anak agar Disiplin dan Bertanggung Jawab atas Tindakannya
  • Apa itu Badan Otorita Pengelola Pantai Utara Jawa (BOP Pantura)?
  • Contoh Makalah K3: Apa itu Sertifikasi K3?
  • Cara Cek Bansos September 2025
  • Ini Jadwal Kereta Bandara Adi Soemarmo Agustus 2025
  • Apa itu Jabatan Fungsional Penggerak Swadaya Masyarakat Ahli Pertama?
  • Cagongjok: Budaya Memalukan Korea, Ketika Kafe Jadi Kantor dan Ruang Belajar
  • Pengertian Anomali Brainrot
  • Penemuan DNA Denisovan Manusia Purba Amerika
  • SpaceX Akan Luncurkan Pesawat Rahasia X-37B Space Force Amerika
  • Biawak: Antara Hama dan Penjaga Ekosistem
  • Ini Profil Komjend Dedi Prasetyo Wakapolri Baru
  • Fraksi PKB DPRD Pati Tetap Selidiki Dugaan Pelanggaran Kasus RSUD Pati
  • Fraksi PKB Kritik Penggunaan Anggaran Prabowo, Fokus pada Fasilitas Publik
  • Inilah Syarat Nilai Minimal Raport Pendaftar SNBP 2026
  • Kemendikdasmen Sangkal Isu PPG Guru Tertentu Tidak Ada Lagi
  • Ini Struktur Kurikulum Kelas 5 SD/MI Sederajat Menurut Permendikdasmen No 13 Tahun 2025
  • Ini Struktur Kurikulum Kelas 3 dan 4 SD/MI Menurut Permendikdasmen No 13 Tahun 2025
  • Inilah Struktur Kurikulum Kelas 3 dan 4 SD/MI Menurut Permendikdasmen No 13 Tahun 2025
  • Ilmuwan Colorado University Bikin Particle Collider Mini, Bisa Atasi Kanker
  • Inilah Susunan Upacara Hari Kemerdekaan RI 17 Agustus di Istana Negara
  • FAKTA: Soeharto Masih Komandan PETA Saat Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945
  • Materi Tes CPNS 2025: Fungsi dan Wewenang DPR/DPD
  • Cara Menjadi Siswa Eligible Daftar SNBP 2026 Terbaru!
  • Pendaftaran PPG Guru Tertentu 2025 Diperpanjang, Ini Syarat dan Caranya!
  • Struktur Kurikulum Kelas 2 SD/MI Menurut Permendikdasmen No 13 Tahun 2025
  • Ini Struktur Kurikulum Kelas 1 SD/MI Menurut Permendikdasmen No 13 Tahun 2025
  • Ini Struktur Kurikulum PAUD & TK Sederajat Menurut Permendikdasmen No 13 Tahun 2025
  • Butuh Beasiswa? Ini Beasiswa Alternatif KIP Kuliah Tahun 2025 untuk Jenjang S1
  • Inilah 6 SMA Swasta Terbanyak Masuk PTN dan Kampus Luar Negeri
  • Cara Didik Anak agar Disiplin dan Bertanggung Jawab atas Tindakannya
  • Apa itu Badan Otorita Pengelola Pantai Utara Jawa (BOP Pantura)?

©2025 emka.web.id | Design: Newspaperly WordPress Theme