
Hal itu dikemukakan oleh Ketua Tanfidziyah PCNU Lasem KH Shalahudin Fattawi, Selasa (28/7). Ia berpendapat, tidak seharusnya Nahdlatul Ulama membuat organisasi baru sebagai tandingan untuk menggantikan PMII. Yang sudah semestinya membuat organisasi tandingan dan meninggalkan PMII adalah mereka yang tidak tahu sejarah NU dan PMII. "NU tidak perlu membuat ormas kemahasiswaan tandingan. Sampai kapan pun PMII itu milik NU dan akan tetap menjadi ‘badan otonom’ NU. Yang seharusnya sedikit tahu diri adalah mereka yang nggak ngerti sejarah NU,” ujarnya. Pria yang akrab disapa Gus Din itu mengingatkan, pada momentum Muktamar Ke-33 NU di Jombang, sudah seharusnya PMII membuka catatan lama dimana PMII dilahirkan. Ia juga menyinggung apakah pengurus PMII yang sekarang bisa menceritakan secara gamblang mengenai sejarah PMII dan NU. "Kalau para pengurus pusat PMII tahu sejarah dengan benar pasti mereka tahu untuk apa mereka dibentuk dan didirikan,” imbuh Gus Din. Shalahudin berharap, PMII harus tetap di NU dan menjadi bagian NU sampai kapan pun. Kalau ada yang harus mendirikan organisasi kemahasiswaan yang baru, ia berharap itu bukan NU. Seperti diketahui, PMII yang menyatakan independen pada 1972 pada Muktamar NU di Jombang awal Agustus ini diusulkan kembali menjadi badan otonom NU. Hal itu untuk menjawab kekosongan organisasi kemahasiswaan yang resmi di bawah naungan organisasi NU selama ini. (Ahmad Asmu’i/Mahbib) Sumber: NU Online